Berita mengenai Google atas Google Maps yang telah menghapus nama Palestina, dari layanan peta milik mereka dengan mengganti nama Israel menyita perhatian warga dunia.
Insiden tersebut, menuai kecaman dari seluruh masyarakat seluruh dunia dan bahkan melakukan petisi menyerukan agar Palestina segera dikembalikan dalam Google Maps.
Menanggapi hal itu, pihak Google berkilah telah menemukan kesalahan yang menyebabkan nama Palestina yang dihapus dari Maps, dan menjelaskan atas keprihatinan wartawan di Gaza.
“Kami menemukan sebuah bug yang dihapus label untuk “Tepi Barat” dan “Jalur Gaza”, tidak pernah ada label Palestina di Google Maps,” kata juru bicara Google seperti dikutip dari Huffingtonpost, Kamis (11/8/2016).
Mereka mengklaim telah terjadi kesalahan teknis dan pihaknya sedang berusaha dan bekerja dengan cepat mengembalikan nama label ke daerah tersebut.
Sementara, berdasarkan laporan Washington Post menunjukkan Google Maps yang menghapus label Palestina dari peta dan MakeMac juga menemukan hal sama di layanan Apple Maps.
Kini ribuan orang telah menandatangani petisi yang mendesak Google untuk segera mengembalikan Palestina pada layanan Google Maps yang telah diganti nama dengan mengakui Israel.
Wartawan lokal setempat mengecam langkah tersebut sebagai bentuk upaya gagal yang bertujuan memalsukan sejarah dan geografi.
Seluruh masyarakat dunia bereaksi dan mengecam, bahkan membuat petisi online melalui Change.org, kini lebih dari 250 ribu orang menandatangani petisi yang berjudul “Google”.
“Masukan Palestina pada peta (Maps) Anda,” apakah Google Maps sengaja membuat ini, dan terlibat dalam pembersihan etnis pemerintah Israel dari Palestina baik sengaja atau tidak sengaja,” bunyi petisi tersebut.
Petisi ini digagas oleh Zak Martin, yang sangat menyesalkan penghilangan nama negara pengamat non-anggota PBB di peta dan sebagai “penghinaan pedih” ke Palestina.
Sementara aliansi Forum Jurnalis Palestina (PJF) menilai keputusan Google adalah bagian dari konspirasi skema Israel untuk negara zionis tersebut.
“Ini merupakan bagian dari skema Israel untuk membangun namanya sebagai negara yang sah untuk generasi yang akan datang dan menghapus nama Palestina,” ujarnya seperti dikutip oleh Middle East Monitor.
Kini petisi tersebut mengalami peningkatan dramatis dalam jumlah penandatanganan yang besar dalam beberapa hari terakhir setelah pernyataan oleh Forum Jurnalis Palestina (PJF).
Penghapusan nama Palestina tersebut juga dilakukan pada 25 Juli lalu. Kini mereka mendesak Google membalikkan nama Palestina sepenuhnya dari aplikasi Maps yang menunjuk semua wilayah Palestina sebagai milik Israel.
Mereka berpendapat, langkah Google sangat kontroversial bertentangan dengan semua norma dan konvensi internasional dan menekankan Google harus menarik kembali perubahan nama Palestina dalam Maps.
Forum tersebut juga menilai langkah penghapusan nama Palestina dari Google Maps itu dirancang untuk memutarbalikkan sejarah, geografi serta memalsukan hak rakyat Palestina atas tanah air mereka.
Pasalnya, Google telah gagal mengutak-atik sejarah Palestina dan Arab di mata dunia. Kini tidak ada Palestina di Google Maps. Saat kata kunci Palestine diketik, Google Maps mengarahkan pada Yerusalem dan Gaza.