Alkisah, ada dua orang pemuda miskin yang bersahabat sejak kecil. Dari lingkungan yang miskin itulah, mereka sering kali berkhayal, bagaimana rasanya menjadi orang yang kaya dan serba berkecukupan. Saat mereka beranjak dewasa, mereka berkesempatan untuk bekerja pada seorang pedagang besar yang cukup terpandang. Kala itu, mereka menjadi buruh angkut barang di pelabuhan. Mereka pun kembali berkhayal, bagaimana agar bisa memperbaiki nasib, bahkan kalau bisa menjadi seperti sang pedagang besar.
Pemuda pertama memilih untuk melakukan sesuatu. Ia bekerja lebih keras dan lebih cepat. Ia mengatakan pada kawannya, bahwa dengan bekerja keras, kemungkinan besar ia akan mendapatkan upah lebih besar dan kepercayaan dari sang pedagang, sehingga bisa segera naik kelas, paling tidak agar tak lagi menjadi buruh angkut saja. Sedangkan pemuda kedua, merasa ia tak punya modal selain tenaga, memilih untuk melakukan apa adanya, sesuai dengan upah yang dibayarkan saat itu. Meski mereka berdua berkhayal dengan impian yang sama, pemuda pertama bekerja lebih giat dan tekun untuk mewujudkan impian itu. Sementara pemuda kedua hanya menjadikan impian itu sebagai lamunan belaka.
Bulan demi bulan berlalu. Tanpa disadari, sang pedagang sering mengawasi pekerjanya. Dan, dia terkesan dengan pekerjaan si pemuda pertama yang terlihat sangat cekatan, melebihi buruh yang lain. Maka, dipanggilnyalah si pemuda pertama. Dan, saat ditanya, mengapa ia bekerja lebih keras dibandingkan rekan-rekannya, ia menjawab, dirinya punya impian untuk mengubah nasib.
Singkat cerita, sang pedagang melihat kesungguhan si pemuda pertama. Maka, ia pun dipercaya menjadi kurir untuk mengantar pesan sang pedagang pada relasi-relasinya. Pekerjaan itu pun dilakukan dengan sangat cekatan dan penuh tanggung jawab. Ia pun selalu bersikap baik dengan semua relasi sang pedagang, sehingga banyak relasi pedagang yang bersimpati padanya. Maka, tak heran jika si pedagang pun mau memberikan kepercayaan lebih besar pada pemuda pertama.
Tahun demi tahun. Si pemuda akhirnya sukses menjadi wakil sang pedagang. Dari sana, kehidupannya pun berubah seperti yang diimpikannya. Berkat kerja keras dan ketekunannya, si pemuda pertama mampu mewujudkan khayalannya menjadi nyata.
Begitulah, ada banyak orang sukses, yang menapaki jejak kesuksesannya dengan mau berubah. Mereka tak peduli komentar orang lain. Justru, dengan kritikan dan bahkan cemoohan, mereka terpacu untuk membuktikan bahwa impiannya bukan sekadar bualan. Mereka inilah sang pemenang sejati kehidupan.
https://www.andriewongso.com/articles/details/14589/Menapaki-Sukses-dengan-Membuat-Perubahan