Tepuk tangan yang meriah mungkin dapat sedikit mengobati kebingungan kita saat ini, para pemimpin diatas mungkin lebih suka dengan cara seperti ini untuk menguji kesabaran dan keiikhlasan kita dalam usaha mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Sekali lagi tepuk tangan yang keras untuk sistem pendidikan di Indonesia.
Archive for November, 2015
Profil Admin
by Ya'ti Zuyyina on Nov.19, 2015, under Profil
Hai, guys ^^
Kenalin, saya Ya’ti Zuyyina. Biasa dipanggil Ya’ti. Saya seorang Mahasiswa di Universitas Negeri Semarang. Fakultas Ilmu Pendidikan dan mengambil program study Pendidikan Nonformal. Untuk lebih jelasnya, saya akan menyantumkan biodata saya :
Nama : Ya’ti Zuyyina
Tempat, Tanggal Lahir : Wonosobo, 27 September 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Lobang 01/03 Surengede, Kejajar, Wonosobo
NIM : 1201415057
Agama : Islam
Kalian juga bisa menyapa saya melalui media sosial ^^
Twitter : @yzuyyina
Instagram : Zuyyina19
Facebook : Ya’ti Zuyyina
LINE : +62 877 4562 8360/ID : yzuyyina
WhatsApp : +62 877 4562 8360
PIN : 56E034C6
E-mail : Zuyyina615@gmail.com
Salam kenal ^^
Membangun Rumah Ilmu Untuk Mewujudkan Universitas Konservasi Bereputasi #2
by Ya'ti Zuyyina on Nov.18, 2015, under Uncategorized
Mewujudkan Universitas Konservasi Bereputasi dengan mengkonservasi moral para mahasiswa. Perilaku mahasiswa disini merupakan cerminan dari Konservasi itu sendiri. Sehingga mahasiswa itu sendiri harus memiliki karakter serta perilaku konservasi. Karakter mahasiswa merupakan sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti dan tabiat mahasiswa Unnes. Sementara perilaku konservasi mahasiswa adalah sikap dan tindakan mahasiswa terkait dengan tujuh pilar konservasi yang telah admin sebutkan didalam postingan sebelumnya. Sementara karakter mahasiswa juga memiliki nilai yang meliputi delapan nilai karakter, diantaranya sebagai berikut:
1. Nilai Inspiratif
Berarti memiliki ide atau gagasan untuk bertinadak, melakukan sesuatu yang sengaja datang ke otak kita tanpa menganal tempat, waktu, dan kondisi apapun.
2. Nilai Humanis
Sikap seseorang yang menghargai orang lain, mengharapkan, dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asas kemanusiaan.
3. Nilai Peduli
Kemampuan mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan.
Peduli lingkungan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan lingkungan dan mengembangkan upaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang telah terjadi.
Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
4. Nilai Inovatif
Kemampuan mendayagunakan pemikiran, imajinasi, stimulan dan lingkungan dalam menghasilkan produk baru. (bersifat pembaruan)
5. Nilai Sportif
Bersifat kesatria, jujur. Spotifitas berarti bersikap adil terhadap lawan; bersedia mengakui keunggulan, kekuatan, kebenaran lawan atau kekalahan, kelemahan, kesalahan sendiri.
6. Nilai Kreatif
Kemampuan berpikir atau bertindak untuk menyelesaikan masalah secara cerdas, dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Nilai Kejujuran
Jujur adalah perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
8. Nilai Keadilan
Sifat perbuatan yang adil. Adil artinya tidak berpihak, berpihak kepada yang tidak benar.
Membangun Rumah Ilmu Untuk Mewujudkan Universitas Konservasi Bereputasi #1
by Ya'ti Zuyyina on Nov.18, 2015, under Uncategorized
Seperti yang kita ketahui bahwa Konservasi ialah usaha melindungi dan melestarikan nilai budaya dan perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dalam rangka mewujudkan Universitas Konservasi Bereputasi, tentunya kita membutuhkan pengenalan serta pengajaran tentang Konservasi itu sendiri. Dan tentu saja untuk mengenal semua itu kita perlu melaksanakan adanya pembelajaran. Belajar tidak hanya melulu di sebuah instansi resmi, tapi belajar juga bisa dilakukan dimanapun, kapanpun, dan dengan siapapun. Dengan didirikannya Rumah Ilmu, tentu itu akan sangat membantu kita dalam memahami nilai Konservasi yang cenderung hanya dikaitkan denga lingkungan, akan tetapi konservasi juga berkaitan dengan moral serta perilaku dan nilai budaya.
UNNES sebagai universitas Konservasi memiliki tujuh pilar yang menjadi dasar perilaku konservasi yang harus dimiliki seorang Mahasiswa, yakni:
- Perilaku konservasi pada Pilar Keanekaragaman Hayati
- Perilaku konservasi pada Pilar Energi Bersih
- Perilaku konservasi pada Pilar Bangunan Hijau dan Transportasi Internal
- Perilaku konservasi pada Pilar Kebijakan Nirkertas
- Perilaku konservasi pada Pilar Pengelolaan Limbah
- Perilaku konservasi pada Pilar Etika Seni Dan Budaya
- Perilaku konservasi pada Pilar Kader Konservasi
BUDAYA YANG TERLUPAKAN
by Ya'ti Zuyyina on Nov.11, 2015, under Uncategorized
GENERASI MUDA YANG BERBUDAYA…………
Menggali nilai-nilai budaya (Jawa) untuk generasi muda..
Pernah suatu ketika aku ditanya oleh seorang teman “ eh…emang di keraton ada apa sih? Ngapain disana? Mending ke mall aja”. Pertanyaan itu terlontar dengan mulus ketika aku mengajak salah seorang temanku untuk nonton sebuah pameran budaya di Pura Mangkunegaran Solo. Ya…. Ironis memang, generasi muda sekarang lebih enjoy dan lebih asyik pergi ke sebuah mall daripada meluangkan sedikit waktu untuk mengenal dan mencintai budayanya sendiri.
Tak bisa kita pungkiri seiring dengan perubahan zaman dan terjadinya akulturasi budaya luar, serta peranan teknologi yang semakin maju membuat kita lupa akan tradisi dan jati diri “natural” di mana kita dikandung, dilahirkan dan dibesarkan. Terutama para generasi muda, sebagai tonggak penerus bangsa, dewasa ini sedikit demi sedikit mulai terkikis dan hampir kehilangan jati dirinya. Mereka semua telah terbius oleh budaya-budaya barat yang dinilai sangat menyimpang dan bertolak belakang dengan budaya ketimuran kita. Dimulai dari gaya pakaian yang “sok kebarat-baratan” yang kurang etis, kemudian lifestyle, budaya hedonis, dan tak ketinggalan pula adalah pergaulan bebas yang telah melanda generasi muda kita.
“Solo kotaku, Jawa budayaku” atau “ Solo The Spirit of Java“ sebuah jargon yang tidak asing lagi bagi kita sekarang ini. Sebuah spirit baru yang membangkitkan kita dari keterpurukan krisis tradisi dan mencoba mengingatkan kita untuk mulai menggali peninggalan tradisi dan jati diri kita sebagai generasi masyarakat Solo yang berbudaya dan berjati Diri.
Kaum muda sekarang ini mungkin bisa dikatakan sudah kehilangan jati dirinya. Tidak ada lagi nilai-nilai tradisi yang dapat tertanam dalam kehidupan mereka sebagai identitas pribadi. Contohnya saja, tidak ada lagi rasa hormat kepada orang yang lebih tua melalui tindakan-tindakan yang mencerminkan orang Jawa. Sekarang hampir tidak terlihat seorang anak muda membungkukkan badan saat melintas di depan orang yang lebih tua. Malahan yang ada justru “Budaya Urak-an dan tidak etis“ yang dirasa justru lebih gaul dan “anak muda banget” ditengah kekangan etika dan norma yang mereka anggap “usang”. Generasi muda pun juga jarang menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari dengan baik dan benar secara penerapannya. Padahal kalau kita cermati secara detail banyak makna filosofis dan simbolis yang bisa kita gali dari sebuah kearifan budaya lokal Solo sebagai kekayaan tradisi yang dimiliki oleh “Adat Ketimuran“. Kesemuanya itu mengandung nilai filosofis dan melahirkan identitas kebudayaan Jawa. Kebudayaan tersebut hingga kini telah mengakar ke masyarakat Kota Solo, dan daerah luas sekitarnya. Kita tentunya tahu, bahwa sebelum terbentuknya pemerintahan Indonesia, bumi jawa dwipa ini berbentuk kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja. Sebagai bumi jawa, tentunya kita senang, sebab di dalamnya terdapat nilai dan kearifan yang hingga sampai kini masih kita kenal, meskipun sekarang sudah jarang kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu sebagai masyarakat jawa kita harus mampu mengembalikan sekaligus mempraktekan kembali dalam kearifan jawa. Sebab jika dikaji lebih dalam lagi, ternyata banyak sekali kearifan lokal serta nilai-nilai budaya jawa yang mampu mengantarkan masyarakatnya mencapai kemakmuran dan kesejahteraan yang diharapkan seluruh insan.
Karena itu Pemerintah Kota Solo harus mengayuh bersama masyarakat dan generasi muda untuk bangkit dari krisis tradisi. Dan mungkin bisa dimulai dengan cara mengenalkan, mensosialisasikan, membiasakan kemudian diharapkan mencintai kebudayaan. Melalui pengajaran dan penanaman nilai-nilai tradisi dari seluruh lembaga pendidikan. Aneka kegiatan yang dapat meningkatkan minat masyarakat luas dan generasi muda untuk lebih mengenal kebudayaan Solo. Seperti festival kesenian, wisata budaya, parade kesenian, pameran, konser budaya, dan kegiatan lainnya yang dapat mendukung terwujudnya Kota Solo sebagai Kota Budaya. Selain itu juga perlu dan harus diterapkan nilai-nilai adat ketimuran di tengah gencarnya arus nilai-nilai barat yang tengah melanda generasi muda kita.
Dalam hal ini, Budaya merupakan salah satu alat untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa indonesia. Dengan mengenal, memahami, serta memaknai kebudayaan suatu daerah, maka seseorang tidak hanya dapat mengagumi hasil karya pendahulunya yang memiliki maha karya seni yang tinggi, tetapi juga dapat menjadi acuan dalam menerapkan falsafah hidup yang selaras, serasi, serta seimbang dalam kehidupan masyarakat. Mengenal kebudayaan yang ada haruslah disertai dengan pemahaman secara integral tentang nilai-nilai yang terkandung di dalammya.
Dalam bermasyarakat, sebagai orang Jawa harus mampu menyelaraskan antara cipta, rasa, dan karsa yang ada dalam diri manusia. Dengan berkembangnya kebudayaan yang ada di Kota Solo yang terus menerus diuri-uri atau dilestarikan oleh masyarakat sekitar akan terus mengakar sampai ke generasi selanjutnya. Sehingga, generasi mendatang bisa menikmati hasil kebudayaan bangsanya sendiri.
Karena maju mundurnya kebudayaan juga dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor yang paling dominan antara lain dipengaruhi oleh pergeseran nilai dan makna dari kebudayaan itu sendiri. Sebagai generasi penerus yang cinta akan pelestarian budaya, sudah sepantasnya kita harus bangkit dan mendayagunakan seluruh tenaga dan pikiran, serta kreativitas yang ada untuk mengembangkan kebudayaan tersebut dengan tetap mengacu pada nilai nilai dasar budaya yang ada.
Tujuan untuk mewujudkan generasi muda Kota Solo yang berwawasan maju, cakap berkomunikasi, berkepribadian menarik, memahami jati diri Kota Solo serta menjunjung tinggi etika yang termanifestasikan dalam tindakan dan perilaku sebagai orang Jawa yang mampu memberikan kontribusi nyata dalam melestarikan nilai-nilai tradisi bangsa.
Kita semua adalah generasi muda penerus warisan leluhur budaya jawa. Nilai-nilai tradisi bangsa yang betul-betul diharapkan masuk ke jiwa generasi muda Kota Solo sebagai generasi yang bangga dengan keberadaannya sebagai pewaris peradaban yang betul-betul mencintai dan melestarikan warisan para pendahulunya. Dan diharapkan pula kita mampu dan mau untuk belajar kebudayaan sendiri. SEMOGA……
Oleh: https://solohadiningrat.blogspot.co.id/
Filosofi Bunga Dandelion
by Ya'ti Zuyyina on Nov.11, 2015, under Uncategorized
Makna keindahan dari Bunga Dandelion, Bunga Dandelion merupakan salah satu bunga yang paling kusukai. Dandelion adalah bunga liar yang bisa tumbuh di halaman rumah, padang rumput yang luas atau di berbagai tempat.
Mungkin tidak banyak orang yang menganggap keberadaan Dandelion, karena bunga tersebut seringkali diabaikan. Tapi Dandelion mampu bertahan dalam segala cobaan. Walaupun bentuknya tidak seindah mawar merah, mungkin tidak seharum bunga melati, Tapi Dandelion dengan tangkai kecilnya yang sederhana, mampu memberikan banyak arti dalam kehidupan ini. Bisa memberikan kehidupan baru. Mungkin banyak yang tidak tahu hal tersebut.
Seiring waktu berjalan, bunga Dandelion terus menumbuhkan bunga kecil di tubuhnya. Kemudian bunga-bunga kecil tersebut, akan terbang tinggi nan jauh lalu tumbuh di tempat baru yang mereka singgahi. Dengan semua kepasrahannya untuk melepaskan bunga-bunga kecil terbang ke udara untuk kembali memberikan kehidupan yang baru. Kemudian ketika mengering, dandelion akan kembali tumbuh menjadi bunga yang lebih besar lagi. Setahap demi setahap. Itulah kehebatan Dandelion, yang bisa memberikan kehidupan di tempat baru.
Sosok Dandelion, adalah kuat meskipun tampak rapuh, tapi memiliki misi yang luas, dalam memberikan kehidupan baru di luar sana. Mampu terbang tinggi, menjelajah luas menentang angin, sampai akhirnya mendarat di tempat baru kemudian tumbuh menjadi jihttps://blog.unnes.ac.id/zuyyina/wp-admin/post-new.phpwa yang baru.
Yang paling disukai, Dandelion terus terbang tinggi, maknanya berusaha mengejar cita-cita setinggi-tingginya. Kemudian mampu memberikan kehidupan baru di tempat yang baru, selalu tumbuh dan berkembang.
Oleh: https://sharina-diarydandelion.blogspot.co.id/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Potret Dunia Pendidikan Indonesia
by Ya'ti Zuyyina on Nov.11, 2015, under Uncategorized