Home > Uncategorized > KONSERVASI MENTAL UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK

KONSERVASI MENTAL UNTUK INDONESIA YANG LEBIH BAIK

November 18th, 2015

Kata “konservasi” sudah tidak asing lagi ditelinga seorang mahasiswa khususnya bagi mahasiswa Universitas Negeri Semarang,konservasi sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti pelestarian ,perlindungan baik untuk pelestarian atau perlindungan bidang budaya ,sikap lingkungan dan lain-lain.Universitas Negeri Semarang adalah satu-satunya di Indonesia bahkan mungkin di dunia yang menggunakan kata konservasi sebagai identitas suatu universitas,bukan hanya sebagai jargon atau identitas semata ,begitu banyak program-program universitas maupun fakultas,jurusan diadakan atau dilaksanakan dengan tujuan untuk mewujudkan tujuan konservasi,diantaranya senam konservasi,makanan konservasi, penyelamatan tanaman mangrove,adanya hutan mini dan masih banyak lagi
Mungkin jika mendengar kata konservasi kadang hal yang muncul dipikiran kita tentang budaya dan lingkungan namun ada satu poin yang sebenarnya juga termasuk dalam lingkup konservasi yakni konservasi mental. Masyarakat Indonesia dikenal akan budaya adat ketimuran dimata dunia dimana budaya ini menjunjung tinggi akan sopan santun dalam bersikap dan bertutur kata,namun nampaknya semakin pesatnya perkembangan teknologi berdampak pada bergesernya nilai – nilai sosial yang sudah tertanam sejak dulu.Disinilah peran lembaga-lembaga pendidikan sangatlah dibutuhkan guna mencegah merosotnya nilai-nilai dalam masyarakat yang sudah diyakini kebenarannya dan diyakini sebagai dasar kehidupan.Dengan adanya perkembangan teknologi semakin pesat yang mengakibatkan masuknya budaya luar yang mungkin tidak sesuai dengan masyarakat Indonesia sendiri,terkadang masyarakat yang kurang kuat prinsip imannya mungkin saja tergoda dengan budaya – budaya luar negeri yang menawarkan kesenangan,
Depdiknas menyebutkan ada 8 nilai karakter yang harus diketahui dan dimiliki oleh warga Negara Indonesia,yaitu religius,jujur,toleransi,disiplin,kerja keras,kreatif,mandiri ,demokratis,rasa ingin tau,semangat kebangsaan ,cinta tanah air,menghargai prestasi,komunikatif,cinta damai,gemar membaca,peduli lingkungan,peduli social,dan tanggung jawab.Namun pertanyaannya sekarang apakah implemetasi dari nilai-nilai yang sudah disebutkan diatas sudah dilaksanakan dengan baik.Mungkin jawabannya belum sepenuhnya,bias dikatakan demikian melihat begitu banyak kasus-kasus yang terjadi dilingkungan kita,baik dari kalangan masyarakat umum maupun masyarakat yang bekerja dilembaga-lembaga negara.Kasus korupsi yang terjadi dipemerintahan bukanlah hal yang baru lagi semakin lama bukan semakin berkurang namun malah semakin banyak terjadi bahkan kementrian agama pun yang notabennya berhubungan dengan hal agama,bahkan tak luput dari pusaran kasus korupsi,Fenomena-fenomena tersebut membuktikan bahwa secara intelektual mereka mungkin berhasil namun secara moral mereka bisa dikatakan gagal.Mungkin yang belum lama ini terjadi ada beberapa anggota DPR baik daerah maupun pusat yang bersikap melanggar etika seperi ketika para anggota dewan yang ketika rapat dikarenakan emosi yang tidak bias dikontrol dengan baik sebagian mereka meluapkannya dengan melempar botol ketika rapat,menggeprak meja dan lain-lain.Dari beberapa yang disebutkan tadi membuktikan bahwa pendidikan konservasi mental sangatlah penting untuk diajarkan ,namun harus sesuai pula dengan implementasinya dalam kehidupan bermasyarakat,harus ada system control yang baik pula agar apa yang didapatkan dalam pembelajaran bias dilaksanakan secara maksimal
#2
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”

Uncategorized

  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.
You must be logged in to post a comment.
Skip to toolbar