Sajak Sajak Bergandengan Tangan
Oleh Yusan Prasetyo
Kala hidup masih berdetak dikehadiranmu kawan
Masihkah kita bergandengan tangan
Melihat sekolah kita banjir terendam air hujan
Dan bersepeda berdua menuju ke tempat TPA
Kala aku masih merasa aku dewasa
Aku ingin bermain petak umpet seperti dulu kawan
Dibelakang sekolah masih berseragam merah putih
Dan tak kusangka dibelakangku ada sosok putih-putih
Kabur kawan-kawan ternyata hanya karung beras sepuluh kilonan
Kala aku masih bisa menggandeng tangan kananmu, kawan
Aku ingin berterima kasih telah membuat masa kecil indah
Dan sekarang kita terpisah jauh kawan
Bukan terpisah karena engkau di Belanda aku di Amerika
Tetapi terpisah karena ego kita
Aku bayar satu juta pun kamu tak akan mau aku ajak mencuri jambu
Aku bayar dua juta pun kamu engganaku ajak bermain masak masakan
Karena ego kita kawan yang dewasa dan semakin buta
Kala aku masih bisa menggandeng tanganmu kawan
Aku ingin merasakan hal yang seperti dulu lagi
Bebas berkelana sampai senja buta dan mengejar matahari di angksa
Terima kasih kawan kecilku
Waktu yang membuat kita berpisah
Jangan salahkan aku kawan kecilku
Aku dulu yang merusak mainan robotmu
Kulon Progo, 6 Januari 2013
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”