Materi Sosiologi Kelas XII, Bab 1 : Perubahan Sosial dan Dampaknya

PS

      Setiap masyarakat pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi di masyarakat meliputi perubahan norma-norma sosial, pola-pola sosial, interaksi sosial, pola perilaku, organisasi sosial, lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan masyarakat, serta susunan kekuasaan dan wewenang. Kingsley Davis mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial.

Lanjutkan membaca

Ditulis pada Pendidikan, Sosiologi SMA | Tinggalkan komentar

Materi Sosiologi Kelas XII, Bab 2 : Globalisasi dan Perubahan Komunitas Lokal

GBL

       Robertson sebagaimana dikutip oleh Piotr Sztomka dalam bukunya Sosiologi perubahan sosial (2007, halaman 101, mendefinisikan globalisasi sebagai proses yang mengahsilkan dunia tunggal. Masyarakat di seluruh dunia menjadi saling tergantung di hamper semua aspek kehidupan : politik, ekonomi, maupun, kebudayaan. Tidak ada satu Negara pun di dunia yang mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.

Lanjutkan membaca

Ditulis pada Pendidikan, Sosiologi SMA | Tinggalkan komentar

Materi Sosiologi Kelas XII, Bab 3 : Ketimpangan Sosial Sebagai Dampak Perubahan Sosial di Tengah Globalisasi

GL

       Perubahan sosial merupakan sesuatu yang akan selalu terjadi di masyarakat yang mana perubahan sosial itu sendiri sudah menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dari masyarakat itu sendiri, seorang sosiolog Indonesia bernama Selo Sumardjan, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap- sikap, dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Lanjutkan membaca

Ditulis pada Pendidikan, Sosiologi SMA | Tinggalkan komentar

Materi Sosiologi Kelas XII, Bab 4 : Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Komunitas

ketahanan-budaya-300x211

       Perencanaan Program Pemberdayaan Komunitas Martinez (2007) mengatakan bahwa pembangunan (pedesaan) yang efektif bukanlah semata-mata karena adanya kesempatan, bukan hasil “trial and eror” tetapi akibat dari perencanaan yang baik, oleh karena itu perlu untuk selalu diingat bahwa, kegiatan pemberdayaan masyarakat yang efektif harus melalui perencanaan program/kegiatan yang baik. Perencanaan adalah suatu proses pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta, mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan demi tercapainya tujuan yang diharapkan atau yang dikehendaki. Lanjutkan membaca

Ditulis pada Pendidikan, Sosiologi SMA | Tinggalkan komentar

Materi Antropologi Kelas XII, Bab 3 : Relativitas, Ketahanan, Inovasi dan Asimilasi Budaya

ASSS

1. Relativitas Budaya

      Menurut Clifford Geertz, meskipun masyarakat Indonesia telah terbentuk sejak 1945 tetapi penduduk multi etnis, multi agama, multi bahasa, dan multi rasial cenderung menelusuri identitasnya pada hal-hal yang asli seperti dari mana mereka berasal dan dibesarkan. Dalam rangka hidup berkelompok, penduduk akan mencari, membentuk atau memasuki organisasi yang anggota-anggotanya berasal dari agama, bahasa, etnik, dan ras yang dianggap sama. Hal yang demikian itu oleh Geertz dilihat sebagai pengelompokan yang keanggotaannya didasari ikatan primordial. Lanjutkan membaca

Ditulis pada Antropologi SMA, Pendidikan | Tinggalkan komentar

Materi Antropologi Kelas XII, Bab 2 : Proses Globalisas dan Strategi Mempertahankan dan Memperkuat Nilai-nilai Budaya Indonesia

SC

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Lanjutkan membaca

Ditulis pada Antropologi SMA, Pendidikan | Tinggalkan komentar

Materi Antropologi Kelas XII, Bab 1 : Kesetaraan dan Hubungannya dengan Perubahan Sosial Budaya

ss

      Indonesia merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa pulau dengan karateristik yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Perbedaan tersebut dapat meliputi perbedaan ras, agama, mata pencaharian, suku, adat istiadat, norma, dan lain sebagainya. Keberagaman yang ada di Indonesia menjadikan setiap individu yang berasal dari setiap daerah memiliki tingkah laku dan aktivitas yang berbeda-beda.

Kesetaraan Manusia

        Kesetaraan menunjukkan adanya tingkatan yang sama, kedudukan yang sama, tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah antara satu sama lain. Kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa memiliki tingkat atau kedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan tersebut bersumber dari adanya pandangan bahwa semua manusia diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya dibanding makhluk lain.

Pengertian Kesetaraan Sosial Budaya

        Kesetaraan sosial adalah tata politik sosial di mana semua orang yang berada dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu memiliki status yang sama. Setidaknya, kesetaraan sosial mencakup hak yang sama di bawah hukum, merasakan keamanan, memperolehkan hak suara, mempunyai kebebasan untuk berbicara dan berkumpul, dan sejauh mana hak tersebut tidak merupakan hak-hak yang bersifat atau bersangkutan secara personal. hak-hak ini dapat pula termasuk adanya akses untuk mendapatkan pendidikan, perawatan kesehatan dan pengamanan sosial lainnya yang sama dalam kewajiban yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

Keberagaman dan Kesetaraan sebagai Kekayaan Sosial  

       Setiap manusia dilahirkan sama atau setara antara satu dengan lainnya, meskipun dalam masyarakat, terdapat keragaman identitas. Kesetaraan dan keberagaman yang ada di masyarakat menunjukkan tingkatan yang sama, kedudukan yang sama meskipun dalam masyarakat yang majemuk. Adanya kesetaraan dan keberagaman sosial di masyarakat dapat memberikan kekayaan sosial.

  1. Keberagaman sebagai Kekayaan Sosial

      Keragaman yang terdapat dalam kehidupan sosial manusia melahirkan masyarakat majemuk. Seperti di Indonesia, adanya masyarakat majemuk dapat dikarenakan kemajemukan etnik atau suku bangsa. Beragamnya etnik di Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki ragam budaya, tradisi, kepercayaan, dan pranata. Etnik atau suku bangsa menjadi identitas sosial budaya seseorang. Artinya, identifikasi seseorang dapat dikenali dari Bahasa, tradisi, budaya, dan kepercayaan yang bersumber dari etnik di mana ia berasal.

  1. Kesetaraan sebagai Kekayaan Sosial

       Hubungan antarmanusia dan lingkungan masyarakat pada umumnya memiliki sifat timbal-balik. Artinya, individu yang menjadi anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban. Beberapa hak dan kewajiban telah ditetapkan dalam undang-undang (konstitusi) dan telah menjadi hak dan kewajiban asasi, seperti yang tercantum dalam Pasal 27 ayat 1 UUD 1945. Pada pasal tersebut jelas mengakui adanya kesetaraan dan kesederajatan yang diakui oleh Negara melalui UUD 1945. Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik nyata dengan adanya pranata-pranata sosial

Proses Perubahan Soaial Budaya

Pengertian Perubahan Sosial Budaya

  • Max Weber
    Pengertian perubahan sosial budaya menurut pendapat Max Weber bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur di dalamnya (ditulis dalam buku Sociological Writings)
  • Selo Soemardjan
    Selo Soemardjan mengemukakan pendapat mengenai perubahan sosial : adalah semua perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat,di mana perubahan tersebut memengaruhi sistem sosialnya. Perubahan sosial yang dimaksud mencakup nilai-nilai dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Tahukah kamu, bagaimana suatu perubahan sosial budaya terjadi dalam masyarakat? Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat umumnya dilakukan melalui akulturasi, asimilasi, dan difusi.

           1. Akulturasi

Akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih di mana unsur-unsur budaya lama atau asli masih terlihat dan tidak hilang. Misalnya, proses percampuran budaya Jawa dengan budaya Islam yang saling memengaruhi. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa akulturasi adalah proses masuknya pengaruh budaya asing ke dalam suatu masyarakat di mana sebagian masyarakat menyerap secara selektif dan sebagian lain berusaha menolaknya.

           2. Asimilasi

Proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur menjadi satu dalam bentuk budaya baru, sementara budaya aslinya tidak tampak disebut asimilasi. Proses asimilasi berlangsung secara intensif dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga unsur-unsur dan wujud tiap budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya yang lebih dinamis. Asimilasi berbeda dengan akulturasi. Dalam akulturasi, setiap budaya masih memiliki identitas konkret, sedangkan dalam asimilasi, identitas budaya dari setiap budaya asli yang mengalami kontak budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya baru yang jauh berbeda dengan budaya aslinya.

          3. Difusi

Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan suatu unsur budaya dari seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya. Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsur-unsur kebudayaan itu pertama-tama akan diambil alih masyarakat yang paling dekat hubungannya atau letaknya paling dekat dari sumbernya. Baru kemudian, kebudayaan baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh hubungan atau letaknya jauh dari sumber unsur budaya baru.

  1. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya 

Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor pendorong maupun faktor penghambat.

          1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya

Beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya antara lain sebagai berikut.

  • Kontak dengan kebudayaan lain.
  • Sistem pendidikan yang maju.
  • Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan kuat untuk maju.
  • Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
  • Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka.
  • Keadaan masyarakat yang majemuk.
  • Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
  • Orientasi hidup ke masa depan.
  • Senantiasa ada keinginan untuk memperbaiki tingkat kehidupan, artinya tidak mudah menyerah pada keadaan.

          2. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya

Kamu sudah tahu faktor apa saja yang menjadi pendorong perubahan sosial budaya. Nah, tahukah kamu, faktor apa saja yang menjadi penghambat perubahan sosial budaya? Sekarang, kamu akan belajar beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat perubahan (rasistance to change) sosial budaya dalam masyarakat yaitu sebagai berikut.

  • Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
  • Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.
  • Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
  • Dalam masyarakat terdapat kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest).
  • Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
  • Rasa takut akan terjadi keguncangan integrasi.
  • Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
  • Hambatan yang bersifat adat dan kebiasaan.
  • Adanya anggapan bahwa pada hakikatnya hidup ini buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

Daftar Pustaka

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Nurhadi, Budi dkk. 2006. Jelajah Cakrawala Sosial untuk Kelas IX. Bandung: PT.Karsa Mandiri Persada

Lanjutkan membaca

Ditulis pada Antropologi SMA, Pendidikan | Tinggalkan komentar

Materi Antropologi Kelas X, Bab 5 : Budaya Lokal, Budaya Nasional, Budaya Asing, Hubungan Antar Budaya di Era Globalisasi

bl

  • Budaya Lokal

     Budaya lokal (local wisdom) adalah suatu perilaku manusia yang dianggap memiliki nilai positif dan manfaat maupun nilai lebih tertentu di dalam kehidupan, yang kemudian dapat dilihat di dalam hubungan antar masyarakat, hubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Perilaku masyarakat tersebut dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, nasihat dari nenek-moyang, atau budaya setempat, yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya. Lanjutkan membaca

Ditulis pada Antropologi SMA, Pendidikan | Tinggalkan komentar

Materi Antropologi Kelas X, Bab 4 : Perilaku Menyimpang dan Sub Kebudayaan Menyimpang

M

      Pengertian Perilaku Menyimpang

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.

Lanjutkan membaca

Ditulis pada Antropologi SMA, Pendidikan | Tinggalkan komentar

Materi Antropologi Kelas X, Bab 3 : Internalisasi Nilai-nilai Budaya dalam Pembentukkan Kepribadian dan Karakter

C

      Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu. Kekuatan kepribadian bukanlah terletak pada jawaban atau tanggapan manusia terhadap suatu keadaan melainkan pada kesiapannya di dalam memberikan jawaban dan tanggapan. Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila seseorang berinteraksi dengan oranglain.

Lanjutkan membaca

Ditulis pada Antropologi SMA, Pendidikan | Tinggalkan komentar