Sejak diturunkannya Alquran berabad-abad lalu, manusia belum memahami bagaimana bisa muncul api di dasar laut. Teknologi modern saat ini dapat mengungkap fenomena alam tersebut.
Secara sains, Bumi yang dihuni manusia memiliki lapisan batu bagian luar yang terbagi menjadi beberapa lempengan. Lempengan tersebut terletak di lembah atau dasar samudra.
Lempengan dapat menahan lelehan bebatuan panas. Banyaknya air di lautan juga mampu meredam panas yang memiliki suhu lebih dari 10 ribu celcius.
Peneliti menggunakan kapal selam modern sanggup berada hingga kedalaman 2 mil di bawah laut. Peneliti kemudian menemukan bahwa terdapat lahar di dalam laut dengan suhu mencapai ribuan celcius.
Dijelaskan bahwa pada kedalaman satu mil di bawah laut, lahar letusan gunung api bisa meleleh keluar dan memanas hingga menyemburkan abu-abu vulkanik. Fenomena ini bisa terjadi di seluruh lautan.
Gunung-gunung api di dasar samudra jumlahnya lebih banyak dan lebih aktif dibandingkan dengan gunung-gunung api di atas daratan. Gunung api tersebut terbentang di sepanjang dasar samudra.
Dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube, peneliti juga dapat mengamati erupsi gunung api yang terletak di dalam laut. Aliran magma yang menyala-nyala tampak terlihat mengalir di bawah laut.
Alquran telah menjelaskan fenomena sains tersebut melalui Surat At-Tur. “1. Demi bukit (Sinai), 2. dan kitab yang ditulis, 3. pada lembaran terbuka, 4. demi Baitul Ma’mur (Kakbah), 5. demi atap yang ditinggikan (langit), (6) dan laut yang di dalam dasarnya ada api,” bunyi Surat At-Tur ayat 1-6.
Fakta bahwa terdapat api di dalam laut telah disebutkan dalam Alquran sejak 14 abad lalu, jauh sebelum manusia saat ini mengenal teknologi canggih.