- Pengertian
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre, melestarikan; “menjaga, memelihara, mengamalkan”. Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai “bertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya yang dilembagakan. Roger Scruton menyebutnya sebagai “pelestarian ekologi sosial” dan “politik penundaan, yang tujuannya adalah mempertahankan, selama mungkin, keberadaan sebagai kehidupan dan kesehatan dari suatu organisme sosial.
- Ciri-ciri Konservatisme Pendidikan
Ciri-ciri konservatisme pendidikan secara umum antra lain:
- Pengetahuan adalah bagi manfaat sosialnya; pengetahuan sebagai cara mengujudkan nilai-nilai sosial yang ada.
- Manusia sebagai warga negara, yang mencapai keutuhan diri dalam statusnya sebagai anggota tatanan sosial yang mapan.
- Penyesuaian diri secara nalar; bersandar pada jawaban terbaik dari masa silam sebagai tuntunan yang paling bisa dipercaya bagi tindakan di masa kini.
- Pendidikan sebagai pembelajaran (sosialisaasi) individu terhadapsistem kemapanan.
- Berpusat pada tradisi-tradisi dan lembaga-lembaga sosial yang ada; menekankan situasi-situasi sekarang yang dilihat dari kaca mata kedejarahan yang agak sempit; konvensionalisme (faham yang menekankan konsep ilmiah merupakan persetujuan ilmuawan).
- Kemantapan/stabilitas budaya melampaui kebutuhan akan perubahan; hanya menerima perubahan-perubahan yang pada dasarnya selaras dengan tatanan sosial yang sudah mapan.
- Berdasarkan sebuah sistem budaya tertutup (etnosentris); menekankan tradisi-tradisi sosial dominan; menerima perubahan secara bertahap didalam situasi sosial yang secara umum mentap/stabil.
- Berlandaskan kepada keyakinan-keyakinan ylang sudah teruji oleh waktu, dan keyakinan yang menetapkan gagasan-gagasan serta praktik-praktik lebih bisa diandalkan ketimbang keyakinan yang hanya murni teoritis.
- Beranggapan bahwa kewenangan intelektual tertinggi adalah budaya dominan besrta sistem keyakinan dan prilaku yang mapan.
- Asimilasionisme sosial; lembaga-lembaga dan proses-proses sosial yang dominan musti didahulukan sebagai tradisi keagamaan, filosofis,atau etnis tertentu.
- Konservatisme dipandang dari Anak Sebagai Pelajar
Ciri-ciri konservatisme pendidikan dipandang dari anak sebagai pelajar, antra lain:
- Anak memerlukan tuntunan yang tegas dan pelajaran yang baik sebelum ia bisa menjadi seorang warga negara yang bertanggung jawab yang telah dinelajarkan secara efektif.
- Kesamaan-kesamaan individual lebih penting dari pada perbedaan-perbedaannya, dan ini mentukan progam-progam pendidikan yang akan ditetapkan.
- Individu adalah fungsi-sebagian dari sistem sosial dominan; individualisme adalah peranserta dalam jati diri bersama yang lebih tinggi kedudukannya ketimbang jati diri individual, dalam masyarakat yang mapan.
- Ketidaksetaraan alamiah antar perorangan tercermin dalam pembagian barang dan kekuasaan dalam masyarakat yang tidak setara; adalah sebuah kewajiban moral untuk memberikan kesetaraan kesempatan bagi semua orang dalam konstek pembagian barang dan kekuasaan yang ada sekarang (yang pada intinya tak merata); setiap orang mesti diizinkan untuk memperoleh akses kesempatan sosial sebagaimana distrukturkan sekarang berdasarkan persaingan antar individu dan antar kelompok yang sudah berlangsung sebelumnya, yang melandasi struktur sosial yang mapan.
- Administrasi dan Pengendalian
Ciri-ciri konservatisme pendidikan dipandang dari administrasi dan pengendalian, antra lain:
- Kewenangan pendidikan ditanamkan pada para pendidik profesional yang matang dan bertanggung jawab, yang sangat menghormati proses yang sudah ditentukan waktunya sendiri-sendiri, dan yang cukup tegas untuk menghindari perubahan-perubahan dasar jika menanggapi tuntunan rakyat.
- Kewenangan guru berdasar pada peran dan stastus sosialnya yang merupakan prestasinya sendiri.
- Hahk-hak guru dibawahkan dan ditentukan oleh tolok ukur keyakinan dan prilaku sosial yang dominana; hak-hak tersebut bersifat relatif terhadap tanggung jawab guru yang selaras dengan sistem sosial konvensional.
- Kurikulum
Ciri-ciri konservatisme pendidikan dipandang dari sifat-difat kurikulum, antra lain:
- Menekankan pembelajaran (sosialisasi) politik.
- Berpusat pada pengkondisian budaya; penguasaan nilai-liai budaya konvensional.
- Menekankan ketrampilan-ketrampilandasar, dan latihan watak
- Mata pelajaran ditentukan terlebih dahulu.
- Menekankan yang akademik melebihi yang praktis dan yang intlektual.
- Pelajaran
Ciri-ciri konservatisme pendidikan dipandang dari pelajaran, antra lain:
Menekankan pelatihan dasar dalam ketrampilan-ketrampilan pokok (tiga R: membaca, menulis, berhitung), ikhtisar ilmu-ilmu dasar, pendidikan fisik dan kesehatan, serta pendekatan yang relatif bersifat akademik terhadap ilmu-ilmu pengetahuan sosial yang lebih tradisional (sejarah kelembagaan politik, dan seterusnya).
- Metode Pengajaran dan Penilaian
Ciri-ciri konservatisme pendidikan dipandang dari metode pengajaran dan penilaian hasil belajar, antra lain:
- Cenderung kearah penyesuaian tata cara-tata cara yang lama dengan metode-metode baru, dan bukannya meninggalkan yang lama itu secara radikal
- Cenderung menyukai disiplin belajar dan hapalan sebagai cara pembentukan kebiasaan yang baik untuk siswa siswi di kelas-kelas dasar, tapi mengembangkannya kearah pendekatan-pendekatan yang lebih intelektual sifatnya untuk siswa siswi yang duduk di kelas yang lebih tinggi
- Memilih kegiatan belajar yang ditentukan dan diarahkan oleh guru, tapi membela peranserta siswa dalam perncanaan pendidikan dalam aspek-aspek yang kurang penting
- Menganggap guru sebagai pakar pembagi pengetahuan dan keterampilan tertentu
- Penilaian cenderung tes/ujian yang dipakai untuk mengukur keterampilan-keterampilan dan informasi yang dimiliki siswa
- Menekankan pada aspek kognitif dan aspek afektif dan yang antar personal
- Menekankan pada pelestarian prinsip-prinsip dan praktik-praktik pendidikan konvesional
- Memilih pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan serta terapi kejiwaan personal secara terbatas
- Kendali di Ruang Kelas
- Siswa siswi harus menjadi warga Negara yang baik dalam ranah pandangan budaya dominan mengenai kewarganegaraan yang baik dan perilaku yang baik.
- Umumnya bersikap non-permisif dalam tatacara-tatacara pengendalian ketertiban di ruang kelas; menampilkan kewenangan yang disisipi penalaran .
- Menganggap bahwa pendidikan moral (pelatihan watak) sebagai salah satu aspek persekolahan yang penting artinya.
- Tujuan Pendidikan
Tujuan utama pendidikan adalah untuk melestarikan dan menyalurkan pola-pola perilaku sosial konvensional.
Sasaran-sasaran sekolah :
- Unutk mendorong tentang pemahaman dan penghargaan terhadap lembaga-lembaga, tradisi-tradisi, proses-proses budaya yang telah teruji oleh waktu, termasuk rasa hormat yang mendalam terhadap hukum dan tatanan.
- Untuk menyalur dan menanamkan informasi serta keperluan informasi yang diperlukan supaya berhasil didalam tatanan sosial yang ada.
Tujan pendidikan secara menyeluruhnya adalah melestarikan dan meneruskan pola-pola perilaku sosial yang mapan.
- Tujuan Sekolah
- Mendorong pemahaman terhadap, dan penghargaan bagi, lembaga-lembaga, tradisi-tradisi, dan proses-proses budaya yang sudah teruji
(sudah tua umurnya), termasuk rasa hormat yang mendalam terhadap hukum serta tatanan. - Meneruskan informasi dan ketrampilan yang perlu supaya berhasil dalam tatanan sosial yang ada sekarang.
- Daftar Pustaka :
https://cummank.blogspot.com/2010/04/konservatisme-pendidikan.html
https://dedimansur.blogspot.com/2011/06/konservatisme-pendidikan.html