Bertepatan dengan Hari Keantariksaan, LAPAN mengajak masyarakat Indonesia untuk menyaksikan indahnya malam bertabur bintang pada pukul 20.00 sampai 21.00 malam nanti.
Pada saat tersebut langit mulai gelap total karena matahari telah jauh terbenam dan cahaya senja sudah menghilang. Sehingga, akan tampak galaksi Bima Sakti dengan ratusan miliar bintang membentang dari utara ke selatan.
“Kita bisa melihat Rasi Angsa (Cygnus) di utara dengan Segitiga Musim Panas (Summer Triangle), dan tiga bintang terang di sekitar Rasi Angsa yakni Vega, Deneb dan Altair,” kata Kepala LAPAN Thomas Djamaludin, Jumat (5/8/2016).
Lanjut Thomas, di langit selatan akan terlihat Rasi Layang-layang atau Salib Selatan (Crux) yang biasa digunakan sebagai penunjuk arah selatan. Demikian juga Rasi Kalajengking dengan bintang terang Antares persis di atas kepala.
Pada malam ini juga, bulan tidak akan muncul seperti biasanya sehingga masyarakat bisa menyaksikan planet Mars dan planet bercincin Saturnus bersanding dengan bintang raksasa Antares.
Untuk bisa menyaksikan fenomena langit bertabur bintang, LAPAN mengajak masyarakat mematikan lampu di luar ruangan untuk meminimalisir dampak polusi cahaya selama satu jam. Dengan begitu dampak dari cahaya lampu tidak akan menghalangi pandangan keindahan malam dan mengalahkan cahaya bintang.
Miliaran gugus bintang yang redup seperti Sungai Perak atau disebut Gingga dalam bahasa Jepang, Jalur Susu (Milky Way), atau Selendangnya Bima Sakti seakan menghilang dari pandangan karena polusi cahaya tersebut.
Dengan adanya momentum ini diharapkan dapat membangun kesadaran publik tentang pentingnya menyelamatkan langit dari polusi cahaya yang telah menyita keindahan langit malam sekaligus dapat menghemat penggunaan energi listrik.