Rindu

Kala rintik hujan basahi bumi

Rintik tangispun basahi pipi

Yang semakin lama membuka luka hati

Yang telah lama kau goreskan tanpa kau sadari

 

Hapuskan tangis tak akan merubah semua rasa yang pernah ada

Hanya dapat membendung sesak didalam dada

 

Hingga tiap waktu gundah gulana

Karna dirimu yang pergi entah kemana

 

Sesak

Seperti kata rindu yang tak pernah terkuak

 

Resiko seorang pengagum rahasia

Dia tak tahu apa-apa namun berharap dicinta

 

Hapus kenangan tak semudah hapus jejak dipantai

Karna kenangan ini serumit badai

Besar namun berisi luka

Berputar hingga aku mati entah dimana

 

Fajar dan senja

Saling berjauhan, seperti kau dan aku saja

Dengan kata cinta yang masih dieja

Karna rasa ini ada karna tak sengaja

 

Hujan dan Kita (antara kau dan dia).

            Langit hari ini mendung, Aku menatap langit dengan murung. Bukan, bukan karna hujan akan segera turun,  tapi karna aku tengah melihatmu bergandengan penuh perasaan sembari tersenyum. Jari jemari kalian saling bertautan, erat sekali. Senyuman itu, senyum yang hingga saat ini menjadi semangatku. Tatap matamu, tatap mata yang dalam dan membuat siapa saja rela tenggelam didalamnya. Dan baru aku sadari, semua itu benar-benar menyayat hati.

           Gadis itu balas tersenyum, gadis yang beruntung mendapatkanmu tanpa perlu menanggung luka dulu sepertiku. Dia lebih cantik dariku. Tentu saja, bahkan dia adalah sosok tercantik yang ada dalam hidupmu saat ini. Entah kenapa waktu terasa melambat saat kalian melewatiku. Kalian tersenyum, aku membalasnya. Aku bingung harus bahagia atau berduka. Bahagia karna setidaknya kau masih mengenalku atau berduka karna bahagiamu bukanlah aku.

Angin berhembus menusuk relung hati, rintik hujan yang mulai jatuh pada dataran kemarau dalam hati. Kalian berdua mulai berteduh dihalte tempat kalian biasa duduk berdua. Aku masih bertahan pada kesendirian. Entah sekitar beberapa menit kemudian sebuah mobil membawa gadis itu pergi. Oh, bahkan berjuang bersamamu saja dia mudah sekali menyerah, apalagi berjuang lebih jauh denganmu? jadi apa kau tak mau tahu bagaimana denganku?

**

            Tiba-tiba, bahkan aku tak tahu kenapa kau menghampiriku. Menawariku berteduh, tapi aku menolak. Aku rasa berdiri dibawah rintik hujan lebih baik karna hujan juga merasakan apa yang aku rasakan. Jatuh dengan penuh pengharapan tapi dibawah sana kau menolaknya, sengaja berteduh.