MENGEFEKTIFKAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENJAGA KELESTARIAN BUMI#1

MENGEFEKTIFKAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENJAGA KELESTARIAN BUMI#1

 

Sampah ialah sesuatu yang dibuang atau terbuang yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi. Sampah juga termasuk dalm jenis polutan padat. Sampah ada banyak jenisnya. Jenis sampah dilihat dari asal zatnya yakni sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik adalah sampah yang zat-zat nya terdapat unsur karbon (C), sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang zat-zatnya tidak terdapat unsur karbon (C). Sampah organik yang sering ada di lingkungan sekitar contohnya dedaunan kering, sisa-sisa makanan, dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik yang ada di lingkungan sekitar contohnya botol-botol minuman, plastik-plastik kemasan makanan, kertas, dan lain sebagainya. Sampah –sampah ini biasanya hasil dari kegiatan rumah tangga. Kegiatan rumah tangga terjadi secara terus menerus, penggunaan dari produk-produk yang menghasilkan sampah pun terus terjadi. Sedangkan kita tahu bahwa luas area untuk pembuangan sampah itu tetap atau tidak mengalami perluasan. Dengan demikian, kita dapat membayangkan jika manusia atau masyarakat selalu memproduksi atau menghasilkan sampah secara terus menerus dan diakumulasikan dari waktu ke waktu sedangkan tempat untuk menampung sampah tersebut tidak mengalami perluasan. Maka bisa jadi bumi kita ini akan terpenuhi oleh sampah-sampah yang di hasilkan dari kegiatan manusia dan juga polutan-polutan lain dari kegiatan manusia. Pertanyaannya adalah bagaimana agar bumi kita tidak dipenuhi sampah, walaupun manusia tetap menghasilkan sampah setiap harinya.

Di berbagai area, wilayah ataupun daerah banyak sekali kita temui slogan-slogan “ Buanglah Sampah di Tempat Sampah ”. Slogan tersebut sekarang bukanlah hal yang terlalu menjadi pusat masalah. Karena masalah terbesar sekarang adalah bagaimana setelah orang-orang membuang sampah pada tempat sampah, sampah ini tidak lagi akan menjadi masalah bagi penduduk bumi. Mengapa slogan “Buanglah Sampah di Tempat Sampah” sudah bukan menjadi hal yang terlalu menjadi pusat perhatian? Hal ini berawal dari mengapa orang-orang tidak membuang sampah pada tempatnya, contoh banyak warga yang tinggal dekat bantaran sungai mereke banyak yang membuang sampah sembarangan di sungai. Mungkin salah satu faktornya adalah ketidakcukupan dari lahan atau tempat pembuangan sampah umum yang disediakan, sehingga mereka membuang sampah tersebut ke sungai. Mungkin saat di rumah, masyarakat telah tertib pada slogan “ Buanglah Sampah di Tempat Sampah”. Namun karena tempat sampah yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga tersebut telah penuh maka mereka akan membuang sampahnya ke tempat pembuangan sampah umum. Namun kenyataannya setelah mereka membuang sampah di tempat pembuangan sampah umum atau bahkan sampai ke tempat pembuangan sampah akhir pun, volume dari sampah ini tidak akan berkurang malah justru akan bertambah setiap hari. Hal ini tidak diimbangi dengan perluasan tempat pembuangan sampah, sehingga yang terjadi adalah sampah menumpuk dan terakumulasi pada tempat pembuangan sampah akhir.

Tumpukan sampah tentu sangat berdampak negatif terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitar. Hal inilah yang menjadi masalah terbesar bagi kita, bagimana sampah-sampah ini tidak terakumulasi semakin banyak hingga dampak-dampak negatifnya akan menggangu lingkungan serta mahkluk hidup lain yang ada di sekitarnya. Ada sebuah pemikiran yang lucu, yakni bagaimana jika sampah-sampah ini kita alihkan atau kita transfer ke luar angkasa. Kita bisa menggunakan planet lain untuk menampung sampah-sampah ini. Pemikiran tesebut adalah pemikiran lucu yang sekaligus amat tidak bijak bagi kita sebagai manusia yang ada di bumi. Bagaimana bisa kita merusak dan menggunakan planet yang tidak berdosa untuk menampung sampah-sampah akibat kegiatan manusia di bumi.

Sampah-sampah yang menumpuk di tempat pembuangan sampah akhir, adalah sampah sampah organik maupun anorganik yang tercampur. Hal inilah yang mengakibatkan para petugas pengolahan sampah kesulitan untuk mengolah sampah. Misal, sisa-sisa buah dan sayuran tercampur dengan sampah-sampah kertas. Kertas-kertas yang seharusnya bisa diolah kembali jadi sulit untuk diambil dan diolah lagi. Sampah organik seperti sisa-sisa buah dan sayur dapat diuraikan secara langsung oleh bakteri pengurai yang ada ditanah, sehingga tidak perlu adanya pengolahan khusus. Berbeda dengan kertas yang memerlukan pengolahan khusus untuk mendaur ulang kertas.

Cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk tidak menambah masalah terhadap sampah ialah dimulai dari diri kita sendiri untuk yang pertama, mengurangi produksi sampah dalam setiap kegiatan sehari-hari kita. Misalkan sampah plastik kantong kresek untuk belanja. Kita bisa mengurangi penggunaan kantong kresek dengan cara ketika kita belanja kita menggunakan tas untuk belanja sendiri. Hal kecil ini dapat mengurangi produksi kantong kresek sebagai sumber sampah. Yang kedua, kesedian kita untuk memilah-milih sampah sebelum dibuang ke tempat sampah. Kita mau melakukan seleksi pada sampah dari dalam rumah. Misalkan, kita membedakan antara sampah organik dengan sampah anorganik. Kita membedakan sampah kertas, sampah berupa sisa-sisa makanan, sampah berupa botol-botol plastik, sampah berupa dedaunan kering, dan lain-lain. Setelah sampah-sampah yang ada pada setiap rumah tangga telah terpisah-pisah dan terselektif dengan baik maka hal ini akan memudahkan petugas pengolahan sampah untuk mengolah sampah. Sampah-sampah anorganik seperti kertas dan botol plastik akan dapat segera diolah tanpa harus tertumpuk dan terakumulasi di tempat pembuangan sampah akhir. Dedaunan kering dan sisa-sisa buah dan sayur dapat segera diolah pula tanpa harus menumpuk di tempat pembuangan sampah akhir. Mungkin sampah-sampah yang ada di tempat pembuangan sampah akhir hanya ada sampah organik yang mudah dan cepat diuraikan oleh bakteri pengurai.

Pengolahan sampah bisa dengan cara melakukan hal sebagai berikut reuse, yaitu pemanfaatan kembali barang-barang yang tidak terpakai, reduce yaitu pengurangan kegiatan dan atau benda yang berpotensi menghasilkan sampah dan atau limbah, recycle yaitu melakukan daur ulang terhadap sampah dan atau limbah untuk dimanfaatkan kembali, recovery yaitu melakukan pemulihan kembali fungsi dari fasilitas-fasilitas yang ada yang telah yang telah berkurang pemanfaatannya. Agar sampah – sampah setelah diolah dapat mempunyai nilai ekonomis maka harus mengoptimalkan kegiatan reduce . Contohnya, mengoptimalkan pengolahan sampah anorganik berupa botol-botol plastik menjadi ragam hasta karya yang kreatif dan menarik sehingga akan memiliki nilai ekonomis dan dapat dijual. Selain itu misal mengoptimalkan pengolahan sampah organik berupa dedaunan kering dan sisa-sisa buah dan sayur untuk pembuatan pupuk kompos.

Upaya-upaya tersebut adalah salah satu contoh tindakan manusia yang bijak dalam melestarikan bumi ini. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga bumi ini yang dapat dimulai dari diri sendiri. Yang perlu kita tanamkan pada diri kita adalah bagaimana kita berterimakasih pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan bumi dan seisinya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Untuk itu karena bumi telah baik dan menjaga kita maka kita juga harus baik dan menjaga bumi. Karena jika bumi sudah tidak mau menjaga kita, di mana kita akan tinggal nanti?

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti kompetisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini hasil karya saya sendiri dan bukan hasil jiplakan.

Published by

Wiji Astuti

Nama : Wiji Astuti TTL : Boyolali, 10 April 1997 Alamat : Ds. Sambong Rt.09/ Rw.01 kec. sambong kab. Blora Jurusan : Pendidikan Ekonomi (akuntansi) S1 Fakukultas : Ekonomi Angkatan : 2015

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: