Cara Mendidik Kaum Wanita #2

silhouette-1

Jangankan lelaki biasa, Nabi pun terasa sunyi tanpa wanita. Tanpa mereka, hati, fikiran dan perasaan lelaki akan resah. Masih mencari walaupun sudah ada segala-galanya. Apa lagi yang tidak ada di syurga, namun Nabi Adam a.s tetap rindukan Siti Hawa. Kepada wanitalah lelaki memanggil ibu, isteri atau puteri. Dijadikan mereka dari tulang rusuk yang bengkok untuk diluruskan oleh lelaki, tetapi kalau lelaki sendiri yang tak lurus, tak mungkin mampu nak meluruskan mereka. Tak logis kiranya kayu yang bengkok menghasilkan bayang-bayang yang lurus.  Luruskanlah wanita dengan cara yang ditunjuk Allah, karena mereka diciptakan sebegitu rupa oleh Allah. Didiklah mereka dengan bimbingan dari-Nya. JANGAN COBA JINAKKAN MEREKA DENGAN HARTA, NANTI MEREKA SEMAKIN LIAR. JANGAN HIBURKAN MEREKA DENGAN KECANTIKAN, NANTI MEREKA SEMAKIN MENDERITA. Yang sementara itu tidak akan menyelesaikan masalah. Kenalkan mereka kepada Allah, zat yang kekal, karena disitulah tempatnya.  AKAL SETIPIS RAMBUTNYA, TEBALKAN DENGAN ILMU. HATI SEPARUH KACA, KUATKAN DENGAN IMAN. PERASAAN SELEMBUT SUTERA, HIASILAH DENGAN AKHLAK. Suburkanlah karena dari situlah nanti mereka akan nampak nilai dan keadilan Tuhan. Hibur dan bahagialah hati mereka, walaupun tidak menjadi ratu cantik dunia, presiden ataupun perdana menteri negara atau women gladiator. Bisikkan ke telinga mereka bahwa kelembutan bukan suatu kelemahan. Itu bukan diskriminasi Tuhan. Sebaliknya di situlah kasih sayang Tuhan. Kerana rahim wanita yang lembut itulah yang mengandungkan lelaki berwajah – negarawan, karyawan, jutawan dan ‘wan-wan’ yang lain. Tidak akan lahir superman tanpa superwoman. Wanita yang lupa hakikat kejadiannya, pasti tidak terhibur dan tidak menghiburkan. Tanpa ilmu, iman dan akhlak, mereka bukan saja tidak dapat diluruskan, bahkan mereka pula membengkokkannya. LEBIH BANYAK LELAKI YANG DIRUSAKKAN OLEH PEREMPUAN DARIPADA PEREMPUAN YANG DIRUSAKKAN OLEH LELAKI. SEBODOH-BODOHNYA PEREMPUAN PUN DAPAT MENUNDUKKAN SEPANDAI-PANDAINYA LELAKI.  Itulah akibatnya apabila wanita tidak kenal tuhan. Mereka tidak akan kenal diri mereka sendiri, apalagi mengenal lelaki. Kini bukan saja ramai boss telah kehilangan sekretaris, bahkan anak pun akan kehilangan ibu, suami kehilangan isteri dan bapak akan kehilangan puteri. Bila wanita durhaka, dunia lelaki akan huru-hara. Bila tulang rusuk patah, rusaklah jantung, hati dan limpa. Lelaki pula jangan hanya mengharapkan ketaatan tetapi binalah kepimpinan. Pastikan sebelum memimpin wanita menuju Allah, pimpinlah diri sendiri dulu kepadaNya. Jinakkan diri dengan Allah, niscaya akan jinaklah segala-galanya di bawah kepimpinan kita.  “JANGAN MENGHARAPKAN ISTERI SEPERTI SAYYIDATINA FATIMAH RA, KALAU PERIBADI BELUM LAGI SEPERTI SAYYIDINA ALI RA… “

Gambar: rosyidahhakim.wordpress.com

Antara Hijaber dan Jilbaber #1

siluet-akhwat-muslimah-kerudung-langit-biru10932082_740376149410630_1639444865_n

“Kok pakaiannya gitu?”

“Biasa. Namanya juga hijaber.”

“Kalau yang itu?”

“Yang itu jilbaber.”

“Apa sih bedanya?”

Obrolan seperti ini pasti cukup sering mampir ke telinga-telinga kalian. Sebenarnya, apa sih hijaber itu? Dan apa bedanya dengan istilah jilbaber yang sudah muncul sebelumnya? Ikuti ulasan berikut, yuk!

Istilah hijaber mulai sering terdengar semenjak tahun 2010 dan dipopulerkan oleh—tentu saja—para remaja. Sebenarnya kata hijab itu sendiri bermakna penutup. Kalau dikonotasikan dengan manusia, hijab berarti pakaian penutup aurat. Kalau untuk wanita, hijab bisa diartikan sebagai pakaian yang menutup seluruh tubuh wanita kecuali muka dan telapak tangan (busana muslimah), tentu saja dengan berbagai tambahan kriteria lainnya. Itu kalau secara kata. Tapi secara realita, istilah hijaber lebih identik dengan busana muslimah yang fashion abis. Kalau secara kasatmata, hijaber bisa diidentifikasi dengan penggunaan kerudung yang ‘agak’ belibet serta gaya pakaian dan dandanan yang ‘waw’ banget. Sampai terkadang ada juga yang jadi nggak sesuai lagi sama aturan Islam.

Sedangkan istilah jilbaber sudah muncul pada tahun 1980-an. Kata jilbab itu sendiri lebih mengacu pada pakaian yang menutup aurat wanita. Ada yang berpendapat bahwa jilbab adalah pakaian yang menutup aurat seorang wanita dari ujung kepala hingga bawah dada seperti yang tertera pada QS An-Nur (24) ayat 31. Ada pula yang berpendapat bahwa jilbab itu adalah pakaian yang menutup aurat wanita dari leher hingga bawah kaki seperti yang tertera pada QS Al Ahzab(33) ayat 59. Para jilbaber biasanya lebih cenderung sederhana dalam berpakaian dan tidak terlalu terpengaruh fashion. Rata-rata, pakaian jilbaber ini sesuai dengan aturan-aturan Islam.

Karena ada dua istilah seperti itu, sering juga terjadi kontroversi di kalangan masyarakat. Ada yang berpendapat jilbaber itu kuno dan hijaber itu modern. Ada juga yang bilang hijaber itu nggak bener dan yang bener itu jilbaber. Nggak usah kita ambil pusing. Kita boleh kok pro sama hijaber atau pro sama jilbaber. Tapi ada syarat yang harus kita semua penuhi, yakni sesuai dengan aturan Islam yang sudah digariskan oleh Allah SWT. tentang bagaimana berpakaian yang menutup aurat dan juga islami bagi seorang wanita muslimah.

Sumber: wahdah.or.id
www.online-instagram.com