Pada akhir tahun lalu, Badan Antariksa Amerika Serikat NASA mengumumkan bukti kuat air pernah mengalir di Planet Mars. Namun, studi baru tampaknya bertolak belakang dengan temuan tersebut.
Penelitian disebut sebagai penemuan ilmiah penting yang menegaskan adanya “jari kegelapan” terlihat di gambar Mars Reconnaissance Orbit (MRO). Pola tersebut kemungkinan dibuat oleh cairan bergerak atau di bawah permukaan Planet Merah. Akan tetapi, studi baru telah meragukan keaslian temuan, menunjukkan “jari kegelapan” mungkin tidak berisi air sama sekali.
Dilansir Daily Mail, Kamis (25/8/2016), Recurring Slope Lineae (RSL) muncul musiman di Mars, menyerupai garis-garis pasir basah. Garis-garis mengandung garam yang biasanya tertinggal ketika air menguap. Pengamatan yang dilakukan menggunakan MRO tidak memberikan bukti langsung dari air itu. Namun, sebuah studi baru dalam jurnal Geophysical Research Letters menunjukkan RSL mungkin tidak basah seperti yang dibayangkan.
Profesor Christopher Edwards dan Sylvain Piqueux dari Arizona State University memeriksa itu menggunakan instrumen pencitraan termal di Odyssey yang mengorbit Mars. Mereka menemukan RSL tidak berbeda dalam suhu tanah di sekitar mereka. Hasil penelitian menunjukkan kadar air dari jari-jari kegelapan antara 0,5 hingga 3 persen.
“Mengapa proses terjadi di daerah ini atau apa yang menyebabkan gelap ini, saya tidak berpikir jelas pada titik ini. Tapi untuk mengatakan zat cair, saya tidak berpikir itu keseluruhan cerita. Ini belum tentu meratakan cerita yang benar,” kata Profesor Edward kepada Washington Post.
Namun ia menambahkan, temuan mereka tidak mengesampingkan kesimpulan NASA tentang RSL, menambahkan bahwa mungkin ada sejumlah kecil garam hydrating air dalam tanah. Profesor Edward berpikir itu sekarang berharga mengingat mekanisme lain aliran zat cair untuk menjelaskan bagaimana mereka sampai di sana.
Bukti bahwa Mars memiliki air di masa lalu telah didokumentasikan dengan baik, tetapi apakah mungkin ada air yang masih mengalir di Planet itu pada hari ini. Es di kutub ditemukan di planet ini hampir empat dekade yang lalu, dan pola erosi pada permukaan sangat menyarankan sungai dan lautan mungkin telah ada di sana pada tahun-tahun awal.
Namun dengan gravitasi rendah dan atmosfer tipis diperkirakan air ini sebagian besar menguap ke angkasa, bukannya jatuh kembali ke bawah seperti yang terjadi di Bumi.