Universitas Negeri Semarang merupakan kampus konservasi yang sangat peduli akan keberlangsungan lingkungan oleh karena itu Universitas Negeri Semarang memiliki 7 pilar konservasi yakni :
1) Konservasi keanekaragaman hayati
2) Arsitektur hijau dan sistem transportasi internal
3) Pengelolaan limbah
4) Kebijakan nir kertas
5) Energi bersih
6) Konservasi, etika, seni, dan budaya
7) Kaderisasi konservasi
Pada postingan kali ini saya akan membahas tentang konservasi, etika, seni, dan budaya. Kita ketahui bersama bahwa di Universitas Negeri Semarang terdapat mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia bahkan dari luar negeri. Dan dari daerah-daerah tersebut memiliki seni dan budaya yang berbeda pula. Misalnya mahasiswa dari daerah Sumatera Utara dengan mahasiswa dari daerah Jawa Tengah. Kota Medan merupakan ibu kota dari Sumatera Utara terkenal dengan dialek batak yang mana dialek ini terkenal dengan nada bicara yang keras dan bahkan saat berbicara bisa dianggap seperti orang marah-marah. Tentunya hal ini berbeda dengan mahasiswa yang berasal dari Jawa Tengah yang terkenal dengan dialek lembut (halus). Bila kedua budaya tersebut digabungkan maka butuh penyesuaian antar kedua belah pihak agar terciptanya komunikasi yang baik agar tercapainya timbal balik (tanggapan) yang baik pula. Untuk itu dalam ketujuh pilarnya, Universitas Negeri Semarang mencantumkan konservasi, etika, seni, dan budaya. Yang mana tujuannya untuk menyatukan budaya dari berbagai daerah agar dapat bersatu menjadi kampus konservasi yang menjunjung tinggi perbedaan supaya menjadi satu kesatuan yang utuh.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di UNNES.
Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.
Referensi : Buku Konservasi
One thought on “Membangun Rumah Ilmu Untuk Mewujudkan Universitas Konservasi Yang Bereputasi #1”