- PENGANTAR
Aktivitas kerja pendidikan hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki jangkauan yang sangat luas mencakup semua pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan.
Kita dapat mempelajari pendidikan secara teoritis melalui perenungan-perenungan yang mendalam yang mencoba melihat makna pendidikan dalam suatu konteks yang lebih luas, maupun dapat juga mempelajari pendidikan secara praktis melalui kegiatan akademis dan empiris yang bersumber pada pengalaman-pengalaman pendidikan. Yang pertama kita sebut dengan teori pendidikan, yang keduan kita sebut dengan praktik pendidikan.
Praktik pendidikan seperti pelaksanaan pendidikan dalam lingkungan keluarga, pelaksanaan pendidikan di lingkungan sekolah, pelaksanaan pendidikan di lingkungan masyarakat, dapat dijadikan sumber dalam penyusunan suatu teori pendidikan. Suatu teori pendidikan dapat dijadikan sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan praktik pndidikan itu. Gunning pernah berkata : “ Teori tanpa praktik adalah baik pada kaum cerdik cendekiawan dan praktik tanpa teori hanya terdapat pada orang-orang gila dan para penjahat”. Teori pendidikan mutlak perlu dipelajari secara akademis bagi mereka yang dipersiapkan untuk menjadi seorang pendidik, misalnya : landasan pendidikan, psikologi pendidikan, metodologi penajaran, administrasi pendidikan, dsb.
Perbuatan mendidik bukan perbuatan yang sembrono, elainkan perbuatan yang harus betul-betul disadarinya, dalam rangka membimbing anak kepada suatu tujuan yang akan dicapai.
Manfaat teori pendidikan :
- Memberi arah serta tujuan mana yang akan dicapai.
- Untuk memperkecil kesalahan dalam praktik, atas dasar teori pendidikan, diketahui mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
- Berfungsi sebagai tolok ukur, sejauh mana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan itu.
Yang paling utama dalam pendidikan adalah kepribadian dan kreativitas pendidikan. Hal ini dikemukakan oleh sikun pribadi dalam buku yang dieditnya Landasan Pendidikan, sebagai berikut :
“Itu sebabnya mengapa suatu upaya pendidikan tidak dapat dan tidak boleh dikemukakan dalam bentuk resep atau aturan yang tetap untuk dijalankan. Yang penting bukan resepnya, melainkan kepribadian dan kreativitas pendidik sendiri. Pendidikan (walaupun harus didukung oleh ilmu pendidikan atau pedagogik) dalam pelaksanaannya lebih merupakan seni daripada teori”.
- KONSEPSI PENDIDIKAN
- Konsep Dasar Pendidikan
Langeveld seorang ahli pedagogik dari negeri belanda mengemukakan batasan pengertian pendidikan, bahwa pendidikan adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan.
Bimbingan dari batasan diatas ada beberapa aspek yang berhubungan dengan usaha pendidikan, yaitu bimbingan sebagai suatu proses, orang dewasa sebagai pendidik, anak sebagai manusia yang belum dewasa, dan yang terakhir adalah tujuan pendidikan. Dengan menggunakan istilah bimbingan, secara filosofis kita dapat menghayati, bahwa pendidikan itu merupakan suatu usaha yang didasari, bukan suatu perbuatan yang serampangan begitu saja. Dengan menggunakan bimbingan, pendidikan tidak dilaksanakan dengan memaksakan kepada si anak sesuatu yng datangnya dari luar, dan juga tidak boleh dibiarkan begitu saja si anak berkembang dengan sendirinya.
Dalam GBHN 1973, dikemukakan pengertian pendidikan, bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Beberapa konsepsi dasar tentang pendidikan yang akan dilaksanakan, yaitu :
- Pendidikan berlangsung seumur hidup (life long education).
Suatu konsekuensi dari konsep pendidikan sepanjang hayat ialah bahwa pendidikan tidak identik dengan sekolah.
- Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
- Bagi manusia, pendidikan itu merupakan suatu keharusan, karena pendidikan, manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.
- Pendidikan Hanya Berlaku bagi Manusia
Dalam arti yang luas pendidikan berisi tiga pengertian, yaitu : pendidikan, pengajaran, dan pelatihan. Ketiga istilah tadi akan lebih jelas jika kita melihat dalam konteks kata kerjanya, dalam bentuk mendidik, mengajar, dan melatih. Istilah mendidik menurut Darji Darmodiharjo, menunjukkan usaha yang lebih ditujukan kepada pengembangan budi pekerti, semangat, kecintaan, rasa kesusilaan, ketakwaan,dll. Istilah mengajar menurut Sikun Pribadi berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan inteelektualnya. Sedangkan istilah melatih, merupakan suatu usaha untuk memberi sejumlah keterampilan tertentu, yang dilakukan secara berulang-ulang, sehingga akan terjadi suatu pembiasaan dalam bertindak.
Dari penjelasan diatas, pendidikan mengandung suatu pengertian yang sangat luas, menyangkut hati nurani, nilai-nilai, perasaan, pengetahuan, dan keterampilan. Pendidikan merupakan kegiatan mengolah hati anak didik , pengajaran merupakan kegiatan mengolah otak anak didik, pelatihan merupakan kegiatan mengolah lidah dan tangan anak didik agar anak didik menjadi manusia yang beriman, manusia yang cerdas, dan manusia yang terampil.
Hewan tidak dapat dididik dan tidak memungkinkan untuk dididik, sehingga tidak mungkin dilibatkan dalam proses pendidikan. Hanya manusialah yang dapat dididik dan mungkin untuk menerima pendidikan, karena manusia memang dilengkapi dengan akal budinya.
- Manusia Perlu Dididik (Memperoleh Pendidikan)
Ada beberapa asumsi yang memungkinkan manusia itu perlu mendapatkan pendidikan :
- Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya.
- Manusia lahir tidak langsung dewasa.
- Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial.
- Manusia pada hakikatnya dapat dididik dan dapat mendidik dirinya sendiri secara terus menerus sepanjang hayat.
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”