Jika Anda ke kabupaten Temanggung pada hari minggu Wage atau Pon Anda bisa mengunjungi tempat unik yang satu ini. Terletak di Desa Ngadiprono Kabupaten Temanggung. Letaknya tak jauh dari kota temanggung, hanya membutuhkan waktu 25 menit Anda sudah sampai di desa ini. Lalu apa yang unik di desa ini? Desa ini mempunyai sebuah pasar alam beratapkan tanaman bambu. Seperti pasar pada umumnya terdapat banyak penjual dan pembeli. Barang dagangan yang ditawarkan pun beragam ada sayuran, makanan tradisional, kain batik, dan hasil olahan masyarakat lokal lainnya bahkan terdapat perpustakaan dan taman bermain.
Di dirikan oleh orang-orang yang peduli terhadap eksistensi desa, pasar papringan ini bertujuan untuk mengembalikan desa pada asalanya. Seringkali kita temui desa terasa kota, secara administrasi masuk dalam kota namun secara aktivitas warga menggunakan gaya hidup orang kota. Kolaborasi antara komunitas spedagi dan komunitas lokal mata air ini pasar papringan berdiri. Awalnya memang terasa sulit meyakinkan warga untuk gotong-royong mendirikan sebuah pasar, terlebih jaraknya yang berada di ujung desa membuat nyali warga tidak percaya diri akan berhasil. Namun kedua komunitas tersebut terus berupaya meyakinkan warga dengan melakukan pendampingan-pendampingan. Dengan membagi ke dalam divisi-divisi, masyarakat dengan kemampuan yang dimiliki.
Mulanya, lahan papringan ini adalah tempat pembuangan sampah. Seperti kebanyakan orang, tanaman yang sering dijumpai di belakang rumah ini adakah tempat sampah yang strategis. Padahal bambu ada tanaman penghasil oksigen terbesar. Sangat disayangkan jika bambu hanya menjadi tempat pembuangan akhir. Tidak dapat di sangkal eksistensi tanaman bambu ini setiap tahunya akan mengalami penurunan. Tanaman seribu manfaat ini bisa jadi tidak akan dikenal lagi oleh anak cucu kita. Oleh sebab itu lah, pasar papringan ini berdiri agar pengunjung mendapatakan edukasi dengan cara yang berbeda. Jika kita cermati, ketika berada disana tidak ada nyamuk yang berkeliaran mengganggu pembeli dan pengunjung. Itu dikarenakan cara pemotongan bambu yang benar. Anda bisa melihatnya secara langsung jika datang kesana.