KEMANA HIJRAHNYA MAHASISWA?
Kata hijrah sudah tidak asing lagi ditelinga kita, kata ini sering kita dengar bahkan sering kita ucapkan, terlebih ketika memasuki tahun baru hijriyah atau yang dikenal dengan tahun baru islam, hijriah sendiri berasal dari kata hijrah, dimana konsep hijrah yang selama ini kita pahami adalah pindahnya Rasulullah Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Beliau meninggalkan tanah kelahirannya yang berpenduduk kaum kafir Quraisy menuju Yastrib, yang kemudian menjadi Madinah. Orang orang yang berhijrah mengikuti nabi tersebut lantas mendapat sebutan sebagai kaum muhajirin, sedangkan penduduk Madinah yang menampung kaum muhajirin itu kemudian disebut sebagai kaum anshor, peristiwa inilah yang akhirnya menjadi awal mulanya kalender hijriyah atau kalender islam.
Kata hijrah sendiri berasal dari Bahasa Arab yang artinya pindah, kata hijrah ini memiliki dua arti yaitu arti fisik dan arti filosofis, untuk arti fisik kata hijrah diartikan berpindahnya seseorang dari tempat tinggalnya menuju ketempat lain karena adanya tujuan, baik tujuan mencari ilmu maupun mencari rezeki. Sedangkan menurut filosofis hijrah diartikan sebagai perubahan pribadi seseorang dari pribadi yang buruk kepribadi yang lebih baik.
Arti hijrah menurut fisik dan filosofis ini sangat berbanding lurus dimana seseorang yang ingin mendapat kebaikan dianjurkan untuk berhijrah, yang mana dalam hijrahnya akan menemukan hal hal baru, yang menjadikanya sebagai pengalaman dan pelajaan dalam hidupnya. Hijrah atau berpindah dalam arti fisik sama dengan merantau. Merantau merupakan pergi ke suatu tempat yang jauh dari kampung halaman dan menetap beberapa waktu di sana dalam usaha untuk menggapai tujuan dan cita citanya. Hijrah merupakan perbuatan yang mulia seperti yang ditegaskan oleh imam besar Imam Syafi’i “pergilah merantau untuk mencari kemuliaan karena dalam perjalanan itu ada lima kegunaan: yaitu menghilangkan kesedihan, mendapatkan penghidupan, mendapatkan ilmu, mengagungkan jiwa dan dapat bergaul dengan orang banyak” _Imam Syafi’i_
1 |
Banyak anjuran dalam agama untuk berhijrah mulai dari hadis dan makolah atau kata mutiara islam, seperti hadis menuntut ilmu “carilah ilmu sampai ke Negeri Cina” dan kata mutiara islam “air tenang akan cepat rusak sedangkan air mengalir akan terhindar dari barang yang merusakan” air yang tenang akan rusak karena mudah untuk berlumut kata ini mempunyai arti seseorang yang tidak merantau mencari pengalaman, kurang bermanfaat dalam masyarakat, sedangkan air yang mengalir tidak cepat rusak karena terus berjalan, seseorang yang pergi meninggalkan kampungnya guna mencari pengalaman dalam hidupnya kemudian akan kembali dengan apa yang diperoleh dalam perjalananya tentu akan lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Mahasiswa termasuk manusia yang melakukan hijrah dalam hidupnya, baik arti fisik maupun arti filosofis, dalam arti fisik mahasiswa pergi meninggalkan kampung halamanya guna mencari ilmu di perguruan tinggi dan dalam arti filosofis mahasiswa belajar dan menuntut ilmu yang mana akan merubah kepribadiannya menjadi pribadi yang baik dan pribadi yang memiliki intelektualitas tinggi.
Hijrahnya mahasiswa dalam arti fisik kadang tidak diimbangi dengan hijrah dalam arti filosofis, mahasiswa dengan mudahnya hijrah dari satu tempat ketempat lain, dari suatu pulau ke pulau lain, dan dari kampung halamanya ke kota kota besar ke tempat dimana mereka akan belajar, ini menyebabkan pengawasan dari orang tua semakin berkurang bahkan nihil dari pengawasan orang tua, dimana para orang tua menganggap putra putrinya yang menjadi mahasiswa telah dewasa, memang dalam hal umur sudah dikatakan dewasa, sudah bias membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang hak dan mana yang batil, akan tetapi buktinya masih banyak kasus kasus moral dikalangan mahasiswa. Faktor lingkungan dan mentalah yang menjadi penyebab utama.
Salah satunya Kota Semarang, kota yang tidak sedikit mempunyai perguruan tinggi, mulai dari universitas, institusi, sampai akademi, dengan banyaknya mahasiswa dikota ini banyak mula masalah moral yang ada, diberitakan dari salah satu media bahwa setiap malam minggu toko -toko yang menyediakan alat kontrasepsi berupa kondom terjual habis dengan pembeli kebanyakan para mahasiswa, dari sini dapat kita pahami bahwa hijrahnya mahasiswa dalam arti filosofi belum sepenuhnya sampai ketujuan.
Lantas apakah semua mahasiswa mau berubah ? jawabannya iya, siapa yang tidak mau didunia ini yang menginginkan kehidupanya lebih baik, semua orang memiliki kemauan untuk berubah, terlabih mahasiswa, manusia yang memiliki intelektualitas tinggi. Namun, yang berhasil diantara mereka adalah orang yang melakukan action, bukan orang yang sekedar menunggu datangnya karunia tuhan untuk suatu perubahan. Tuhan hanya mau menjawab doa ketika niat kita untuk berubah dibarengi dengan tindakan nyata. Tanpa realisasi dan aplikasi yang bisa diuji orang banyak, mustahil perubahan itu akan terjadi.
2 |
Resiko dalam berhijrah menuju kebaikan pasti ada, namun itu bukan resiko. Itu adalah celah-celah kecil yang sepatutnya dijadikan sandaran untuk menaikkan derajat diri. Tidak ada istilah pengorbanan untuk kebaikan. Karena, apabila sesuatu yang kita lakukan justru malah meningkatkan nilai diri, berarti hal tersebut adalah benar. dan bukan jalan yang benar namanya jika tidak ada tantangan kehidupan. Hanya orang-orang yang berani menembus celah tersebutlah yang mampu berhijrah total menuju kebaikan. Sulitkah? itu tergantung dari bagaimana cara pandang kita terhadap hijrah menuju kebaikan tersebut. Kebaikan akan terasa mudah apabila kita membiasakan diri hidup dalam lingkungan yang penuh dengan kebaikan. Kebaikan datang tanpa seleksi apabila kita mau membiasakan diri berbuat baik, maka kebaikanlah yang dikehendaki.
Dengan demikian, hijrahnya mahasiswa belum bisa dimaknai hijrah, meskipun mereka telah berpindah dari kampung halamanya menuju kota tempat belajarnya. Karena perpindahan dari suatu daerah menuju ke daerah lain tidak hanya sekedar pindah, tetapi harus mempunyai tujuan yang jelas dan didasari oleh motivasi jiwa yang ikhlas, tekad iman yang bulat, mental yang kuat, action serta tindakan yang nyata guna menggapai arti hijrah secara filosofis. Kemanakah hijrahnya mahasiswa?
3 |