Sering kita mendengar kata konservasi ! Apakah kita tahu arti konservasi ? Apakah kita sudah menerapkan konservasi pada kehidupan sehari – hari, terutama di lingkungan kampus? Ketika kita mendengar kata konservasi pikiran kita langsung tertuju pada lingkungan. Konservasi bukan hanya pada lingkungan saja,tetapi yang paling penting bagaimana kita bisa menanamkan nilai – nilai konservasi dalam kepribadian kita yang nantinya akan di diterapkan dalam perilaku kita.
Universitas Negeri Semarang merupakan universitas yang mengusung kampus konservasi. Didalamnya terdapat 7 ( tujuh ) pilar konservasi yaitu:
1. Konsevasi keanekaragraman hayati ( Biodiversity Conservation )
2. Arsiktektur hijau dan sistem transportasi internal ( Green Architecture & Internal transportation)
3. Pengolaha limbah ( Paperless Policy )
4. Kebijakan nirkertas ( Waste Management )
5. Energi bersih (Clean energi )
6. Konsevasi etika, seni, dan budaya
7. Kaderisasi konsevasi
Konsevasi etika sangatlah penting. Etika sering dikaitkan dengan karakter, seseorang akan terlihat baik atau tidaknya bisa dilihat melalui karakter atau kepribadian . Konsevasi etika sangatlah berhubungan dengan lingkungan karena pada dasarnya penerapan konservasi etika itu berada di lingkungan. Bagaimana cara seseorang memandang lingkungan. Paragdigma lingkungan di bagi menjadi empat yaitu , antroposentrisme, biosentrisme, ekosentrisme, dan ekofeminisme.
Ekosentrisme, mengangap bahwa manusia sebagai pusat dari alam semesta. Disini manusia berkuasa penuh atas apa yang ada di alam semesta dari pada mahkluk yang lain. Alam di eskploitasi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak ada habisnya.Perilaku manusia sangat menentukan tatanan ekosistem.
Biosentrisme, mengangap bahwa semua mahluk hidup baik itu manusia atau lingkungan biotik memiliki nilai dan berharga sehingga patut di pertimbangkan keberlangsungannya. Setiap tindakan harus mempertimbangkan baik buruknya untuk mahkluk hidup ,bahkan harus lepas dari kepentingan manusia semata.
Ekosentrisme, memusatkan pada seluruh ekologis baik itu hihup maupun tidak hidup.Kewajiba tanggung jawab moral tidak hanya makhluk hidup saja tapi juga semua ekologi.
Ekofeeminisme , di dasarkan pada nilai – nilai kasih sayang atau care antara manusia dengan mahkluk lain, hal ini akan menimbulkan rasa kepedulian untuk menjaga, merawat dan melindungi alam agar tetap lestari.
Dari etika maka akan terbentuklah suatu tatanan prilaku yang nantinya akan menjadi suatu bentuk tindakan yang mencerminkan karakter. Berprilaku bijak dalam pengolahan alam akan mmenjadi dasar dalam menjaga keseimbangan alam, tak bisa dipungkiri lagi baik buruknya alam ini juga tergantung pada sikap manusia dalam mengolah alam ini untuk memenuhi kebutuhannya.Manusia adalah mahkluk yang tidak pernah puas terhadap apa yang telah dimilikinya, setidaknya kita harus menjaga alam ini untuk memberikan kesempatan kepada anak cucu kita agar bisa merasakan manfaat alam semesta.#1
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.