Jika peziarah itu nekat melawan aturan tersebut, banyak orang percaya senjata berupa wesi aji atau besi bertuah akan hilang kesaktiannya.
“Setiap peziarah kita tanyakan dan kita beri pesan, jika membawa besi berharga atau senjata pusaka, tolong ditinggalkan di pos pendaftaran ziarah, ungkap R. Prayitno yang merupakan juru kunci Makam Sunan Kalijogo saat ditemui hamba allah di Kompleks Makam Sunan Kalijogo, Demak,
Berdasarkan pengalamannya, Prayitno mengungkapkan ada beberapa peziarah yang nekat dan mengindahkan aturan tersebut. Tak ayal beberapa senjata atau pusaka mereka langsung hilang kesaktiannya atau qodam-nya.
“Kalau nekat ya sudah. Kalau hilang qodam-nya yang kita tidak bisa mengembalikan qodam-nya ke pusakanya lagi. Yang penting kami sudah menasehati tapi kalau tidak mau menuruti yang tanggung sendiri risikonya, ungkapnya.
Banyak yang percaya yang membuat kesaktian pusaka hilang adalah makam Empu Supo. Adik ipar kanjeng Sunan Kalijaga yang merupakan sesepuh atau resi pembuat senjata atau pusaka raja-raja Jawa dan dikenal mempunyai senjata ampuh dan sakti.
Diyakini keahlian Empu Supo yang hingga saat tidak ada tandingannya, sehingga senjata jenis apapun luntur keampuhanny
Tempe merupakan bahan pangan yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Kandungan protein dan seratnya yang tinggi sangat cocok sebagai penyeimbang kebutuhan serat dan protein tubuh kita. Meskipun tergolong sebagai bahan pangan tradisional, tempe masih banyak digemari oleh masyarakat kita. Terutama bagi vegetarian yang membutuhkan protein nabati sebagai pengganti protein hewani.
Tahukah Anda bahwa pembuatan tempe sendiri tidaklah sulit. Berikut ini akan dijelaskan tentang proses membuat tempe kedelai.
Bahan Pembuatan Tempe:
1. Kedelai Putih 5 Kg
2. Bibit tempe/Ragi Tempe 5gr
3. Air bersih
Alat-alat Pembuatan Tempe:
1. Panci
2. Kompor
3. Tampah 2 buah
4. Ember Plastik
5. Plastik Pembungkus
6. Kertas dan daun pisang
Proses Pembuatan Tempe Kedelai :
– Siapkan Alat dan Bahan
– Pilih kedelai untuk mendapatkan kedelai terbaik dengan cara dipilah dan membuang yang jelek.
– Bersihkan/cuci kedelai dengan air bersih
– Rebus kedelai yang telah dicuci kedalam air selama 30 menit, angkat dan dinginkan. Biarkan kedelai masih dalam tempat dan air rebusannya.
– Tambahkan 10ml asam laktat/liter air perebus (untuk memperoleh pH=5) selama 12 jam untuk mendapatkan kualitas tempe terbaik.
– Cuci dan buang kulit kedelai dan rebus kembali dengan air bersih selama 90 menit, angkat dan tiriskan
.
– Setelah ditiriskan dan dingin sempurna, tambahkan ragi tempe dan aduk hati-hati secara merata.
– Bungkus kedelai dengan plastik transparan atau dengan kertas dan daun pisang. Jika menggunakan plastik, tusuk plastik dengan lidi secara merata untuk ventilasi saat fermentasi.
– Simpan selama 23-30 jam sampai peragian berjalan sempurna.
– Tempe siap diolah atau dipasarkan.
Wayang kulit adalah kesenian tradisional Indonesia yang tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat jawa. Kesenian ini banyak ditampilkan ketika ada sebuah perhelatan seperti pesta dan sebagainya. Ternyata, wayang kulit tidak hanya dijadikan sebagai sebuah pertunjukan melainkan juga digunakan sebagai media untuk permenungan menuju roh spiritual para dewa.
Wayang kulit diyakini sebagai awal dari berbagai jenis wayang yang berkembang saat ini. Wayang jenis ini terbuat dari lembaran kulit kerbau yang sudah dikeringkan sebelumnya. Wayang kulit dibentuik sedemikian rupa agar membuat geraknya menjadi dinamis.
Pada bagian siku-siku tubuhnya disambung dengan menggunakan sekrup yang terbuat dari tanduk kerbau. Lalu bagaimanakah sebenarnya asal mula dari Kesenian wayang kulit ini? Siapa pencetus pertamanya? Berikut ini adalah ulasannya.
Asal mula kesenian wayang kulit ini, tidak lepas dari sejarah wayang itu sendiri. Wayang berasal dari sebuah kalimat yang berbunyi “Ma Hyang” yang berarti berjalan menuju yang maha tinggi (bisa diartikan sebagai roh, Tuhan, ataupun Dewa). Akan tetapi, sebagian orang mengartikan bahwa wayang berasal dari bahasa jawa yang berarti bayangan.
Hal tersebut dikarenakan ketika penonton menyaksikan pertunjukan ini mereka hanya melihat bayangan yang digerakkan oleh para dalang yang juga merangkap tugas sebagai narator. Dalang merupakan singkatan dari kata-kata ngudhal piwulang.
Ngudhal berarti menyebarluaskan atau membuka dan piwulang berarti pendidikan atau ilmu. Hal tersebut menegaskan bahwa posisi dalang adalah sebagai orang yang mempunyai ilmu yang lebih serta membagikannya kepada para penonton yang menyaksikan pertunjukan wayang tersebut.
Sementara itu, untuk asal usul dari sejarah wayang kulit ini belum ada bukti yang konkret. Ada yang mengatakan bahwa wayang kulit ada sebelum abad pertama yang bertepatan dengan munculnya ajaran Hindu dan Budha ke area Asia Tenggara. Hal ini dipercaya sebagai asal mula munculnya wayang kulit datang dari India ataupun Tiongkok.
Itu dikarenakan kedua negara tersebut mempunyai tradisi yang telah berjalan secara turun temurun mengenai penggunaan bayangan boneka atau pertunjukan secara keseluruhan. Selain itu, Jivan Pani juga pernah mengeluarkan pendapat bahwa wayang berkembang dari dua jenis seni yang berasal dari Odisha, India Timur. Kesenian tersebut adalah Ravana Chhaya yang merupakan teater boneka dan tarian Chhaku.
Ada sebuah catatatan sejarah pertama mengenai adanya pertunjukan wayang. Hal ini mengacu pada sebuah prasasti yang dilacak berasal dari tahun 930 yang mengatakan si Galigi mawayang. Saat itulah sampai sekarang beberapa fitur teater boneka tradisional tetap ada. Galigi adalah seorang penampil yang sering diminta untuk menggelar sebuah pertunjukan ketika ada acara ataupun upacara penting.
Ketika itu, dirinya biasa membawakan sebuah cerita tentang Bima, yaitu ksatria dari kisah Mahabharata. Penampilan dari Galigi ini tercatat dalam kakawin Arjunawiwaha yang dibuat oleh Mpu Kanwa pada tahun 1035. Di dalamnya mendeskripsikan bahwa Galigi adalah seorang yang cepat dan hanya berjarak satu wayang dari Jagatkarana. Kata Jagatkarana merupakan sebuah ungkapan untuk membandingkan kehidupan nyata kita dengan dunia perwayangan. Jagatkarana ini mempunyai arti penggerak dunia atau dalang terbesar hanyalah berjarak satu layar dari kita.
Meskipun tidak banyak literatur yang menjelaskan mengenai asal mula kesenian wayang kulit ini, namun seni wayang ini telah diakui sebagai karya kebudayaan yang amat berharga di bidang narasi oleh UNESCO di tanggal 7 November 2003. Hal tersebut mungkin dikarenakan bagi UNESCO dari seluruh jenis wayang yang ada, wayang kulitlah yang menjadi salah satu wayang yang paling dikenal di Indonesia.
Ada banyak karakter yang terdapat dalam wayang. Nah di dalam salah satu karakter yang ad di wayang Jawa hidup sebuah karakter yang disebut Punakawan. Punakawan ini terdiri atas empat orang dan selalu dianggap sebagai pengikut jenaka dari pahlawan yang menjadi karakter utama dalam sebuah cerita. Keempat orang tersebut adalah Semar yang juga dikenal sebagai Ki Lurah Semar, Petruk, Gareng serta Bagong. Semar digambaran sebagai sosok personifikasi dewa, dan kadang juga digambarkan sebagai arwah penjaga pintu dari Pulau Jawa itu sendiri. Di dalam mitologi Jawa, dewa-dewa yang ada tersebut hanya mampu untuk mengubah diri mereka menjadi manusia yang jelek. Hal itulah yang menyebabkan sosok Semar selalu jelek dan gendut serta mempunyai hernia yang menggantung.
Sedangkan, dalam asal mula kesenian wayang kulit, wayang kulit ini terbagi ada beberapa jenis. Salah satunya adalah wayang kulit Gagrag Banyumas. Wayang kulit yang satu ini mempunyai gaya pendalangan yang dikenal dengan sebutan pakeliran. Gaya ini dinilai sebagai cara untuk mempertahankan diri. Perawatan serta kualitas yang mereka tunjukkan di atas panggung selalu menunjukkan hal lain. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam pakeliran ini antara lain lakon, sabet (gerakan yang akan dilakukan para wayang, catur (narasi dan percakapan antara karakter. Serta karawita yang berarti musik.
Selain Gagrag Banyumas, ada juga pembagian wayang kulit jenis lain yaitu wayang kulit Banjar. Sesuai dengan namanya, wayang kulit jenis ini berkembang di Banjar, Kalimantan Selatan. Sejaka awal abad ke-14, masyarakat Banjar memang sudah mengenal kesenian wayang kulit ini. Pertanyaan tersebut semakin diperkuat ketika Majapahit akhirnya berhasil menduduki beberapa bagian wilayah Kalimantan serta membawa misi untuk menyebarkan agama Hindu dengan menggunakan pertunjukan wayang kulit sebagai strateginya. Contoh lain dari jenis wayang kulit adalah wayang siam yang terkenal di Kelantan, Malaysia. Wayang Siam ini meupakan pertunjukan wayang one man show. Bahas yang digunakan dalam pertunjukan tersebut adalah bahasa Melayu. Akan tetapi, tidak ada bukti yang jelas mengenai awal kemunculan wayang siam ini. Banyak yang kemudian berpendapat bahwa kesenian tersebut berasal dari Jawa, karena mengikuti simbol-simbol yang sangat bercorak Jawa.
Ketika itu minat dari masyarakat dan pemuda sangat besar untuk menyaksikan pertunjukan wayang kulit ini. Akan tetapi, di zaman sekarang ketertarikan anak muda akan kesenian yang satu ini sangatlah rendah. Hal itu dikarenakan maraknya permainan berbasis teknologi yang biasa mereka mainkan. Meskipun demikian, masih ada juga orangtua yang aktif mengajarkan anak mereka untuk mencintai salah satu kesenian tradisional ini. Hal itu sangat dibutuhkan untuk mempertahankan kesenian ini agar tidak habis ditelan zaman.
2. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara
Maksunya Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak).
3. Sura Dira Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
Artinya segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.
4. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha
Artinya Berjuang tanpa perlu membawa massa, Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan, kekayaan atau keturunan, Kaya tanpa didasari kebendaan.
5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.
6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman
Jangan mudah terheran-heran, Jangan mudah menyesal, Jangan mudah terkejut- kejut, Jangan mudah kolokan atau manja.
7. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.
8. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah, jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.
9. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo.
Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.
10. Aja Adigang, Adigung, Adiguno
Maksudnya adalah Jaga kelakuan / tatakrama, jangan sombong dengan kekuatan, kedudukan, ataupun latarbelakangmu.
11. Alon-alon waton klakon
Filosofi ini sebenarnya berisikan pesan tentang safety/keselamatan. Padahal kandungan maknanya sangat dalam. Filosofi ini mengisyaratkan tentang kehati-hatian, waspada, istiqomah, keuletan, dan yang jelas tentang safety.
12. Nerimo ing pandum.
Makna dari kata tersebut mengandung Arti yang mendalam menunjukan pada sikap Kejujuran, keiklasan, ringan dalam bekerja dan ketidakinginan untuk korupsi.
Inti filosofi ini adalah Orang harus iklas menerima hasil dari usaha yang sudah dia kerjakan.
13. Saiki jaman edan yen ora edan ora komanan, sing bejo sing eling lan waspodo.
Artinya sekarang zaman edan, yang gak enda gak bakal kebagian; Hanya orang yang ingat kepada Allah yang beruntung. disini saja juga tidak cukup dan waspada terhadap duri-duri kehidupan yang setiap saat bisa datang dan menghujam kehidupan, sehingga bisa mengakibatkan musibah yang berkepanjangan.
14. Mangan ora mangan sing penting ngumpul.
Artinya Makan tidak makan yang terpenting adalah dapat berkumpul (kebersamaan).
Filosofi ini adalah sebuah peribahasa. Kalimat peribahasa tidaklah tepat kalau diartikan secara aktual. Filosofi ini sangat penting bagi kehidupan berdemokrasi. Kalau bangsa kita mendasarkan demokrasi dengan falsafah diatas saya yakin negara kita pasti akan aman, tentram dan sejahtera. Istilah “Mangan ora mangan” melambangkan eforia demokrasi, yang mungkin satu pihak mendapatkan sesuatu (kekuasaan) dan yang lain pihak tidak. Yang tidak dapat apa-apa tetap legowo atau menerima dengan lapang dada.
TAHAPAN AWAL
Proses pembuatan genteng diawali dengan pengolahan bahan mentah berupa tanah
Pengambilan tanah sebagai bahan baku genteng harus berasaskan kelestarian lingkungan
Bagian lapisan paling atas dari tanah yaitu bunga tanah tidak digunakan sebagai bahan pembuat genteng, hal ini dikarenakan kandungan humus dan unsur hara yang sangat baik untuk tanaman.
Pengambilan tanah dilakukan dengan cara menyingkirkan lapisan bunga tanah, dan tanah yang diambil adalah tanah dibagian bawah bunga tanah yaitu kurang lebih kedalaman 25 cm dari permukaan tanah.
Pengambilan pun dijaga supaya tidak lebih dari kedalaman satu meter sebagai upaya terhadap pelestarian lingkungan.
Proses selanjutnya adalah pembersihan tanah dari material-material pengotor seperti batu, plastik, sampah dll.
Setelah cukup bersih tanah kemudian diaduk dengan menambahkan air.
PENGOLAHAN TANAH LIAT
Setelah didapatkan tanah liat, proses selanjutnya adalah penggilingan.
Tujuan dari proses ini adalah untuk memperoleh tanah liat yang homogen dengan partikel-partikel yang lebih halus dan merata.
Proses penggilingan dilakukan dengan cara memasukkan tanah liat ke dalam mesin penggiling tanah atau lebih dikenal dengan nama molen,
pada proses ini juga ditambahkan sedikit pasir laut.
Tujuan penambahan pasir laut adalah supaya tanah tidak terlalu lembek sehingga mempermudah proses penggilingan.
Penggilingan berlangsung dalam waktu yang singkat dengan output berupa tanah liat yang telah tercetak kotak-kotak sesuai dengan ukuran genteng yang akan dibuat. Kotak-kotak tanah liat ini biasa dinamakan keweh.
Keweh inilah yang pada nantinya merupakan bahan baku sebagai pembuatan genteng.
PENCETAKAN GENTENG
Proses selanjutnya adalah pencetakan genteng.
Pencetakan genteng dilakukan dengan cara memasukkan keweh ke dalam mesin cetak berupa mesin press ulir. Sebelum dimasukkan, pipihkan dulu kuweh dengan cara dipukul-pukul dengan kayu atau biasa dikenal dengan gebleg. Tujuan dari gebleg adalah mendapatkan keweh yang padat dan juga sesuai dengan ukuran mesin press.
Output dari mesin press ini berupa genteng basah dengan bentuk yang masih belum rapi.
Proses selanjutnya adalah perapihan dimana bagian tepi genteng diratakan dan dibersihkan dari sisa-sisa tanah liat yang masih menempel akibat proses pengepressan.
PENGERINGAN
Ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam proses pengeringan genteng.
Yang pertama adalah proses pengeringan dengan cara diangin-anginkan. Dimana genteng hasil pengepressan diletakan di dalam rak dalam waktu 2 hari.
Proses pengeringan selanjutnya adalah pengeringan dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan cara menjemur genteng secara langsung di bawah terik matahari selama kurang lebih 6 jam.
PROSES PENGERINGAN
Pengeringan genteng selanjutnya berlangsung di dalam tungku. Pengeringan dalam tungku berlangsung selama 2 hari atau 48 jam. Pengeringan dilakukan dengan cara memasukkan genteng ke dalam tungku kemudian dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar berupa kayu. Pengeringan ini merupakan pengeringan tahap akhir. Pengeringan ini juga sebagai pra pembakaran.
Proses selanjutnya adalah pembakaran. Pembakaran berlangsung selama 12 jam dimana suhu ditingkatkan sampai dengan kurang lebih 800 derajat celcius kemudian ditahan pada suhu tersebut.
PENGGLASURAN
Output dari tungku adalah genteng yang siap pakai, setelah disortir terlebih dahulu tentunya. Untuk genteng ini biasa dinamakan genteng natural, tergantung dari jenisnya. Pada proses kali ini adalah proses untuk pembuatan genteng morando, so dinamakan genteng morando natural.
Untuk proses selanjutnya adalah pengglasuran. Glassur berasal dari kata glass yang berarti kaca secara harfiah dapat juga dikatakan proses pengglasuran adalah penambahan lapisan kaca pada permukaan genteng, relatif sama dengan proses coating.
Tujuan dari pengglasuran adalah supaya kenampakan genteng yang lebih indah dan artistik.
Disamping itu dengan adanya lapisan glassur juga dapat menghindarkan genteng dari lumut.
Bahan utama glassur adalah lead oksid atau pbo dengan penambahan matrik berupa fritz atau tepung kaca, penambahan sedikit kwarsa akan meningkatkan kekerasan.
Bahan bahan glasur diaduk dengan air sebagai bahan pelarut sampai merata. Adonan bahan glasur kemudian dituangkan ke atas permukaan genteng dengan ketebalan tertentu.
Diamkan beberapa saat kemudian masukkan kedalam tungku untuk proses pembakaran tahap 2.
PEMBAKARAN TAHAP II
Proses selanjutnya adalah pembakaran tahap ke 2. Genteng natural yang telah dilapisi bahan glazur segera dimasukkan ke dalam tungku untuk mengalami proses pembakaran. Pembakaran tahap 1 dan 2 relatif sama yang membedakan adalah pada proses pembakaran tahap 2 tidak didahului dengan penggarangan. Pembakaran tahap 2 berlangsung selama 13 jam dengan suhu pembakaran dijaga supaya konstan pada suhu 900 derajat celcius.
TAHAPAN TERAKHIR
Tahap yang terakhir pada proses produksi genteng glasur adalah finishing. Output dari pembakaran tahap 2 berupa genteng glasur yang belum rapi, oleh karena itu diperlukan finishing sebelum genteng siap dipasarkan. Finishing yang dilakukan meliputi pengikiran pada tepi genteng, pengikiran bertujuan untuk merapikan permukaan genteng. Kemudian pengecatan yang bertujuan untuk menutupi bagian samping genteng yang tidak dapat tertutup oleh lapisan glasur. Dan yang terakhir adalah pengepakan, genteng diikat dengan striping band dengan jumlah sepuluh, selain supaya rapi pengepakan ini juga akan memudahkan pengangkutan genteng.
BAHAN BAKU UNTUK MEMBUAT BATU BATA
-Tanah Liat
-Air
-Abu
ALAT-ALAT UNTUK MEMBUAT BATU BATA
-Cangkul
-Pencetak Batu Bata
-Mesin Penggiling batu bata
-Mesin Pembakar / Tungku Pembakaran
-Kayu Bakar / batu bara
PROSES CARA MEMBUAT BATU BATA
TAHAP-TAHAP PEMBAKARAN BATU BATA MENTAH
Vihara Buddhagaya Watugong adalah sebuah Vihara yang diresmikan pada 2006 lalu dan dinyatakan MURI sebagai pagoda tertinggi di Indonesia. Vihara Buddhagaya Watugong terletak 45 menit dari pusat Kota Semarang. Vihara ini memiliki banyak bangunan dan berada di area yang luas.
Ikon paling terkenal dari Vihara Buddhagaya ini adalah Pagoda Avalokitesvara atau biasa disebut Pagoda Metakaruna yang berarti pagoda cinta dan kasih sayang. Pagoda ini didirikan untuk menghormati Dewi Kwan Sie Im Po Sat yang dipercaya oleh umat Buddha sebagai dewi kasih sayang. Pagoda Avalokitesvara mempunyai tinggi 45 meter dan terdiri dari 7 tingkat yang menyempit ke atasujuh tingkat ini dimaknakan sebagai kesucian yang akan dicapai oleh pertapa setelah mencapai tingkat ke tujuh. Pagoda Avalokitesvara yang identik dengan perpaduan warna merah dan kuning khas bangunan Tiongkok ini diresmikan oleh MURI sebagai pagoda tertinggi di Indonesia pada tahun 2006.
Pada tingkat ketujuh terdapat patung Amitaba, yakni guru besar para dewa dan manusia. Dibagian puncak pagoda terdapat Stupa untuk menyimpan relik (butir-butir mutiara) yang keluar dari Sang Buddha. Bagian depan pagoda juga terdapat patung Dewi Welas Asih serta Sang Buddha yang duduk dibawah pohon Bodi.
Di Komplek Vihara juga terdapat cotage untuk para tamu menginap. Tepat di depan cotage terdapat BangunanDhammasala. Bangunan ini terdiri dari dua lantai, lantai dasar digunakan untuk ruang aula serbaguna yang luas dengan sebuah panggung didepannya sedangkan lantai atas untuk ruang Dhammasala.
Pada bagian tembok pagar disekiling dhammasala terdapat relief yang menceritakan tentang paticasamupada. Dengan melihat relief ini kita akan lebih mudah memahami konsep paticasamupada
Semuanya bagian dalam komplek Vihara ditata dengan rapi dipadukan dengan keasrian lingkungannya serta ditambah dengan keindahan arsitektur Tiongkok menjadikan tempat ini relatif menyenangkan untuk berziarah serta beribadah maupun sekedar mampir untuk istirahat melepas lelah karena dalam perjalanan.
Jika sedang berwisata ke Semarang, tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk mengunjungi salah satu obyek wisata Kota Semarang
Makanan yang satu ini sangat mudah di jumapi, biasanya dapat di beli di warung-warung. Namun taukah anda bahwa anda pun bisa membuat telur asin sendiri yang enak dan lezat. Ciri-ciri telur asin enak biasanya terlihat dari teksturnya yang “Masir” seperti pasir tidak menggumpal. Mau tau caranya? simak di bawah ini:
1. Cara Praktis (tidak pakai abu/ bubuk batu bata) namun dijamin tetap “Masir” Bahan:
Cara membuatnya:
2. Resep dengan bahan abu atau bubuk batu bata Bahan:
Alat :
Cara membuat:
15 buahTahu Putih Halus
3 butirKuning Telur
1 sdtBaking Powder Double Acting
3 sdtKaldu Bubuk
secukupnyaMinyak Goreng
Cuci tahu putih, kemudian hancurkan dan saring airnya dengan menggunakan kain / serbet bersih. Usahakan sampai seminimal mgkin kandungan airnya dan tinggal ampas seperti gambar.
Masukkan kuning telur, kaldu bubuk, dan Baking Powder Double Acting. Campur sambil diremas-remas untuk melembutkan adonan tahu. Jika tidak ada BPDA, bisa juga menggunakan baking powder biasa, tpi tambahkan stgh sdt lagi. kemudian tes rasa sesuai selera.
Setelah rasa nya pas, buat bulatan dengan menggunakan telapak tangan sampai permukaannya licin. Masukkan ke dalam wadah yang ada tutupnya, simpan dalam kulkas minimal 3-4jam. Tidak boleh masuk freezer ya.
Setelah 3 jam, keluarkan, biarkan 10 menit disuhu ruang. Sembari menunggu, panaskan minyak goreng smpai minyak panas, kemudian kecilkan api. Goreng tahu dalam minyak banyak menggunakan api sedang cenderung kecil, sambil diaduk2 agar bisa mengembang.
Lama menggorengnya kira2 10-15 menit. Setelah matang, sajikan bersama cabe ceplus atau sambal kecap. Happy cooking 😀