Antropologi? Banyak orang yang masih asing dengan istilah tersebut. Bahkan beberapa orang menganggap antropologi sama dengan ilmu sosiologi. Hal ini tidak mengherankan, karena antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang terbilang muda. Antropologi pertama kali muncul pada abad ke-19 hingga awal abad ke 20, dimana para antropolog saat itu memfokuskan perhatiannya pada keunikan dan keanekaragaman kebudayaan yang ada di dunia, khususnya di luar benua eropa. Perkembangan dan sejarah antropologi sebagai ilmu pengetahuan melalui empat fase, yaitu fase pertama (sebelum 1800), fase kedua (pertengahan abad ke 19), fase ketiga (permulaan abad ke-20) dan fase keempat (sesudah kira-kira 1930). Secara etimologis antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu/pengetahuan. Akan tetapi pengertian tersebut masih sangat umum, karena studi tentang manusia juga dilakukan oleh sosiologi, ekonomi, psikologi, bahkan ilmu kedokteran. Oleh karena itu, berikut kan dijabarkan pengertian antropologi menurut beberapa ahli.
- Keesing & Keesing, antropologi merupakan studi mengenai manusia, baik kedudukannya sebagai bagian dari dunia binatang maupun kedudukannya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat.
- William A. Havilan: anteropologi adalah setudi tentang manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manuusia dan perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian yang lengkkap tentang keanekaragaman manusia.
- David hunter: antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingin tahuan yang tidak terbatas tentang manusia.
- Koentjaraninggrat: antropologi adalah imu yang mempelajari manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka waarna, bentuk fisik masyarakat, serta kebudayaan yang di hasilkan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa objek kajian dari antropologi adalah manusia dari aspek fisik/biologis, serta manusia dalam aspek sosial-budaya, atau dengan kata lain lapangan perhatian antropologi meliputi dua bagian besar yaitu kajian manusia secara fisik/biologis dan sosial budaya.
Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya, penggunaan konsep dalam antropologi adalah penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan dengan baik merupakan tujuan dari setiap disiplin ilmu. Benar menurut Keesing yang mengemukakan tidak ada dua ahli antropolgi yang mempuyai pendapat sama persis atau menggunakan simbol-simbol atau konsep-konsep yang sama. Terdapat tujuh kelompok pengertian kebudayaan yaitu:
- Kelompok kebudayaan sebagai keseluruhan kompleks kehidupan manusia.
- Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi.
- Kelompok kebudayaan sebagai cara dan aturan termasuk cita-cita, nilai-nilai dan kelakuan.
- Kelompok kebudayaan sebagai keterkaitan dalam proses-proses psikologis.
- Kelompok kebudayaan sebagai struktur atau pola-pola organisasi kebudayaan.
- Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia.
- Kelompok kebudayaan sebagai system symbol.
Menurut Koentjaraningrat, terdapat lima bagian dalam ilmu antropologi yaitu:
- Paleoantropologi : ilmu bagian antropologi yang memfokuskan kajiannya mengenai sejarah munculnya umat manusai serta perkembangan manusia sejak awal hingga terbentuknya manusia modern.
- Antropologi fisik/biologi/ragawi/somatology : memfokuskan perhatian pada adanya kenyataan bahwa makhluk manusia secara fisik mempunyai aneka ragam bentuk dan rasnya.
- Etnolinguistik : mempelajari mengenai aneka warna dan perkembangan bangsa masyarakat di dunia, misalnya mempelajari tentang ciri tata bahasa masyarakat
- Pre-histori : mempelajari sejarah perkembangan manusia jauh mengenal tulisan.
- etnologi : ilmu bagian antropologi yang mempelajari berbagai kebudayaan masyarakat yang ada di dunia.
Dalam perkembangannya, antropologi tidak hanya mengkaji manusia dan kebudayaannya, akan tetapi antropologi telah merambah ke bidang-bidang lain seperti kesehatan, politik, agama, gender, dan sebagainya. Pada bidang-bidang tersebut seringkali terdapat masalah-masalah sosial atau fenomena sosial yang dihadapi oleh suatu masyarakat dalam kebudayaan tertentu, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa peranan antropologi adalah sebagai motor pembangunan dan membantu meneliti masalah-masalah masyarakat guna memperlancar pelaksanaan pembangunan oleh ahli lain dalam berbagi disiplin ilmu. Dalam penyelesaian masalah kehidupan sosial, antropologi memakai budaya atau mengedepankan budaya dalam menyelesaikan masalah kehidupan sosial. Adapun peran dan fungsi antropologi lainnya adalah:
- Melihat dengan jelas tentang manusia, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok masyarakat.
- Mampu mengkaji kedudukan menusia dalam masyarakat dan dapat melihat dunia atau budaya lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
- Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.
- Lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala sisial masyarakat yang makin kompleks.
- Menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan penciptaan teori-teori tentang asal-usul kepercayaan, keluarga, perkawinan, perilaku bernegara, dan sebagainya.
Daftar Pustaka
Koenjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta: Universitas Indonesia (UI Press)
Koenjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta
Marzali, Amri. 2002. Ilmu Antropologi Terapan Bagi Indonesia yang Sedang Membangun.Universitas Indonesia
Mujianto, Yan,dkk. 2010. Pengantar Ilmu Budaya. Yogyakarta: Pe;angi Publising.
https://blog.unnes.ac.id/sitimukharomah31/