PENGARUH AGAMA TERHADAP ETOS KERJA
Islam adalah merupakan agama yang bersifat universal yang diturunkan oleh Allah SWT kepada seluruh ummat manusia dalam rangka untuk mensejahterakan, memberikan kedamaian, menciptakan suasana sejuk dan harmonis bukan hanya di antara sesama ummat manusia tetapi juga bagi seluruh makhluk Allah yang hidup di muka bumi. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT dalam Al-Quran : Dan Kami tidak akan mengutus kamu wahai Muhammad kecuali untuk menjadi Rahmat bagi sekalian alam.
Implementasi dari kehadiran Agama Islam sebagai Rahmat bagi sekalian alam ditunjukkan dengan ajaran-ajaran agama Islam baik yang bersumber dari Al-Quran maupun dari Al-Hadits Rasulullah SAW yang mengajarkan tentang kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat secara seimbang. Hal ini tercermin dari Firman Allah SWT dalam Al-Quran yang artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan kampung akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi. Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (Q.S. Al-Qashash : 77).Senada dengan Firman Allah SWT tersebut, adalah Hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW yang artinya : Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu hidup selama-lamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu mati esok pagi.
Untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat secara seimbang agama Islam mengajarkan agar ummatnya melakukan kerja keras baik dalam bentuk Ibadah maupun dalam bentuk Amal Shaleh. Ibadah adalah merupakan perintah-perintah yang harus dilakukan oleh ummat Islam yang berkaitan langsung dengan Allah SWT dan telah ditentukan secara terperinci tentang tata cara pelaksanaannya. Sedangkan Amal Sholeh adalah perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan oleh ummat Islam, dimana perbuatan-perbuatan tersebut berdampak positif bagi diri yang bersangkutan, bagi masyarakat, bagi bangsa dan negara serta bagi agama Islam itu sendiri.
Kerja keras atau dalam kata lain disebut dengan etos kerja adalah merupakan prasyarat mutlak untuk dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat, sebab dengan etos kerja yang tinggi akan melahirkan produktifitas yang tinggi pula. Oleh karena itulah maka agama Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap kerja keras dan etos kerja sebab hanya dengan itulah maka kebahagiaan di dunia dan di akhirat dapat diraih sekaligus.
Atas dasar hal-hal tersebut di atas, dapat ditarik benang hijau bahwa sesungguhnya antara penghayatan agama yang diwujudkan dalam bentuk iman yang sempurna, mempunyai hubungan timbal balik dengan etos kerja seseorang. Seseorang yang memiliki iman yang sempurna dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan memiliki etos kerja yang tinggi yang pada akhirnya meningkatkan produktifitas yang tinggi, baik dalam pekerjaan maupun dalam pelayanannya sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.
Hubungan timbal balik tersebut dapat dilihat dari tiga teori sebagai berikut.
Pertama, Kedalaman penghayatan agama mendorong tumbuh suburnya etos kerja sehingga kehidupan perekonomian ummat berkembang maju, sebab agama Islam mengajarkan menolong yang lemah dengan cara membayar zakat, infaq dan shodaqah (ZIS). ZIS hanya dapat dibayarkan oleh yang memiliki kecukupan harta. Kecukupan harta hanya diperoleh orang yang memiliki etos kerja yang tinggi dan mau bekerja keras.
Kedua, Kehidupan ekonomi yang berkembang maju akan menimbulkan hasrat untuk mendalami ajaran agamanya, sebab dengan ekonomi yang lebih maju memberikan kesempatan beribadah yang lebih lapang, seperti menunaikan ibadah haji, membangun sarana dan prasarana yang lebih baik buat menempatkan diri melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.
Ketiga, Penghayatan ajaran agama dengan etos kerja memiliki hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi yang tidak perlu dipersoaalkan mana yang paling dominan di antara keduanya. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat yang berkecukupan, umumnya memiliki kehidupan beragama yang lebih baik, sebaliknya masyarakat yang tidak berkecukupan dan apalagi terbelakang akan sulit mengembangkan kehidupan beragamanya secara baik. Hal inilah yang disinyalir oleh Rasulullah SAW dalam salah satu Hadits : Kemiskinan itu sangat dekat dengan kemiskinan. Saidina Ali Karromallohu Wajhah berujar : Sekiranya kemiskinan itu berbentuk manusia maka saya akan membunuhnya.
Mengingat betapa pentingnya etos kerja, kerja keras dan peningkatan produktifitas dalam semua sektor kehidupan, baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat, ajaran agama Islam memiliki seperangkat nilai yang berkaitan dengan itu, antara lain adalah :
Pertama, Bekerja keras adalah merupakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap orang yang mengaku dirinya beriman kepada Allah SWT, hal ini dibuktikan dengan banyaknya perintah Allah dalam Al-Quran yang menyuruh untuk bekerja, seperti artinya bekerjalah, sampai-sampai Allah memerintahkan : Apabila kamu telah selesai melaksanakan ibadah sholat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia dari Allah SWT.
Kedua, Tidak boleh menunda-nunda pekerjaan selama pekerjaan itu masih dapat dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan Firman Allah : Apabila kamu telah menyelesaikan suatu pekerjaan, maka bersegeralah untuk menyelesaikan pekerjaan yang lain dan kepada Tuhanmulah kamu berserah diri.
Ketiga, Salah satu prasyarat untuk terhindarnya ummat manusia dari kerugian yang sangat besar adalah dengan bekerja yaitu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik yang dalam bahasa Al-Quran disebut dengan Amilusshalihat.
Keempat,Nabi Muhammad SAW memerintahkan dalam salah satu haditsNya, agar hari ini ummat Islam menanam buah-buahan dan atau tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat bagi manusia, sekalipun dia tahu bahwa besok itu qiamat akan datang.
Kelima, Bekerja secara produktif adalah merupakan ciri dan karakteristik seorang muslim yang terbaik sesuai dengan implementasi hadits Nabi, Tangan di atas (yang memberi) adalah jauh lebih baik daripada tangan di bawah (yang menerima). Oleh karena itulah pada hadits lain Nabi bersabda, : Andainya seseorang mencari kayu bakar dan dipikulkan di atas punggungnya, hal itu jauh lebih baik daripada ia meminta-meminta pada seseorang yang kadang-kadang diberi dan kadang-kadang ditolak.
Keenam, Bekerja disamakan dengan Jihad Fi Sabilillah. Hal ini sesuai dengan hadits Nabi, :Kalau ia bekerja hendak menghidupkan anak-anaknya yang masih kecil, ia adalah jihad fi sabilillah. Kalau ia bekerja untuk membela kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, iapun disebut jihad fi sabilillah. Kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, ia adalah jihad fi sabilillah.
Ketujuh, Agama Islam memandang bahwa sesungguhnya bekerja, memiliki etos kerja yang tinggi adalah merupakan ibadah dan atau bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Atas dasar hal-hal tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sesunggunya, nilai-nilai religius/Islamy memberikan dorongan yang sangat besar terhadap ummatnya baik sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), Wiraswasta, Petani dan Masyarakat pada umumnya untuk menciptakan produktifitas kerja sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Dengan demikian maka seseorang yang memiliki kehidupan beragama yang baik, Iman yang kuat dan Islam yang kaffah, maka yang bersangkutan dapat dipastikan memiliki etos kerja dan produktifitas yang tinggi.
Bagus banget yas. Di tunggu postingan lain.
tingkatkan ya yas