Lunturnya Nilai Kejujuran

Apa yang anda bayangkan ketika mendenagar kata jujur ? Apakah berkata jujur itu sulit ? Sering kali kita mendengar slogan “ Jujur Hancur “, apakah itu terbukti ?. Kejujuran adalah faktor yang sangat penting ketika kita membangun kepercayaan dengan orang lain.Jujur adalah nilai – nilai luhur bangsa Indonesia yang di junjung tinggi dan mempunyai arti tersendiri pada masing – masing individu.
Unnes mewajibkan mahasiswanya untuk memiliki 11 nilai karakter konsevasi yang salah satunya ialah karakter kejujuran.Apakah mahasiswa Unnes sudah menerapkan sikap jujur pada kehidupannya sehari – hari ? Ya, jawabannya kembali pada diri individu masing – masing.
Nampaknya kejujuran sebagian mahasiswa Unnes mulai luntur,hal ini bisa diamati.Di setiap Fakultas pasti ada jajanan yang ditaruh di tempat – tempat tertentu, hal ini juga berlaku di FBS, tempat pusat untuk menaruh jajanan di FBS berada di gazebo B8, di situ banyak sekali kotak – kotak plastik yang berderet yang berisi jajanan. Berbagai macam jajanan tersedia dari mulai harga seribu rupiah sampai lima ribu rupiah.Mahasiswa di perbolehkan memilih bahkan mengambil sendiri uang kembaliannya tanpa dipantau oleh orang lain, karena jajanan disitu hanya di taruh oleh mahasiswa yang nanti akan diambil kembali pada waktu sore hari.Sering kali jumlah jajanan yang terjual dengan uang yang di dapat tidak seimbang, kebanyakan dari mereka mengeluh jumlah uang yang tersedia dikotak tidak sesuai dengan jajanan yang terjual, tapi ada beberapa mahasiswa yang mendapati jumlah uangnya lebih banyak dari semestinya. Apakah hal ini di pengaruhi oleh jarak antar kotak yang saling berdekatan ?. Salah seorang mahasiswa, sebut saja namanya Indah, ia pernah merugi sebelas ribu rupiah, padahal Ia telah menulis di toplesnya “ uang di masukan ke dalam toples”. Hal ini juga tidak menimpa Indah saja tetapi juga beberapa mahasiswa lain yang menjual jajanan.Sangat memperhatinkan. #2

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

Konservasi Moral

Sering kita mendengar kata konservasi ! Apakah kita tahu arti konservasi ? Apakah kita sudah menerapkan konservasi pada kehidupan sehari – hari, terutama di lingkungan kampus? Ketika kita mendengar kata konservasi pikiran kita langsung tertuju pada lingkungan. Konservasi bukan hanya pada lingkungan saja,tetapi yang paling penting bagaimana kita bisa menanamkan nilai – nilai konservasi dalam kepribadian kita yang nantinya akan di diterapkan dalam perilaku kita.
Universitas Negeri Semarang merupakan universitas yang mengusung kampus konservasi. Didalamnya terdapat 7 ( tujuh ) pilar konservasi yaitu:
1. Konsevasi keanekaragraman hayati ( Biodiversity Conservation )
2. Arsiktektur hijau dan sistem transportasi internal ( Green Architecture & Internal transportation)
3. Pengolaha limbah ( Paperless Policy )
4. Kebijakan nirkertas ( Waste Management )
5. Energi bersih (Clean energi )
6. Konsevasi etika, seni, dan budaya
7. Kaderisasi konsevasi

Konsevasi etika sangatlah penting. Etika sering dikaitkan dengan karakter, seseorang akan terlihat baik atau tidaknya bisa dilihat melalui karakter atau kepribadian . Konsevasi etika sangatlah berhubungan dengan lingkungan karena pada dasarnya penerapan konservasi etika itu berada di lingkungan. Bagaimana cara seseorang memandang lingkungan. Paragdigma lingkungan di bagi menjadi empat yaitu , antroposentrisme, biosentrisme, ekosentrisme, dan ekofeminisme.
Ekosentrisme, mengangap bahwa manusia sebagai pusat dari alam semesta. Disini manusia berkuasa penuh atas apa yang ada di alam semesta dari pada mahkluk yang lain. Alam di eskploitasi untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak ada habisnya.Perilaku manusia sangat menentukan tatanan ekosistem.
Biosentrisme, mengangap bahwa semua mahluk hidup baik itu manusia atau lingkungan biotik memiliki nilai dan berharga sehingga patut di pertimbangkan keberlangsungannya. Setiap tindakan harus mempertimbangkan baik buruknya untuk mahkluk hidup ,bahkan harus lepas dari kepentingan manusia semata.
Ekosentrisme, memusatkan pada seluruh ekologis baik itu hihup maupun tidak hidup.Kewajiba tanggung jawab moral tidak hanya makhluk hidup saja tapi juga semua ekologi.
Ekofeeminisme , di dasarkan pada nilai – nilai kasih sayang atau care antara manusia dengan mahkluk lain, hal ini akan menimbulkan rasa kepedulian untuk menjaga, merawat dan melindungi alam agar tetap lestari.
Dari etika maka akan terbentuklah suatu tatanan prilaku yang nantinya akan menjadi suatu bentuk tindakan yang mencerminkan karakter. Berprilaku bijak dalam pengolahan alam akan mmenjadi dasar dalam menjaga keseimbangan alam, tak bisa dipungkiri lagi baik buruknya alam ini juga tergantung pada sikap manusia dalam mengolah alam ini untuk memenuhi kebutuhannya.Manusia adalah mahkluk yang tidak pernah puas terhadap apa yang telah dimilikinya, setidaknya kita harus menjaga alam ini untuk memberikan kesempatan kepada anak cucu kita agar bisa merasakan manfaat alam semesta.#1

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.