MASALAH KESEHATAN DESA TETINGGI, KABUPATEN GAYO LUES NANGGOROE ACEH DARUSSALAM #10

Gayo Lues merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Aceh. Kabupaten ini merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh Tenggara. Kabupaten Gayo Lues yang dijuluki “Negeri Seribu Bukit”.

Salah satu desa yang terdapat di Kabupaten Gayo Lues adalah Desa Tetinggi. Desa Tetingi merupakan salah satu desa yang menjadi wilayah Puskesmas Cinta Maju yang berada di Kecamatan Blang Pegayon. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Gayo Lues 2012, dari 12 puskesmas yang terEtnik Gayo Desa Tetingi Kecamatan Blang Peg ayon Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam 3 dapat di Kabupaten Gayo Lues, Puskesmas Cinta Maju mempunyai cakupan pemeriksaan kehamilan dan persalinan oleh tenaga kesehatan paling rendah dibandingkan dengan puskesmas lain. Di desaTetinggi ini memiliki banyak kebudayaan, salah satunya adalah masalah kehamilan.

Di desa ini terdapat banyak masalah kehamilan yang pertama, pantangan makanan bagi ibu di antaranya tidak boleh makan cabai dan telur. Menurutnya, cabai dapat menyebabkan luka pada bagian peranakan. Apabila ibu hamil memakannya, akan terjadi gegalan yaitu pintu tempat anak lahir akan keluar. Selain itu ibu hamil juga tidak boleh makan nanas,tape,dan durian secara berlebihan namun aturan ini tidak bersifat mutlak sehingga ibu hamil diperbolehkan makan makananan itu tetapi tidak boleh berlebihan dan jika ibu ingin makan itu. Didalam dunia medis mengonsumsi pada ibu hamil sangat dianjurkan, karena telur mengnadung protein yang baik untuk menyembuhkan luka post partus dan perkembangan janin.

Masalah kedua yang dialami oleh ibu hamil yaitu aktivitas yang masih dilakukan seperti, bertugas menanam dan memotong padi, sedangkan untuk mencapai area tersebut harus melewati tanjakan, turunan, dan kadang kala jalan yang licin jika musim hujan tiba dan ketika pulang dari ladang ibu hamil masih membawa kayu bakar dari kebunnya untuk keperluan memasak. Ketika ibu hamil pergi keladang dengan jalan yang dilewati berupa tanjakan dan turunan terdapat resiko ibu jatuh dan keguguran. Seharusnya saat ibu sedang hamil tidak melakukan aktivitas yang berlebihan.

Permasalahan selanjutnya tentang pemeriksaan kehamilan di desa tetinggi, disana terdapat fasilitas puskesmas namun fasilitas kesehatan tersebut belum dimanfaatkan dengan baik oleh sebagian masyarakat setempat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk pemeriksaan kehamilan. Hal ini dapat dilihat dari

masih adanya ibu hamil yang enggan memeriksakan kehamilannya kepada tenaga kesehatan. Mereka hanya akan pergi ke puskesmas apabila ibu hamil mengalami gangguan pada kehamilannya, hal ini juga terjadi pada saat proses persalinan yang masih menggunakan bidang kampung atau dukun kampung.

Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya perhatian yang lebih dari pemerintah melalui kegiatan-kegitan yang bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat desa tetinggi tentang kesehatan ibu hamil. Cara tersebut dapat berupa pendekatan secara personal kepada masing-masing ibu hamil agar mereka mau merubah kebiasaan dari selama proses kehamilan hingga proses persalinan, program bina pendidikan yaitu masyarakat yang berpendidikan rendah diberi binaan agar wawasan mereka meningkat supaya tingkat kesehatan menjadi lebih baik, ,memberikan penghargaan berupa kebutuhan yang bertujuan untuk pemenuhan gizi baik ibu maupun bayi.

 #Diringkas dari buku etnografi kesehatan tahun 2014 Banklitbankes.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: