Kupu-Kupu Baja

November 18th, 2015 by Toni Catur Setiyadi No comments »

Kupu-Kupu Baja merupakan sebuah lagu yang dipopulerkan oleh Captain Jack, dan diciptakan oleh Momo yang merupakan vokalis dari Captain Jack. Berikut ini adalah lirik lagunya:

 

dia bercerita tentang hidupnya yang selalu terjajah..
dia sedih akan nasib kaumnya yang dianggap tak setara..

dan terpenjara,
diperlakukan tak adil,
dia tak bisa menerima karna dia berbeda..
berbeda…

aku tak akan lagi dianggap lemah,
dan dianggap tidak berdaya..
aku tak ingin lagi hidup terkekang,
dengan hanya sedikit pilihan, dengarkan aku berkata..

”aku bukan makhluk lemah yang harus dimanjakan,
ku bukan makhluk lemah yang selalu diperdaya,
makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja…

aku tak akan lagi menjadi korban egoisnya kaum yang kuat..
aku tak akan mau hanya dianggap pendamping yang selalu menurut..
lihatlah aku berubah..

”aku bukan makhluk lemah yang harus dimanjakan,
ku bukan makhluk lemah yang selalu diperdaya,
makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja…

selalu dianggap yang lebih kotor saat mereka berbuat lebih nista,
selalu dianggap hanya pelengkap dan penghias romantisme mereka,
selalu dianggap yang lebih lemah.. “kutak terimaaa..”

ku bukan makhluk lemah yang selalu memohon untuk dilindungi,
dan tak bisa sendiri, makhluk lemah ini telah bermetamorfosa jadi kupu kupu baja.

 

pesan yang dapat diambil :

Seberapa sulit menjadi “perempuan” di dalam dunia yang dikuasai laki-laki?, atau seberapa sulit menjadi orang “biasa” di dalam dunia yang dikuasai aturan-aturan yang mengekang kalian agar tidak menjadi sekedar orang “biasa”?.

Apa pernah dibenak kalian pertanyaan seperti ini?, atau tidak sama sekali, dan kalian cuma tunduk diam lalu menikmati hidupapa adanya tanpa berani melawan,membantah, atau bahkan sekedar bertanya “apa ada yang salah dengan budaya ini?”.

Kumpulan huruf dalam “Kupu-Kupu Baja” hanyalah sebuah cerita dari banyak manusia yang sudah muak dengan budaya Partikari yang menutup jalan mereka untuk menjadi lebih, dan ini jelas bukan cerita fiktif belaka.

Kalian perempuan?, atau laki-laki yang ingin melihat keluar dari jendela ruangan sempit dunia kalian?.

Ada pertanyaan yang harus kalian jawab,”Dari banyak sekali puisi dan lagu tentang para perempuan, mengapa hanya melulu tentang seberapa indahnya fisik mereka, seberapa harum bau mereka, dan seberapa penting mereka menjadi sekedar pendamping padahal mereka bisa jadi lebih?”, dan kalian para perempuan,”tidakkah kalian merasa bahwa romantisme dan pujian-pujian hanyalah sebuah alat agar kalian dapat dikurung dalam ego dan perbudakan samar yang beratasnamakan cinta atas diri kalian?”, lalu tidakkah kalian sempat bertanya,”kenapa perbuatan buruk yang dilakukan seorang laki-laki seakan-akan jauh lebih bisa ditoleransi dibandingkan dengan perempuan?”, dan bahkan seakan-akan bisa lebih diampuni.

Seekor ulat lemah menetas dari sebuah telur yang rapuh, berusaha bertahan hidup dari dunia penuh pemangsa yang lebih kuat dan penuh tipu daya, hingga pada saatnya bermetamorfosa menjadi seekor kupu-kupu. Sekedar kupu-kupu biasa, ataukah Kupu-Kupu Baja yang mempunyai pendapat, pemikiran, kekuatan, dan klaim atas dirinya sendiri?.

Silahkan memilih, karena pilihan itu bebas dan tersedia didepan kalian.

Sumber kutipan :

https://liriklagu-liriklagu.blogspot.co.id/2012/09/lirik-lagu-captain-jack-kupu-kupu-baja.html

KUPU – KUPU BAJA Captainjack band New Album 2012

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Berani Katakan Tidak Pada Alkohol dan Narkoba

November 18th, 2015 by Toni Catur Setiyadi No comments »

701788poster 1

Manusia merupakan makhluk hidup yang paling istimewa di dunia ini. Karena manusia diberi akal pikiran oleh Alloh SWT. Akal pikiran berguna untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Akan tetapi masih ada manusia yang tetap melakukan hal yang salah, padahal sudah tahu bahwa hal tersebut memang salah. Diharapkan semua warga Unnes tidak melakukan hal-hal semacam itu, seperti mengonsumsi alkohol dan narkoba. Selain dilarang oleh agama, alkohol dan narkoba juga dilarang oleh negara. Sudah bukan menjadi rahasia bahwa keduanya sangat berbahaya bagi manusia itu sendiri. Alkohol dan narkoba dapat menimbulkan konflik, bahkan dapat menyebabkan kerusuhan yang melibatkan masa dalam jumlah yang banyak. Bagi mahasiswa sendiri dapat mempengaruhi prestasinya dalam proses pembelajaran. Semua mahasiswa pasti mempunyai tujuan untuk mendapatkan prestasi yang membanggakan. Akan tetapi jika sudah berteman dengan alkohol dan narkoba, jangankan berprestasi, bertahan sampai lulus menjadi hal yang sulit.

Sebelum terjerumus, maka beranikan diri untuk katakan tidak pada alkohol dan narkoba.

Sadar Lebih Baik.

Sumber kutipan :

https://bnnp-diy.com/page-8-sejarah.html

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Mahasiswa Harus Berkarakter

November 18th, 2015 by Toni Catur Setiyadi No comments »

Karakter (kamus besar bahasa Indonesia, 2011) didefinisikan sebagai tabia; sifat-sifat kejiwaan; akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak. Berkarakter berarti mempunyai tabiat, mempunyai kepribadian. Dengan demikian karakter dapat diartikan sebagai sikap pribadi yang stabil sebagai hasil proses konsolidasi secara progresif dan dinamis, intregasi pernyataan dan tindakan (Khan, 2010). Selanjutnya juga dijelaskan ada empat jenis pendidikan karakter, yaitu berbasis religious, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan (konservasi moral); berbasis nilai budaya, yang merupakan aspek bedi pekerti, pancasila, apresiasi sastra, keteladanan tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa (konservasi budaya); berbasis lingkungan (konservasi lingkungan); berbasis potensi diri, yang meliputi sikap pribadi, hasil proses kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan (konservasi humanis).

Masyarakat Indonesia kaya tentang nilai-nilai, nilai-nilai dalam masyarakat yang sudah diyakini kebenarannya dan diyakini menjadi dasar kehidupan. Depdiknas menyebutkan ada 18 nilai karakter yang harus diketahui dan dimiliki oleh warga Negara Indonesia, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Unnes mewajibkan setiap mahasiswa memiliki 11 nilai karakter konservasi. 11 nilai karakter konservasi yaitu religius, jujur, cerdas, adil, tanggung jawab, peduli, toleran, demokratis, cinta tanah air, tangguh, dan santun.

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, selain harus memiliki 11 nilai karakter juga harus memiliki nilai karakter yang dikembangkan di setiap fakultas, yaitu inspiratif, humanis, peduli, inovatif, kreatif, sportif, jujur, dan adil.

 

Sumber kutipan :

Buku MKU Pendidikan Konservasi

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Tanpa Aksi Maka Sulit Bereputasi #2

November 18th, 2015 by Toni Catur Setiyadi No comments »

Konservasi tidak hanya sekedar wacana, opini, atau fisik belaka. Salah satu contoh pilar konservasi, yaitu paperless policy. Fakta dilapangan memperlihatkan penggunaan kertas yang masih tinggi. Mulai dari tugas kuliah, hingga skripsi masih membutuhkan banyak kertas. Jika saja Unnes mengeluarkan kebijakan kepada seluruh tenaga pengajar untuk tidak menggunakan kertas lagi dalam setiap tugas-tugas mahasiswa, maka berapa banyak kertas yang bisa dihemat. Secara tidak langsung, tindakan konservasi nyata telah dilakukan daripada dengan gencar melakukan pembangunan fisik secara terus-menerus, tapi mengabaikan hal yang mungkian terlihat sederhana, namun berdampak besar bagi lingkungan.

Ironis bagi kita bersama, ketika Universitas ini berkembang menjadi Universitas Konservasi, tapi kita masih menutup mata mengenai kondisi lingkungan dan masyarakat di sekitar Unnes. Lingkungan di dalam kampus sudah rindang dan tertata rapi namun berlawanan keadaannya dengan keadaan lingkungan sekitarnya, khususnya daerah Sekaran dan sekitarnya. Daerah ini banyak dijadikan tampat kos mahasiswa maupun sebagai tempat usaha warga masyarakat setempat, mulai dari kucingan, pasar krempyeng, warteg, fotokopi, salon, sampai toko alat tulis turut berjejeran di sepanjang jalan lingkungan Unnes. Masyarakat sekitar sepertinya tidak mau direpotkan dan mereka sepertinya tidak acuh dengan keadaan ini.

Pelaksanaan program Unnes Konservasi ini tentu berdampak pada lingkungan masyarakatnya. Pihak Unnes harus mampu merangkul masyarakat untuk bersama-sama membangun program besar ini. Sehingga bisa menjadikan wilayah Sekaran dan sekitarnya sebagai model konservasi yang benar-benar mengena.

Semoga misi konservasi ini dapat terwujud dengan baik dan adanya dukungan dari semua pihak, sehingga tidak terhenti hanya sebagai sebuah jargon.

 

Sumber : www.bp2munnes.org

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Konservasi Harus Jadi Jati Diri #1

November 18th, 2015 by Toni Catur Setiyadi No comments »

Universitas Negeri Semarang (Unnes) adalah salah satu universitas di Indonesia yang mengedepankan pentingnya konservasi. Sehingga di Unnes ada Mata Kuliah Umum yang berhubungan dengan konservasi, yaitu Pendididkan Konservasi. Pendidikan Koservasi merupakan sebuah proses pembelajaran untuk membangun spirit penduduk (mahasiswa), tentang lingkungan untuk pembangunan berwawasan masa kini dan memerhatikan generasi masa mendatang. Tujuan pendidikan konservasi adalah untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

Dalam Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Tata Kelola Kampus Berbasis Konservasi di Universitas Negeri Semarang pada Pasal 2 disebutkan bahwa tata kelola kmpus berbasis konservasi bertujuan mewujudkan suasana kampus yang mendukung perlindungan, pengawetan, dan pemanfaatan lingkungan hidup secara bijaksana melalui pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dan partisipasi, penuh warga Unnes.

Berdasarkan pemahaman tersebut maka setiap unit kerja bertanggung jawab mendukung , menjaga, memantau, dan melakukan koordinasi untuk mewujudkan partisipasi aktif dari warga Unnes. Warga Unnes berkewajiban mendukung pelaksanaan tata kelola kampus berbasis konservasi dan setiap unit kerja wajib mendorong dan memfasilitasi pengembangan tata kelola kampus berbasis konservasi. Pada Pasal 3 disebutkan bahwa tata kelola kampus berbasis konservasi diwujudkan melalui 7 (tujuh) pilar utama konservasi, yakni:

  • Konservasi keanekaragaman hayati
  • Arsitektur hijau dan sistem transportasi internal
  • Pengelolaan limbah
  • Kebijakan nirkertas
  • Energi bersih
  • Konservasi, etika, seni, dan budaya
  • Kaderisasi konservasi

Ketujuh pilar saling melengkapi, bersinergi, dan mendukung. Sehingga Unnes kampus berbasis konservasi dapat terwujud dengan sebenarnya, buakan hanya sebagai sebuah jargon.

 

Sumber kutipan :

Buku MKU Pendidikan Konservasi

 

 

“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

November 12th, 2015 by Toni Catur Setiyadi 1 comment »

Welcome to Jejaring Blog Unnes Sites. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!

Skip to toolbar