PERAN AGAMA ISLAM DALAM KEHIDUPAN DI BIDANG EKONOMI (PERDAGANGAN)

Dalam menjalani hidup, manusia memerlukan agama sebagai pedoman dalam membimbing dan mengarahkan kehidupannya agar selalu berada di jalan yang benar. Agama tidak sekedar dijadikan sebagai identitas belaka, melainkan benar-benar difungsikan dalam kehidupan sehari-hari agar kehidupan manusia terbimbing dan terarah. Islam sebagai agama penyempurna dan paripurna sangat memperhatikan umat-umatnya dalam melakukan kegiatan bermuamalah kepada sesama manusia yang lain yang diorientasikan guna pemenuhan kebutuhan hidup serta beribadah kepada Allah SWT dan melaksanakan amanat khalifatullah di muka bumi.

Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan yang bersifat fisik dan non fisik. Kebutuhan itu tidak pernah dapat dihentikan selama hidup manusia. Untuk mencapai kebutuhan itu, satu sama lain saling bergantung. Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin dapat hidup seorang diri. Manusia pasti memerlukan kawan atau orang lain. Oleh karena itu, manusia perlu saling hormat menghormati, tolong menolong dan saling membantu dan tidak boleh saling menghina, menzalimi, dan merugikan orang lain

Dalam upaya menanamkan rasa kepedulian untuk saling tolong menolong, kita dapat mebiasakan diri dengan menginfakkan atau memberikan sebagian rezeki yang kita peroleh meskipun sedikit, seperti memberikan santunan kepada fakir miskin, anak yatim, mengangkat anak asuh, memberi bantuan kepada orang yang sedang menuntut ilmu, ikut menyumbang pembangunan sarana umum (jalan), serta mencari upaya mengurangi kemiskinan yang ada di masyarakat.

Dalam surah Al-Isra dijelaskan bahwa :“(26) Dan Berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang ada dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghamburkan (hartamu) dengan boros. (27) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudaranya setan dan sesungguhnya setan itu sangat ingkar kepada tuhannya.” (QS Al Isra : 26-27)

Berbuat baik merupakan misi Islam terpenting bagi kehidupan manusia. Islam memerintahkan Muslim untuk berbuat baik kepada semua makhluk, terutama kepada sesama manusia. Dalam Al-quran, perintah berbuat baik kadangkala beriringan dengan perintah menegakkan keadilan. Ini mengisyaratkan tegak dan berkembangnya perbuatan baik dalam kehidupan manusia didukung kebiasaan berlaku adil. Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan”.

 

Majukan Blora Mustika Dengan berbagai Obyek Wisata

Blora adalah salah satu kabupaten dari Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung paling timur dari Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora adalah kabupaten yang membatasi Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur, dimana Kabupaten Blora bersebelahan dengan Kabupaten Bojonegoro. Menurut website resmi dari pemerintah Kabupaten Blora diketahui bahwa Kabupaten Blora memiliki luas wilayah administrasi 1820,59 km2 (182058,797 ha) memiliki ketinggian 96,00-280 m diatas permukaan laut, Wilayah Kecamatan terluas terdapat di Kecamatan Randublatung dengan luas 211,13 km2 sedangkan tiga kecamatan terluas selanjutnya yaitu Kecamatan Jati, Jiken dan Todanan yang masing-masing mempunyai luas 183,62 km2, 168,17 km2 dan 128,74 km2 untuk ketinggian tanah kecamatan Japah relatif lebih tinggi dibanding kecamatan yang lain yaitu mencapai 280 meter dpi. Kabupaten Blora dengan luas wilayah 1820,59 Km2, terbesar penggunaan arealnya adalah sebagai hutan yang meliputi hutan negara dan hutan rakyat, yakni 49,66 %, tanah sawah 25,38 % dan sisanya digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk, perkebunan rakyat dan lain-lain yakni 24,96 % dari seluruh penggunaan lahan. Luas penggunaan tanah sawah terbesar adalah Kecamatan Kunduran (5559,2174 Ha) dan Kecamatan Kedungtuban (4676,7590 Ha) yang selama ini memang dikenal sebagai lumbung padinya Kabupaten Blora. Sedangkan kecamatan dengan areal hutan luas adalah Kecamatan Randublatung, Jiken dan Jati, masing-masing melebihi 13 ribu Ha.

Dengan keadaan wilayah yang demikian Blora juga memiliki beberapa obyek wisata yang dapat dikembangkan untuk memajukan kabupaten yang banyak memiliki hutan pohon jati ini. Dengan mengembangkan dan memperkenalkan obyek-obyek wisata alam maupun sejarah di kabupaten Blora diharapkan kabupaten Blora menjadi kabupaten yang dikenal oleh banyak orang dari seluruh penjuru nusantara. Saat ini kabupaten Blora terkenal dengan kabupaten penghasil kayu jati terbesar dan salah satu kecamatan di kabupaten Blora terkenal dengan penghasil dan pengelola minyak bumi adalah kota Cepu.

Berbagai macam obyek wisata alam yang ada di Kabupaten Blora adalah Goa Terawang, Waduk Bentolo, Pemandian Sayuran, Waduk Tempuran, Loko Wisata Cepu, Agrowisata Temanjang, Obyek Wisata Gunung Manggir, Obyek Wisata Geologi, Waduk Greneng, Taman Budaya dan Seni Tirtanadi, dll. Semua obyek wisata ini dapat dikembangkan menjadi obyek wisata yang menarik banyak wisatawan untuk mengunjunginya.

Obyek wisata Goa Terawang merupakan obyek wisata alam, terbentuk di daerah endapan batu Gamping Pegunungan Kapur Utara berumur + 10 juta tahun. Terletak di Desa Kedungwungu Kecamatan Todanan kawasan Hutan KPH Blora + 35 Km. arah Barat Kota Blora. Goa Terawang mempunyai panjang alur/terawang terpanjang + 180 m dengan kedalaman 5-11 m dibawah permukaan tanah. Didalamnya terdapat stalakmit dan stalaktit yang sangat indah dan menawan. Di kawasan ini pula terdapat beberapa goa-goa yang tidak kalah menariknya, antara lain goa Kidang, Goa Suru, Goa Manuk, dll.

Waduk Bentolo Waduk Bentolo juga terletak tidak jauh dari lokasi Goa Terawang. Waduk Bentolo disamping sebagai obyek wisata juga digunakan sebagai irigasi lahan pertanian, di kawasan ini pula terdapat Bumi Perkemahan yang sangat luas dan dikenal dengan nama Bumi Perkemahan Pancasona.

Pemandian Sayuran Pemandian Sayuran terletak didaerah perbukitan di Desa Soko Kecamatan Jepon + 14 Km. ke arah Timur Laut Kota Blora. Berhawa sejuk dan mempunyai pemandangan yang indah. Pemandian Sayuran dibangun dengan standart nasional, dan dilengkapi dengan pemandian khusus anak-anak. Diatas pemandian sayuran terdapat Padepokan.

Waduk Tempuran merupakan Wisata Alam yang fungsi utama sebagai irigasi serta pembinaan atlit-atlit dayung yang bertaraf internasional, disamping itu sebagai budidaya ikan karamba dan pemancingan. Waduk ini terletak + 10 Km. kearah Timur Laut dari Kota Blora.

Loko Wisata ini merupakan paket perjalanan wisata di hutan jati KPH Cepu dengan transportasi rangkaian Kereta Api yang ditarik Lokomotip tua buatan Berliner Maschinnenbaun Jerman Tahun 1928. Jarak tempuh sejauh 60 Km. kecapatan maksim7um 20 Km/jam waktu perjalanan 4 jam. Letak bengkel transit di Kota Cepu + 36 Km. ke arah Tenggara Kota Blora.

Agrowisata ini terletak di Desa Temanjang ditengah kawasan hutan jati dengan pemandangan alam yang indah, + 16 Km. arah Selatan Kota Blora. Daerah ini dikenal pula dengan Agrowisata DUNGMANDUR, karena terdapat kedung yang tak pernah habis airnya. Ditempat ini setiap malam Jumat sering digunakan kegiatan spiritual bagi yang mempunyai maksud tertentu. Disamping banyak pohon buah-buahan, juga tersedia pesanggrahan sebagai tempat peristirahatan.

Obyek Wisata Gunung Manggir merupakan obyek wisata alam berupa pegunungan dan terdapat Goa yang lokasinya terletak di perbukitan Manggir, desa Ngumbul Kecamatan Todanan, + 38,5 km daerah barat dari kota Blora atau + 3,5 km ke arah barat dari obyek wisata Goa Terawang. Obyek wisata gunung manggir berada di perbukitan batuan kapur dengan ketinggian + 250 m dari permukaan laut. luas areal + 4 Ha. Obyek wisata gunung Manggir juga terdapat Goa yang letaknya berada di dekat puncak gunung Manggir dengan mempunyai tiga trap atau tingkatan yaitu : Trap atas/ trap pertama , trap tengah dengan kedalaman + 15 m, dan trap bawah mempunyai kedalaman + 7 m. Didalam goa ini terdapat stalaktit dan stalakmit yang unik dan menarik. Di Obyek wisata gunung Manggir disamping terdapat goa Manggir juga terdapat goa Mangklih yang letaknya terdapat dibagian utara gunung tersebut yang didalamnya terdapat mata air (sendang). untuk mencapai obyek wisata Gunung Manggir dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua atau empat. dari jalan aspal kearah goa + 1 km melewati jalan kampung dan jalan setapak. Puncak gunung Maggir memiliki tanah terbuka + 5 m2, apabila kita melihat dari sini kesegala arah akan tampak pemandangan yang mengesankan, begitu indah dan menawan.

Obyek wisata geologi adalah merupakan wisata alam atau kegiatan wisata dibidang ilmu kebumian dengan obyek berupa lokasi yang berkaitan erat hasil proses geologi yang terkandung dan tersimpan didalam alam antara lain Geologi Wisata yang berhubungan dengan minyak dan gas bumi. Wisata Geologi ini kebanyakan berada di perbukitan dan ditengah-tengah kawasan hutan jati yang lebat yang berada diwilayah Kabupaten Blora, dan sekitarnya, namun sangat mudah dijangkau baik dangan kendaraan roda dua ataupun dengan roda empat. Sumur minyak dan gas bumi di wilayah Kabupaten Blora yang pertama kali di ketemukan oleh BPM pada tahun 1890, jumlah sumur + 648 buah, 112 buah sumur diantaranya dapat memproduksi minyak diantaranya + 16.550.790 m2, sedangkan ladang gas bumi yang berada di wilayah Cepu ; berada di Balun dan Tobo. Adapun disekian banyak sumur minyak yang di ketemukan baik di wilayah Kabupaten Blora sendiri atau disekitarnya, terdapat sumur minyak tua yang ditambang secara tradisional oleh masyarakat setempat dengan menggunakan tali dan timba yang ditarik + sejumlah 15 orang diwilayah Wonocolo, tetapi masih masuk dikawasan hutan jati KPH Cepu Kabupaten Blora. Karena pada umumnya kawasan lokasinya berada di perbukitan dan ditengah kawasan hutan hal ini sangat menarik, unik dan menawan, sehingga banyak dikunjungi baik Wisatawan Nusantara maupun Mancanegara.

Obyek Wisata Waduk Greneng merupakan Obyek Wisata Alam berupa Waduk terletak didukuh Greneng desa Tunjungan Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora + 12 km kearah barat laut dari Kota Blora. Obyek Wisata ini mempunyai fungsi ganda yaitu sebagai fungsi utama irigasi tanah pertanian dan pembesaran ikan air tawar. Karena letak dan lokasinya yang begitu indah dan menarik, serta berlatar belakang dekat dengan hutan Wilayah KPH Mantingan yang menambah suasana berkesan keindahan pemandangan alamnya, sehingga Obyek Wisata Waduk Greneng juga merupakan Obyek Wisata yang banyak dikenal oleh masyarakat baik dari dalam maupun dari luar kota, khususnya kaum remaja yang mempunyai hoby memancing. Obyek Wisata Waduk Greneng mempunyai hamparan yang luas + 45 ha dengan terdapat beberapa macam / jenis ikan air tawar, sehingga banyak masyarakat setempat yang menjajakan ikan hasil tangkapannya, dalam hal ini dapat menambah semaraknya suasana sekaligus sebagai daya tarik Obyek Wisata Waduk Greneng. Untuk mencapai Obyek Wisata dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Obyek Wisata Taman Budaya dan Seni Tirtonadi merupakan taman rekreasi yang banyak diminati khususnya bagi remaja dan anak-anak, yang letaknya berada di jantung Kota Blora, tepatnya di Jl. Sudarman Blora. Obyek Wisata ini pernah mengalami kejayaan hingga akhir tahun 60-an,yang pada saat itu banyak dikenal masyarakat dengan sebutan Kebun Binatang Taman Tirtonadi karena banyak satwa yang di pelihara. Obyek Wisata yang prnah mengalami kejayaan dan sudah banyak dikenal masyarakat ini memang pantas untuk berusaha berbenah diri untuk mencapai kejayaan lagi. Pada saat ini tepatnya tahun 2001, di Taman Wisata ini mulai dibangun dan ditambah sarana dan prasarananya untuk mempercantik diri serta meningkatkan kunjungan wisatawan dan memberikan rasa kepuasan serta kenyamanan.
Fasilitas yang mulai dibangun antara lain : Gerbang Utama / Gapura lengkung, Pintu masuk utama, Jalan sirkulasi taman, kios dalam taman, kolam renang anak, pagar keliling, dsb. Diharapkan dalam waktu dekat, wasilitas yang lain juga dapat terselesaikan antara lain : Kolam renang dewasa, panggung hiburan, sangkar burung dengan ukuran besar dan lain-lain, sehingga Taman Seni dan Budaya Tirtonadi benar-benar jaya kembali, mempunyai nilai historis, nilai lingkungan yang indah, nilai sosial masyarakat, nilai budaya dan nilai ekonomi.

KERUSAKAN LINGKUNGAN PENDANGKALAN DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO DI DAERAH CEPU

 

 

 

Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahkluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta kehidupan mahkluk lainnya. Kerusakan lingkungan hidup mengakibatkan dampak kerugian multi dimensi yang sangat besar . kerusakan lingkungan ini sebagian besar adalah ulah daripada perilaku manusia. Banyak sekali perilaku manusia yang sengaja maupun tidak sengaja atau secara sadar maupun tidak, dapat membuat kerusakan pada lingkungan.

Di sini, kami mengambil sebuah masalah kerusakan lingkungan di daerah Cepu, kabupaten Blora. Kota Cepu terletak di ujung timur provinsi Jawa Tengah. Kota Cepu dikenal sebagai kota minyak. Dalam pertumbuhan ekonominya , banyak orang mengira bahwa masyarakat kota Cepu berstatus masyarakat ekonomi tingkat atas. Namun sebagai kota minyak, bukan berarti semua masyarakatnya bekerja sebagai pegawai PERTAMINA atau MIGAS atau memiliki sumber minyak sendiri. Banyak juga dari masyarakat Cepu yang berstatus ekonomi menegah ke bawah.

Kota Cepu merupakan daerah aliran sungai Bengawan Solo. Di sekitar DAS tersebut , banyak sekali permukiman para warga. Pekerjaan sehari- hari para warga di bantaran sungai tersebut adalah sebagai penambang pasir. Mereka yang tinggal di dekat DAS Bengawan Solo tersebut bukanlah masyarakat yang berstatus ekonomi tingkat atas seperti orang-orang yang bekerja di PERTAMINA ataupun MIGAS. Untuk memenuhi kebutuhan mereka, setiap hari para warga menambang pasir di DAS Bengawan Solo.

Dulu , sebelum adanya perkembangan teknologi, masyarakat sekitar menambang pasir sungai dengan cara tradisional. Walau pasir yang mereka dapat lebih sedikit namun kegiatan ekonomi mereka tidak merusak lingkungan. Alam masih mampu untuk memulihkan kembali kerusakan – kerusakan kecil. Penambangan pasir secara tradisional juga tidak merusak ekosistem sungai. Sekarang, seiring perkembangan teknologi, masyarakat memilih menggunakan mesin sedot pasir. Dengan mesin tersebut pendapat masyarakat akan menjadi berkali lipat dari pada menggunakan cara tradisional. Namun tanpa masyarakat sekitar sadari hal itu membuat kerusakan lingkungan di sekitar DAS Bengawan Solo dan juga merusak ekosistem yang ada di sungai tersebut.

Penambangan pasir secara tradisional menggunakan cara yang tidak merusak lingkungan serta ekosistem sungai. Para penambang pasir tradisional ini mendapatkan pasir dengan cara menyelam. Mereka menggunakan prahu kemudian menyelam ke dasar sungai untuk mengambil pasir. Pasir yang mereka dapatkan diangkut menggunakan prahu. Walaupun mereka hanya mendapat tiga sampai lima karung pasir setiap hari, namun hal tersebut tidak begitu merusak lingkungan dan ekosistem di sekitar daerah aliran sungai Bengawan Solo.

 

 

 

Namun belakangan ini atau sekitar 5 tahun ini, perkembangan teknologi membuat masyarakat sekitar lupa akan tugas mereka sebagai pelestari dan penjaga lingkungan. Meraka malah berlomba-lomba untuk mengekploitasi pasir yang ada di DAS Bengawan solo untuk di jual. Ekploitasi berlebihan yang di lakuakan oleh masyarakat sekitar secara sadar maupun tidak, banyak sekali menimbulkan banyak masalah yang nantinya juga akan berdampak pada masyarakat itu sendiri. Akibat dari perkembangan dan kemajuan teknologi, masyarakat mulai menemukan sebuah mesin atau alat penyedot pasir yang dapaat menyedot pasir hingga bertruk-truk dalam sehari. Karena kebutuhan hidup yang semakin banyak, masyarakat menjadikan tambang pasir sebagai profesi utama mereka. Padahal dahulu, tambang pasir hanyalah pekerjaan sampingan masyarakat saat mereka santai di sore hari. Namun karena banyaknya permintaan akan pasir serta didukung dengan teknologi yang memadai, membuat banyak masyarakat kini beralih profesi sebagai penambang pasir. Mereka menambang pasir menggunakan mesin sedot pasir, di mana mesin tersebut mempermudah pekerjaan mereka untuk mendapatkan banyak pasir. Dalam satu hari mereka bisa memperoleh dua truk atau lebih pasir, satu truk pasir biasanya dihargai 750 ribu rupiah. Dalam satu hari mereka dapat meraup untung hingga jutaan rupiah. Kelebihan dari mesin sedot pasir ini jelas, bahwa pasir yang didapat berkali- kali lipat jumlahnya dari pada penambang pasir tradisional. Namun dampak dari kegiatan tersebut sangatlah merugikan banyak dimensi.

 

 

 

Kerugian-kerugian tersebut diantaranya, yang pertama dari kerusakan ekosistem sungai. Mesin sedot pasir tersebut bukan hanya menghisap pasir saja, namun juga menghisap kehidupan-kehidupan yang ada di dasar sungai. Ekosistem yang ada di dasar sungai semuanya ikut terhisap, mulai dari ikan besar, ikan kecil, anak-anak ikan, mineral yang ada di dasar sungai, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain. Mahkluk hidup atau biota yang ada di dasar sungai terhisap dan lama kelamaan membuat sungai tersebut kehilangan mahkluk hidupnya sehingga merusak bahkan menghilangkan ekosistem yang ada di sungai.

Kerugian yang kedua, mesin sedot pasir membuat banyak masyarakat yang mengekploitasi pasir-pasir tersebut secara berlebihan. Banyaknya pasir yang diambil membuat pendangkalan pada sungai. Sungai yang seharusnya mampu menampung debit air yang besar kiriman dari sungai Bengawan Solo sendiri serta curah hujan yang deras, kini tidak lagi dapat menampungnya. Akibatnya daerah Cepu apalagi di daerah dekat bantaran sungai selalu mengalami banjir saat musim penghujan. Kerugian yang harus ditanggung masyarakat dan pemerintah semakin besar. Banyak rumah masyarakat yang rusak, harta benda yang hilang diterjang banjir, dan ada juga yang sampai meregut nyawa dan juga kerugian-kerugian lain yang harus ditanggung masyarakat. Pemerintah juga mengalami kerugian yang besar seperti kerusakan jalan, kerusakan sarana dan prasarana umum, serta banyak biaya yang harus dikeluarkan pemerintah untuk memperbaiki segala kerusakan yang disebabkan oleh banjir. Tahun ini pemerintah setempat telah mengatasi banjir di daerah Cepu tersebut dengan membangun bendungan dan juga tembok penghalang di sepanjang bantaran sungai. Dengan adanya tembok penghalang setinggi 3 meter lebih ini mampu menghindari luapan air dari sungai Bengawan Solo agar tidak sampai ke permukiman warga. Penyebab banjir di kota Cepu bukan saja akibat dari tindakan-tindakan orang-orang penambang pasir tetapi juga karena masyarakat sekitar yang tidak mau menjaga kebersihan sungai. Sungai di kota Cepu menjadi tempat pembuangan sampah-sampah rumah tangga. Tidak sedikit warga yang mengabaikan kebersihan sungai, mereka mengotori sungai dengan membuang sampah-sampah mereka di sungai. Sampah-sampah ini membuat aliran sungai menjadi terhambat sehingga apabila saat musim penghujan,sampah-sampah ini juga bisa menyebabkan banjir. Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Blora, Jawa Tengah, telah menyisir Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo yang melintas wilayahnya mulai dari Kecamatan Cepu – Kedungtuban hingga Kradenan untuk melakukan pendataan aktivitas penambangan pasir illegal yang dilakukan masyarkat sekitar lokasi sungai. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Blora, Adi Purwanto, mengatakan bahwa bukan hanya aktivitas penambangan pasir yang akan dilakukan pemantauan tetapi juga melihat sebanyak apa limbah atau sampah dari masyarakat yang dibuang dan masuk di Sungai itu. Dari hasil pemetaan akan diketahui kandungan potensi serta dampak kerusakan lingkungan yang ada di sekitar sungai. Dan saat ini ada sekitar 80 persen sampah rumah tangga mencemari lingkungan termasuk yang ada di sungai. Beberapa instansi terkait yang dilibatkan diantaranya, Satpol PP, Dinas Energi dan Sumber daya Mineral serta lembaga yang bergerak dalam pelestarian lingkungan. Adapun lokasi yang disisir itu mulai dari tepi Bengawan Solo di sisi timur Kecamatan Kradenan hingga Kecamatan Cepu. Hasilnya akan dijadikan langkah untuk melakuan pelestarian lingkungan yang tepat sehingga DAS Bengawan solo tetap terjaga dan tidak menimbulkan kerusakan yang cukup parah.

 

 

 

 

 

 

Pemerintah telah membuat Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang wewenang terhadap izin produksi penambangan galian C diberikan sepenuhnya kepada pemerintah provinsi.Penambang pasir sedot galian C itu illegal dan melanggar Undang-Undang nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara. Dalam pasal 158 UU itu tentang mengadakan eksplorasi tanpa izin. Dan melanggar Perda Langkat nomor 36 tahun 2002 tentang izin gangguan lingkungan (HO).Dengan peraturan- peraturan tersebut, diharapkan para penambang pasir tidak lagi mengeksploitasi pasir sungai secara berlebihan serta masyarakat di sekitar bantaran sungai mau menjaga kebersihan sungai.

Ada banyak kerugian serta masalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh perilaku manusia. Manusia hanya mau mengeksploitasi dan mendapatkan keuntungan dari sumber daya alam yang telah dieksploitasi tanpa mau memikirkan akibat dari perbuatannya. Manusia seharusnya bisa menjaga kelestarian lingkungan bukan malah merusak lingkungan. Tugas menjaga lingkungan merupakan tugas seluruh masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, pejabat, maupun pemerintah, semua ikut berperan serta dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Yang perlu diingat bahwa segala sesuatu di alam raya ini bukan warisan dari nenek moyang, melainkan pinjaman dari anak cucu, sehingga wajib dikembalikan.

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

https://Mesin%20Sedot%20Pasir%20Merusak%20Ekosistem%20Sungai%20di%20Bantul,%20Ini%20Penjelasannya%20_%20Harianjogja%20-%20Bisnis.com.htm

https://Data%20Kerusakan%20Lingkungan,%20BLH%20Blora%20Telusuri%20DAS%20Bengawan%20Solo%20-%20infoblora.com.htm

https://banjir%20Bengawan%20Solo%20bagi%20masyarakat%20Cepu%20sebuah%20kajian%20Etnoekologi.%20-.htm

https://SUARA%20MERDEKA%20CETAK%20-%20Kompleksitas%20Banjir%20Bengawan%20Solo.htm

KONSERVASI KESENIAN BARONGAN DARI KABUPATEN BLORA#2

KONSERVASI KESENIAN BARONGAN DARI KABUPATEN BLORA#2

 

Blora merupakan kabupaten yang terletak paling timur dari provinsi Jawa Tengah. Di kabupaten Blora ini tumbuh subur sebuah kebudayaan berupa seni barong. Barong adalah sebuah kesenian yang banyak ditemui dan sebagai seni yang khas dari Jawa Tengah. Namun khusus untuk kabupaten Blora, kesenian barong atau yang biasa disebut barongan ini sangat popular dan banyak diminati dikalangan masyarakat pedesaan di kabupaten Blora. Setiap barong yang mewakili daerah tertentu dilambangkan dengan hewan yang berbeda. Barongan yang ada di Blora dilambangakan dengan seekor singa yang gagah perkasa, yang mana menurut mitologi Jawa dan Bali sebagai karakter yang menggambarkan raja dari roh-roh dan karakter tersebut merupakan lambang dari kebaikan.

Kesenian barongan ini telah lama tumbuh dan berkembang di masyarakat kabupaten Blora. Sejak jaman dahulu hingga perkembangan jaman sekarang, kesenian barong masih sangat diminati oleh masyarakat kabupaten Blora walaupun ditengah maraknya dan berkembangnya budaya-budaya serta kesenian luar negeri yang masuk ke dalam Indonesia dan masyarakat kabupaten Blora pada khususnya. Kesenian barong masih mampu mempertahankan eksistensinya di kalangan masyarakat kab Blora ditengah persaingan ketat melawan kebudayaan asing. Salah satu faktor kesenian barong masih memiliki eksistensi serta reputasi yang baik adalah keberhasilan seni barong dalam menggambarkan sifat-sifat kerakyatan yang sesuai dengan karakter masyarakat kabupaten Blora seperti spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, tegas, kekompakan, dan keberanian yang didasarkan pada kebenaran.

Seni barong yang ada di kabupaten Blora memiliki legenda tersendiri. Masyarakat sekitar telah berhasil membuat sebuah cerita berupa legenda yang menjadi sejarah lahirnya seni barong ini. Sedikit cerita tentang legenda seni barong. Berawal dari seorang raja yang bernama Prabu Klana Sawandana dari Kabupaten Bantarangin jatuh cinta kepada Dewi Sekartaji putri dari Raja Kediri, maka diperintahlah Patih Bujangganong/Pujonggo Anom untuk meminangnya. Keberangkatannya disertai 144 prajurit berkuda yang dipimpin oleh empat orang perwira diantaranya : Kuda Larean, Kuda Panagar, Kuda Panyisih dan Kuda sangsangan. Sampai di hutan Wengkar rombongan Prajurit Bantarangin dihadang oleh Singo Barong sebagai penjelmaan dari Adipati Gembong Amijoyo yang ditugasi menjaga keamanan di perbatasan. Terjadilah perselisihan yang memuncak menjadi peperangan yang sengit. Semua Prajurit dari Bantarangin dapat ditaklukkan oleh Singo Barong, akan tetapi keempat perwiranya dapat lolos dan melapor kepada Sang Adipati Klana Sawandana. Pada saat itu juga ada dua orang Puno Kawan Raden Panji Asmara Bangun dari Jenggala bernama Lurah Noyontoko dan Untub juga mempunyai tujuan yang sama yaitu diutus R. Panji untuk melamar Dewi Sekar Taji. Namun setelah sampai dihutan Wengker, Noyontoko dan Untub mendapatkan rintangan dari Singo Barong yang melarang keduanya utuk melanjutkan perjalanan, namun keduanya saling ngotot sehingga terjadilah peperangan. Namun Noyontoko dan Untub merasa kewalahan sehingga mendatangkan saudara sepeguruannya yaitu Joko Lodro dari Kedung Srengenge. Akhirnya Singo Barong dapat ditaklukkan dan dibunuh. Akan tetapi Singo Barong memiliki kesaktian. Meskipun sudah mati asal disumbari ia dapat hidup kembali. Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke R. Panji, kemudian berangkatlah R. Panji dengan rasa marah ingin menghadapi Singo Barong. Pada saat yang hampir bersamaan Adipati Klana Sawendono juga menerima laporan dari Bujangganong ( Pujang Anom ) yang dikalahkan oleh Singo Barong. Dengan rasa amarah Adipati Klana Sawendada mencabut pusaka andalannya, yaitu berupa Pecut Samandiman dan berangkat menuju hutan Wengker untuk membunuh Singo Barong. Setelah sampai di Hutan Wengker dan ketemu dengan Singo Barong, maka tak terhindarkan pertempuran yang sengit antara Adipati Klana Sawendana melawan Singo Barong. Dengan senjata andalannya Adipati Klana Sawendana dapat menaklukkan Singo Barong dengan senjata andalannya yang berupa Pecut Samandiman. Singo Barong kena Pecut Samandiman menjadi lumpuh tak berdaya. Akan tetapi berkat kesaktian Adipati Klana Sawendana kekuatan Singo Barong dapat dipulihkan kembali, dengan syarat Singo Barong mau mengantarkan ke Kediri untuk melamar Dewi Sekartaji. Setelah sampai di alun-alun Kediri pasukan tersebut bertemu dengan rombongan Raden Panji yang juga bermaksud untuk meminang Dewi Sekartaji. Perselisihanpun tak terhindarkan, akhirnya terjadilah perang tanding antara Raden Panji dengan Adipati Klana Sawendano, yang akhirnya dimenangkan oleh Raden Panji. Adipati Klana Sawendana berhasil dibunuh sedangkan Singo Barong yang bermaksud membela Adipati Klana Sawendana dikutuk oleh Raden Panji dan tidak dapat berubah wujud lagi menjadi manusia ( Gembong Amijoyo ) lagi. Akhrnya Singo Barong Takhluk dan mengabdikan diri kepada Raden Panji, termasuk prajurit berkuda dan Bujangganong dari Kerajaan Bantarangin. Kemudian rombongan yang dipimpin Raden Panji melanjutkan perjalanan guna melamar Dewi Sekartaji. Suasana arak-arakan yang dipimpin oleh Singo Barong dan Bujangganong inilah yang menjadi latar belakang keberadaan kesenian Barongan.

Kesenian barongan perlu dilestarikan karena merupakan kekayaan budaya dan seni yang ada di kabupaten Blora. Masyarakat sekitar sangatlah antusias dalam melestarikan kesenian barongan ini. Hal ini ditandai dengan banyaknya orang tua yang mengikutkan anak-anaknya dalam sanggar budaya yang ada di desa-desa. Di mana sanggar-sanggar tersebut merupakan sanggar yang berorientasi untuk memperkenalkn anak-anak mengenai budaya dan kesenian yang ada di kabupaten Blora. Anak-anak juga begitu antusias dalam mempelajari kebudayaan dan kesenian yang ada di kabupaten Blora. Antusias tersebut ditunjukan oleh anak-anak ketika mereka mengikuti kompetisi-kompetisi yang menampilkan kebudayaan daerah, dan hasilnya banyak anak-anak yang mendapat juara dari ajang tersebut.

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.

 

MENGEFEKTIFKAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENJAGA KELESTARIAN BUMI#1

MENGEFEKTIFKAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENJAGA KELESTARIAN BUMI#1

 

Sampah ialah sesuatu yang dibuang atau terbuang yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang sudah tidak memiliki nilai ekonomis lagi. Sampah juga termasuk dalm jenis polutan padat. Sampah ada banyak jenisnya. Jenis sampah dilihat dari asal zatnya yakni sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik adalah sampah yang zat-zat nya terdapat unsur karbon (C), sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang zat-zatnya tidak terdapat unsur karbon (C). Sampah organik yang sering ada di lingkungan sekitar contohnya dedaunan kering, sisa-sisa makanan, dan lain-lain. Sedangkan sampah anorganik yang ada di lingkungan sekitar contohnya botol-botol minuman, plastik-plastik kemasan makanan, kertas, dan lain sebagainya. Sampah –sampah ini biasanya hasil dari kegiatan rumah tangga. Kegiatan rumah tangga terjadi secara terus menerus, penggunaan dari produk-produk yang menghasilkan sampah pun terus terjadi. Sedangkan kita tahu bahwa luas area untuk pembuangan sampah itu tetap atau tidak mengalami perluasan. Dengan demikian, kita dapat membayangkan jika manusia atau masyarakat selalu memproduksi atau menghasilkan sampah secara terus menerus dan diakumulasikan dari waktu ke waktu sedangkan tempat untuk menampung sampah tersebut tidak mengalami perluasan. Maka bisa jadi bumi kita ini akan terpenuhi oleh sampah-sampah yang di hasilkan dari kegiatan manusia dan juga polutan-polutan lain dari kegiatan manusia. Pertanyaannya adalah bagaimana agar bumi kita tidak dipenuhi sampah, walaupun manusia tetap menghasilkan sampah setiap harinya.

Di berbagai area, wilayah ataupun daerah banyak sekali kita temui slogan-slogan “ Buanglah Sampah di Tempat Sampah ”. Slogan tersebut sekarang bukanlah hal yang terlalu menjadi pusat masalah. Karena masalah terbesar sekarang adalah bagaimana setelah orang-orang membuang sampah pada tempat sampah, sampah ini tidak lagi akan menjadi masalah bagi penduduk bumi. Mengapa slogan “Buanglah Sampah di Tempat Sampah” sudah bukan menjadi hal yang terlalu menjadi pusat perhatian? Hal ini berawal dari mengapa orang-orang tidak membuang sampah pada tempatnya, contoh banyak warga yang tinggal dekat bantaran sungai mereke banyak yang membuang sampah sembarangan di sungai. Mungkin salah satu faktornya adalah ketidakcukupan dari lahan atau tempat pembuangan sampah umum yang disediakan, sehingga mereka membuang sampah tersebut ke sungai. Mungkin saat di rumah, masyarakat telah tertib pada slogan “ Buanglah Sampah di Tempat Sampah”. Namun karena tempat sampah yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga tersebut telah penuh maka mereka akan membuang sampahnya ke tempat pembuangan sampah umum. Namun kenyataannya setelah mereka membuang sampah di tempat pembuangan sampah umum atau bahkan sampai ke tempat pembuangan sampah akhir pun, volume dari sampah ini tidak akan berkurang malah justru akan bertambah setiap hari. Hal ini tidak diimbangi dengan perluasan tempat pembuangan sampah, sehingga yang terjadi adalah sampah menumpuk dan terakumulasi pada tempat pembuangan sampah akhir.

Tumpukan sampah tentu sangat berdampak negatif terhadap lingkungan maupun masyarakat sekitar. Hal inilah yang menjadi masalah terbesar bagi kita, bagimana sampah-sampah ini tidak terakumulasi semakin banyak hingga dampak-dampak negatifnya akan menggangu lingkungan serta mahkluk hidup lain yang ada di sekitarnya. Ada sebuah pemikiran yang lucu, yakni bagaimana jika sampah-sampah ini kita alihkan atau kita transfer ke luar angkasa. Kita bisa menggunakan planet lain untuk menampung sampah-sampah ini. Pemikiran tesebut adalah pemikiran lucu yang sekaligus amat tidak bijak bagi kita sebagai manusia yang ada di bumi. Bagaimana bisa kita merusak dan menggunakan planet yang tidak berdosa untuk menampung sampah-sampah akibat kegiatan manusia di bumi.

Sampah-sampah yang menumpuk di tempat pembuangan sampah akhir, adalah sampah sampah organik maupun anorganik yang tercampur. Hal inilah yang mengakibatkan para petugas pengolahan sampah kesulitan untuk mengolah sampah. Misal, sisa-sisa buah dan sayuran tercampur dengan sampah-sampah kertas. Kertas-kertas yang seharusnya bisa diolah kembali jadi sulit untuk diambil dan diolah lagi. Sampah organik seperti sisa-sisa buah dan sayur dapat diuraikan secara langsung oleh bakteri pengurai yang ada ditanah, sehingga tidak perlu adanya pengolahan khusus. Berbeda dengan kertas yang memerlukan pengolahan khusus untuk mendaur ulang kertas.

Cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk tidak menambah masalah terhadap sampah ialah dimulai dari diri kita sendiri untuk yang pertama, mengurangi produksi sampah dalam setiap kegiatan sehari-hari kita. Misalkan sampah plastik kantong kresek untuk belanja. Kita bisa mengurangi penggunaan kantong kresek dengan cara ketika kita belanja kita menggunakan tas untuk belanja sendiri. Hal kecil ini dapat mengurangi produksi kantong kresek sebagai sumber sampah. Yang kedua, kesedian kita untuk memilah-milih sampah sebelum dibuang ke tempat sampah. Kita mau melakukan seleksi pada sampah dari dalam rumah. Misalkan, kita membedakan antara sampah organik dengan sampah anorganik. Kita membedakan sampah kertas, sampah berupa sisa-sisa makanan, sampah berupa botol-botol plastik, sampah berupa dedaunan kering, dan lain-lain. Setelah sampah-sampah yang ada pada setiap rumah tangga telah terpisah-pisah dan terselektif dengan baik maka hal ini akan memudahkan petugas pengolahan sampah untuk mengolah sampah. Sampah-sampah anorganik seperti kertas dan botol plastik akan dapat segera diolah tanpa harus tertumpuk dan terakumulasi di tempat pembuangan sampah akhir. Dedaunan kering dan sisa-sisa buah dan sayur dapat segera diolah pula tanpa harus menumpuk di tempat pembuangan sampah akhir. Mungkin sampah-sampah yang ada di tempat pembuangan sampah akhir hanya ada sampah organik yang mudah dan cepat diuraikan oleh bakteri pengurai.

Pengolahan sampah bisa dengan cara melakukan hal sebagai berikut reuse, yaitu pemanfaatan kembali barang-barang yang tidak terpakai, reduce yaitu pengurangan kegiatan dan atau benda yang berpotensi menghasilkan sampah dan atau limbah, recycle yaitu melakukan daur ulang terhadap sampah dan atau limbah untuk dimanfaatkan kembali, recovery yaitu melakukan pemulihan kembali fungsi dari fasilitas-fasilitas yang ada yang telah yang telah berkurang pemanfaatannya. Agar sampah – sampah setelah diolah dapat mempunyai nilai ekonomis maka harus mengoptimalkan kegiatan reduce . Contohnya, mengoptimalkan pengolahan sampah anorganik berupa botol-botol plastik menjadi ragam hasta karya yang kreatif dan menarik sehingga akan memiliki nilai ekonomis dan dapat dijual. Selain itu misal mengoptimalkan pengolahan sampah organik berupa dedaunan kering dan sisa-sisa buah dan sayur untuk pembuatan pupuk kompos.

Upaya-upaya tersebut adalah salah satu contoh tindakan manusia yang bijak dalam melestarikan bumi ini. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga bumi ini yang dapat dimulai dari diri sendiri. Yang perlu kita tanamkan pada diri kita adalah bagaimana kita berterimakasih pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan bumi dan seisinya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Untuk itu karena bumi telah baik dan menjaga kita maka kita juga harus baik dan menjaga bumi. Karena jika bumi sudah tidak mau menjaga kita, di mana kita akan tinggal nanti?

Tulisan ini dibuat untuk mengikuti kompetisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini hasil karya saya sendiri dan bukan hasil jiplakan.