Teori-teori Penyimpangan Sosial
Ada beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain:
1) Teori Differential Association (pergaulan berbeda)
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland yang berpendapat bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya.
Contoh: Proses menghisap ganja dan perilaku homoseksual.
2) Teori Labelling
Teori ini disampaikan oleh Edwin M. Lemerd yang berpendapat bahwa seseorang yang telah melakukan penyimpangan pada tahap primer (pertama) lalu oleh masyarakat sudah diberi cap sebagai penyimpangan, maka orang tersebut terdorong untuk melakukan penyimpangan skunder (tahap lanjut) dengan alasan “kepalang tanggung”.
Contoh: Seorang yang pernah sekali mencuri dengan alasan kebutuhan, tetapi kemudian oleh masyarakat dijuluki penduri, maka ia akan terdorong menjadi perampok.
3) Teori Merton
Teori ini dikemukakan oleh Robert K Merton adalah perilaku penyimpangan merupakan bentuk dari adaptasi terhadap situasi tertentu. Merton mengidentifikasi 5 cara adaptasi, diantarnya:
Komformitas, adalah perilaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut atau cara konvensional dan melembaga.
Contoh: Seorang anggota kelompok etnis Aceh berperilaku sebagai orang Aceh.
Inovasi, adalah perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan oleh masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang oleh masyarakat.
Contoh: Penggunaan obat bius pada dokter untuk tujuan membius orang yang akan dioperasi itu boleh tetapi jika disalahgunakan merupakan perbuatan yang menyimpang.
Ritualisme, adalah perilaku yang telah meninggalkan tujuan budaya, tetapi masih tetap berpegang pada cara-cara yang telah digariskan oleh masyarakat.
Contoh: Upacara di Ngaben di Bali.
Retretism, (pengasingan diri), adalah perilaku yang meninggalkan, baik tujuan konvensional maupun cara pencapaiannya.
Contoh: Pecandu obat bius, pemabuk, gelandangan.
Rebellion (pembenrontakan), adalah penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru.
Contoh: Para reformotor agama.
4) Teori Fungsi
Teori ini dipelopori oleh Emile Durkhem adalah bahwa kesadaran moral dari semua masyarakat adalah faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan lingkungan sosial.
Contoh : Orang yang orang tuanya penjahat, dan tinggal dilingkungan yang tidak baik maka ia berpeluang besar untuk jadi penjahat
5) Teori Konflik
Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx yang berpendapat bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Menurut Marx perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompok-kelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan mereka sendiri dan hukum merupakan cerminan kepentingan kelas yang berkuasa, dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan mereka.
Contoh: Banyak pengusaha besar melakukan pelanggaran hukum tetapi tidak diajukan ke pengadilan.
Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang
- Penyimpangan primer
Adalah penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang.
Ciri-ciri penyimpangan primer, antar lain:
- a) Bersifat sementara
- b) Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku menyimpang.
- c) Masyarakat masih metolelir/menerima
Contoh: Siswa yang membolos atau menyontek pada saat ujian dan pelanggaran peraturan lalu lintas.
2. Penyimpangan skunder
Adalah perbuatan yang dilakukan secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang.
Ciri-ciri penyimpangan skunder, antara lain:
- a) gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang
- b) Masyarakat tidak bisa mentolelir perilaku yang menyimpang tersebut.
Contoh: Pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan,
Penyimpangan individu
Adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seorang individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
Contoh: Pencurian yang dilakukan sendiri
Penyimpangan kelompok
Adalah penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma masyarakat yang berlaku.
Contoh: Geng kejahatan atau mafia
Penyimpangan situasional
Adalah suatu penyimpangan yang diperngaruhi bermacam-macam kekuatan/sosial diluar individu dan memaksa individu tersebut untuk berbuat menyimpang.
Contoh: Seorang suami terpaksa mencuri karena melihat anak dan istrinya kelaparan.
Penyimpangan sistematik
Adalah suatu sistem tingkah laku yang disertai organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-nilai, norma-norma dan moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum.
Contoh: Kelompok teroris/jaringan Alkaida, jaringan ini termasuk kelompok yang melakukan penyimpangan sosial yang terorganisir dan sistematis.
- Sifat-sifat Perilaku Penyimpang
- Penyimpangan positif
Adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya alternatif.
Contoh: Seorang ibu rumah tangga dengan terpaksa harus menjadi sopir taksi karena desakan ekonomi.
Penyimpangan negatif
Adalah penyimpangan yang cenderung bertindak kearah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk.
Contoh: Pembunuhan dan pemerkosaan
- Faktor-faktor Penyebab Perilaku Penyimpang
Beberapa faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang, antara lain sebagai berikut:
Sikap mental yang tidak sehat
Perilaku yang menyimpang dapat pula disebabkan karena sikap mental yang tidak sehat. Sikap itu ditunjukkan dengan tidak merasa bersalah/menyesal atas perbuatannya, bahkan merasa senang.
Contoh: Profesi pelacur.
Ketidakharmonisan dalam keluarga
Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga dapat menjadi penyebab terjadinya perilaku menyimpang.
Contoh : Kalangan remaja yang menggunakan obat-obatan terlarang karena faktor broken home.
Pelampiasan rasa kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak dapat mengalihkannya ke hal yang positif, maka ia akan berusaha mencari pelarian untuk memuaskan rasa kecewanya.
Cotoh : Bunuh diri
Dorongan kebutuhan ekonomi
Perilaku menyimpang yang terjadi karena dorongan kebutuhan ekonomi.
Contoh : Perbuatan mencuri
Pengaruh lingkungan dan media massa.
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang dapat disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan kerjanya/teman sepermainannya. Begitu juga peran media massa, sangat berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku.
Contoh: Anak kecil yang menonton Smackdown tanpa bimbingan orang tuanya, ia mempraktekannya.
Keinginan untuk dipuji
Seseorang dapat bertindak menyimpang karena keinginan untuk mendapat pujian, seperti banyak uang, selalu berpakaian mahal dan perhiasan yang mewah, atau gaya hidup yang mewah. Agar keinginan itu terwujud, ia rela melakukan perbuatan menyimpang.
Contoh: Korupsi, menjual diri, merampok.
Proses belajar yang menyimpang
Hal ini terjadi melalui interaksi sosial dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang.
Contoh: Seorang anak remaja yang sering bergaul dengan kelompok remaja pengguna obat-obatan terlarang atau terlibat perkelahian.
Ketidaksanggupan menyerap norma
Ketidaksanggupan menyerap norma kedalam kepribadian seseorang diakibatkan karena ia menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga ia tidak sanggup menjalankan peranannya sesuai dengan perilaku yang diharapkan oleh masyarakat.
Contoh : Anak dari keluarga broken home tidak mendapat pendidikan yang sempurna dari orang tua, maka anak tidak akan mengetahui hak-hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
Adanya ikatan sosial yang berlain-lainan.
Seorang individu cenderung mengidetinfikasikan dirinya dengan kelompok yang paling ia hargai, dan akan lebih senang bergaul dengan kelompok itu daripada dengan kelompok lainnya.
Contoh : Seorang yang menyukai musik punk maka orang itu akan lebih senang dengan orang-orang yang bergaya dan senang dengan musik punk.
Proses sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.
Perilaku menyimpang yang terjadi dalam masyarakat dapat disebabkan karena seseorang memilih nilai sub kebudayaan yang menyimpang yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya yang dominan.
Contoh : Kehidupan dilingkungan pelacuran dan perjudian.
Kegagalan dalam proses sosialisasi.
Proses sosialisasi bisa dianggap tidak berhasil jika individu tersebut berhasil mendalami norma-norma masyarakat keluarga adalah lembaga yang paling bertanggung jawab atas penanaman norma-norma masyarakat dalam diri anggota keluarga.
Ketika keluarga tidak berhasil mendidik para anggotanya, maka yang terjadi adalah penyimpangan perilaku.
Contoh : Jika orang tua terlalu sibuk sehingga kurang memperhatikan anaknya, maka anak itu cenderung akan menjadi anak yang nakal.
- Ciri-ciri Perilaku Menyimpang
Menurut Paul B. Horton Penyimpangan sosial memiliki 6 ciri sebagai berikut:
Penyimpangan harus dapat didefinisikan
Suatu perbuatan dikatakan menyimpang jika memang didefinisikan sebagai menyimpang. Perilaku menyimpang bukanlah semata-mata ciri tindakan yang dilakukan orang, melainkan akibat dari adanya peraturan dan penerapan perilaku tersebut.
Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak.
Perilaku menyimpang tidak selalu merupakan hal yang negatif. Adabeberapa penyimpangan yang diterima bahkan dipuji dan dihormati, seperti orang jenius yang mengemukakan pendapat-pendapat baru yang kadang-kadang bertentangan dengan pendapat umum. Sedangkan perampokan, pembunuhan terhadap etnis tertentu, dan menyebar teror dengan bom atau gas beracun, termasuk penyimpangan yang ditolak oleh masyarakat.
Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak
Pada kebanyakan masyarakat modern, tidak ada seorangpun yang termasuk kategori sepenuhnya penurut ataupun sepenuhnya menyimpang. Pada dasarnya semua orang normal sekalipun pernah melakukan tindakan menyimpang tetapi pada batas-batas tertentu.
Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal
Budaya ideal disini adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat, tetapi dalam kenyataannya tidak seorang pun yang patuh terhadap segenap peraturan resmi tersebut. Akan tetapi peraturan-peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum dalam kenyataan kehidupan sehari-hari cenderung banyak dilanggar.
Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
Apabila pada suatu masyarakat terdapat nilai atau norma yag melarang suatu perbuatan yang ingin sekali dilakukan oleh banyak orang, maka akan muncul norma-norma penghindaran, norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka.
Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
Penyimpangan sosial tidak selalu menjadi ancaman, kadang-kadang dapat dianggap sebagai alat pemelihara stabilitas sosial. Di satu pihak masyarakat memerlukan keteraturan dan kepastian dalam kehidupan. Dilain pihak, perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial.
- Dampak Perilaku Penyimpangan Sosial
Ada 4 macam prilaku penyimpangan sosial membawa dampak secara langsung, sebagai berikut:
Dampak psikologis
Dampak psikologis antara lain berupa penderitaan yang bersifat kejiwaan dan perasaan terhadap pelaku penyimpangan sosial, seperti dikucilkan dalam kehidupan bermasyarakat atau dijauhi dalam pergaulan.
- Dampak sosial
1) Mengganggu keamanan dan ketertiban lingkungan sosial.
2) Menimbulkan beban sosial, psikologis dan ekonomi bagi keluarga.
3) Menghancurkan masa depan pelaku penyimpangan sosial dan keluarganya.
- Dampak moral (agama)
1) Merupakan bentuk perbuatan dosa yang dapat mencelakakan dirinya sendiri (si pelaku penyimpangan sosial) dan orang lain.
2) Merusak akal sehat sehingga dapat mengganggu ketentraman beribadah.
3) Merusak akidah (keyakinan dasar), keimanan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Dampak budaya
1) Menimbulkan drug subculture yang dapat mencemari nilai-nilai budaya bangsa.
2) Merupakan bentuk pemenuhan dorongan nafsu sepuas-puasnya/ konsumsi hedonis.
3) Merusak tatanan nilai, norma, dan moral masyarakat bangsa.
4) Merusak pranata (lembaga masyarakat), lembaga budaya bangsa dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku seseorang di lingkungan masyarakat.
- Upaya Pencegahan Perilaku Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial merupakan permasalahan nyata yang ada dalam kehidupan di dunia ini. Dan ada beberapa upaya-upaya pencegahan perilaku penyimpangan sosial yang dapat dilakukan oleh beberapa pihak.
- Peran Guru (Sekolah)
- Memperhatikan tingkah laku siswa yang terlihat menyimpang.
- Sesekali melakukan razia di kelas yang teridentifikasi menyimpang.
- Mengawasi mantan murid yang dikeluarkan/mendapat peringatan, namun masih sering datang ke sekolah.
- Memberi pekerjaan rumah/tugas sehingga tidak ada peluang untuk melakukan perilaku peyimpangan sosial.
- Peran Orang Tua (Keluarga)
- Mengajak keluarga untuk meningkatkan iman dan takwa.
- Memberikan perhatian dan kasih sayang yang tulus.
- Mengamati/memperhatikan apabila ada perubahan sikap dan perilaku anak-anaknya.
- Menciptakan keluarga yang harmonis.
- Mengenali dan memperhatikan teman bermain dan bergaul anak-anaknya.
- Menyalurkan hobi dan bakat anak-anaknya secara positif.
- Memperhatikan penggunaan waktu luang anak-anaknya.
- Menanamkan rasa tanggung jawab dan percaya diri.
- Peran tokoh agama dan masyarakat
- Mengajak masyarakat sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan dan warganya, terutama terhadap orang-orang bukan warga yang sering datang di lingkungan pemukiman dan kemudian bergaul dengan anak-anak di lingkungan tersebut.
- Memberikan pendidikan, pengetahuan, dan nasehat untuk tidak melakukan penyimpangan sosial karena dilarang oleh agama.
- Mengisi waktu luang para remaja dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif.
- Mengembangkan nilai-nilai moral, agama dan adat istiadat yang ada di lingkungan masyarakat.
- Mengadakan pertemuan-pertemuan warga untuk membahas permasalahan-permasalahan di lingkungan tempat tinggal.
Sumber :
Suprobo, M.Pd. Bambang. 2007. IPS Terpadu. Jakarta: Erlangga.
Siswanto, S.H. Bambang. 1995. Sosiologi 1. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sitorus, Drs. M. 1995. Sosiologi 1A. Bandar Lampung: Erlangga.
Suganda, Aziz. 1997. Sosiologi 1. Jakarta: PT. Balai Pustaka.
Santoso, Drs. Agus. 2006. Sosiologi 1. Jakarta: Yudhistira.