Gambar tersebut melukiskan sebuah pohon tua yang menopang banyak cabang. Pohon tersebut diibaratkan bumi yang semaki hari semakin tua dan masih harus menopang kehidupan manusia di dalamnya. Di gambar menggunakan media tisu sebagai tanda protes akan penggunaan tisu yang terlalu boros. Gambar ini diharapkan mampu mengkritik para pengguna tisu yang berlebihan. Save our tree! Save Our Earth!
- Hutan Hujan Tropis
Terdiri dari :
- Hutan Pantai
Terdapat di belakang pantai berpasir, tersebar di seluruh pantai di Indonesia.
Contoh Floranya :
(dadap) (pandan laut)
- Hutan Mangrove
Terdapat di pantai Timur Sumatera, pantai Utara Jawa, pantai – pantai di Kalimantan, dan pantai Selatan Papua.
Contoh Floranya :
(Pohon bakau)
- Hutan Rawa
Terdapat di pantai Timur Sumatera, pantai Utara Jawa, pantai – pantai di Kalimantan, dan Papua.
Contoh Floranya :
(pohon Jelutung) (pohon rengas)
(Rotan) ( pandan)
- Hutan Tropika Dataran Rendah
Terdapat di kawasan Indonesia barat dan Indonesia Timur.
Contoh Floranya :
(pohon Damar ) (pohon meranti )
(pohon Balau )
- Hutan Hujan Pegunungan Rendah
Terdapat di ketinggian 500-1500 mdpl
Contoh Floranya :
( Rasamala) (Cemara gunung)
- Hutan Hujan Pegunungan Tinggi
Terdapat di Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah ,Sulawesi dan papua.
Contoh floranya:
(pohon Cemara)
- Hutan Subalpin
Terdapat di Papua
Contoh floranya:
(pohon berlumut)
- Hutan Kerangas
Terdapat di Pulau Bangka, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Papua.
Contoh floranya:
(pohon Damar) (pohon melur)
- Hutan Musim Tropis
Terbagi menjadi :
- Hutan Musim Gugur Daun
Terdapat di Pulau Jawa, Kepulauan nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, Papua Selatan.
Contoh floranya:
(pohon Jati ) (pohon Angsana)
(dadap)
- Hutan Musim yang Selalu Hijau
Terdapat di Pulau Sumbawa, Timor dan Wetar
Contoh floranya:
(pohon Sengon ) (pohon Jambu)
(Pakis Haji)
- Sabana
Terdapat di Flores, Timor, Alor, Wetar, NTT, Papua bagian selatan.
Contoh floranya:
(pohon Akasia) (pohon Cemara Gunung)
(pohon kayu putih) (pohon Eucalyptus)
Awal berkembangnya Terarium berawal dari penemuan Natheniel B. Ward, ia adalah seorang ahli fisika. Secara tidak sengaja ia menemukan cara bertanam di dalam wadah kaca. Cara ini ditemukan ketika Ward sedang melakukan percobaan mengenai pengaruh kelembapan udara terhadap perkembangan serangga.
Penemuan ini diawali dari ditemukan sebatang kecambah pakis yang tumbuh subur dalam salah satu tabung percobaan yang terbuat dari gelas dan permukaannya tertutup rapat. Mulanya, ward mengira sosok mungil kecambah pakis itu sebutir telur serangga percobaannya. Ternyata semakin hari, sosok mungil itu terus tumbuh dan berkembang sehingga jelas terlihat bahwa sosok itu adalah pakis.
Berkat ketekunannya Ward terus mengamati pertumbuhan dari Pakis tadi bahkan tanpa penyiraman dan pengaliran udara ke dalam tabung. Ia bahkan sempat membuat percobaan kembali dengan menggunakan tabung yang lebih besar dan memasukan lebih banyak tanaman
Nah, sejak saat itulah wadah tanaman hasil penelitian Ward dikenal dengan istilah the wardian case. Namun, Ward sendiri menyebutnya dengan istilah terrarium. Setelah dibakukan dalam bahasa indonesia menjadi terarium.
Bagaimana Terarium bisa masuk ke Indonesia? Sekitar tahun 1945, beberapa kaum bangsawan Indonesia yang memiliki kedekatan dengan Belanda sudah mulai mengenal terarium. Namun, dulu mereka masih menyebutnya dengan istilah bottle garden. Sebutan ini sesuai dengan kondisi terarium yang terbuat dari botol – botol bekas minuman keras yang mempunyai keunikan pada bentuknya.
Sumber : Kristiani, Anie. Terarium. Diterbitkan oleh Agro Media.
Car free day atau yang lebih akrab dengan sapaan “hari tanpa asap kendaraan” merupakan suatu langkah yang konkrit untuk mengurangi polusi udara. Tidak hanya menggemakan slogan – slogan menyelamatkan alam, sekolah saya terdahulu adalah pelopor budaya car free day di Kabupatenb Wonosobo. Bukan menjadi hal yang mudah untuk melaksanakan kegiatan ini, baik dari sudut pandang siswa maupun gurunya pasti ada keluhan. Entah mengeluh karena jarak rumah mereka yang terlalu jauh, maupun manngeluhkan karena harus berjubel antrian menunggu angkutan umum.
Demi kelancaran dan wujud nyata dari kegiatan positif ini, tak jarang para guru juga harus menindak tegas adanya murid yang ketahuan membawa sepeda motor. Tindakan tegas tersebut berupa penggembesan ban motor, penyitaan stnk dan bahkan kunci kendaraan bermotornya. Bagi guru dan staf TU yang melanggar kesepakatan aturan ini juga tak luput dari tinndakan penertiban yaitu dengan disuruh kembali pulang untuk meletakkan kendaraannya. Hal ini dilakukan demi memberikan contoh yang baik untuk siswa – siswanya.
Secara pribadi saya sangatlah berkeinginan jika Unnes juga menggalakkan kegiatan car free day ini. Selain berkonstribusi nyata untuk konservasi, juga mengajarkan pada mahasiswanya bagaimana perduli terhadap sesama. Perduli dalam artian jika mereka pun merasakan lelahnya untuk berjalan kaki dari tempat kos menuju kampus. Semoga beberapa bulan kemudian akan terealisasi kegiatan car free day tersebut sesperti yang saya harapkan. Salam konservasi.
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Mammalia |
Ordo: | Primata |
Famili: | Cercopithecidae |
Upafamili: | Colobinae |
Genus: | Nasalis |
Spesies: | N. larvatus |
Bekantan tersebar dan endemik di hutan bakau, rawa dan hutan pantai di pulau Borneo (Kalimantan, Sabah, Serawak dan Brunai). Ciri-ciri utama yang dari monyet ini adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam. Monyet betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai monyet Belanda.
Selain buah-buahan dan biji-bijian, bekantan memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang membuat perut bekantan jadi membuncit. Bekantan jantan lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Monyet betina berukuran 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar, sebagai hasil dari kebiasaan mengonsumsi makanannya.
Kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu bangsa sudah semestinya kita isi dengan nilai – nilai yang positif. Berjuang bukan soal membawa senjata, bukan soal ikut terjun langsung ke medan perang, berjuang adalah menggelorakan semangat patriotisme dengan memanfaatkan segala kemampuan yang kita miliki guna memajulkan bangsa dan negara. Singkatnya, berjuang dapat dilakukan dengan berbagai dvara yang sederhana, termasuk menggalakkan konservasi.
Konsep konservasi yang tertanam di sini bukan mengenai pembenahan pada alam saja, melainkan sudah menyentuh sapek moral dan budaya. Hal inilah yang membuat konservasi di Unnes sangat kompleks dan menyeluruh. Unnes sebagai satu – satunya Universitas yang menggalakkan konservasi patutlah menjadi contoh untuk Universitas lain di Indonesia bahkan apabila perlu sampai ke luar negeri. Cita – cita yang tertuang dalam 8 nilai konservasi dan 7 pilar konservasi ini hendaklah dijunjung tinggi. Hal ini dilakukan demi terwujudnmya masa depan Indonesia yang lebih cemerlang.
Konservbasi untuk negeri, adalah semoyan yang pas unruk mengajak semua elemen masyarakat Indonesia untuk bersama – sama membangun sinergi untuk melaksanakan nilai – nilai dalam konservasi tersebut. Hal ini sangatlah penting karena suatu perubahan yang besar tidak akan dapat terwujud apabila tidak melibatkan seluruh elemen pembentuk negara tersebut. Konsevasi untuk negeri, konservasi untuk bumi pertiwi, Gelora anak bangsa Indonesia. Jayalah bangsaku, jayalah negeriku.
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.
Konservasi seyogyanya dikenal oleh masyarakat awam dengan pandangan reboisasi, daur ulang, dan sebagainya yang hanya berkaitan dengan kondisi alam saja. Namun menelaah lebih jauh dari itu, konservasi di Unnes sejatinya menyangkut aspek lingkungan, budaya, dan juga moral. Ketiga aspek tersebut saling bersinergi membentuk mahasiswa yang mempunyai karakter bangsa sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang terkandung dalam nilai – nilai Pancasila.
Melalui 8 nilai konservasi, pesan moral yang terkandung di dalamnya sangatlah sarat akan makna. Baik pesan yang disampaikan untuk setiap penghuni fakultasnya maupun juga seluruh keluarga besar di Unnes sendiri. Penanaman 8 nilai konservasi tersebut apabila dilaksanakan dengan penuh totalitas maka sungguh akan mencetak generasi penerusa bangsa yang hebat. Penjabaran lain juga ada pada 7 pilar konservasi yang berisi panduan bagaimana kita seharusnya sebagai manusi mampu bersahabat dengan alam, dengan sesama manusia, dan yang terpenting adlaah mampu bersahabat dengan Tuhan YME.
Banyak nilai yang terkandung di dalam konservasi yang menjadi icon dari Unnes. Semoga kedepannya Unnes tidak hanya memakai icon tersebut untuk mentenarkan nama Universitasnya saja namun juga mampu mebuktikan pada dunia bahwa inilah kami dengan gelora konservasi anak bangsa kami mampu membawa masa depan negeri ini ke arah yang lebnh baik. Gelora konservasi anak bangsa, gelora karya, gelora perubahan!
Tulisan ini dibuat untuk menghikuti Bidikmisi Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan ini adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.