Cerpen: “Desir belaian Syurga” (MK Bahasa Indonesia 3)

Orang bilang di syurga kelak hanya ada kenikmatan, tidak ada lagi kesengsaraan hanya ada kebahagiaan. Berbeda di Dunia ini hanya kehidupan yang sementara menuju syurga. Tugas kita sebagai seorang insan adalah untuk mencari bekal sebanyak mungkin untuk menuju kampung akhirat kehidupan yang lebih kekal dan abadi.

Dalam pencapaian menuju semua itu bnyak hal-hal yang harus kita tempuh dan usahakan agar menjadi insan yang berguna dan manfaat dunia dan Akhirat. Berbagi kebaikan kita lakukan untuk mendapatkan RidhoNya agar dapat jumpa dengan manusia yang paling mulia yakni Rasul kita Nabi Muhammad Sallallahualaihi wasaalam. Islam Agamaku adalah agama yang sempurna, ia mengatur umatnya begitu penuh cinta dari bangun tidur hingga tidur lagi. Begitu indah dan romantis sekali jika bisa merasakan nikmat iman dalam islam, Alhamdulillah. Tidak banyak insan yang dapat merasakannya. Islam mengatur semua aspek dalam berkehidupan, mengatur hubungan vertikal dan horizontal. Hubungan vertikal adalah hubungan manusia kepada sang penciptanya yakni Alloh subhanawata’ala (minalloh). Hubungan horizontal adalah hubungan manusia kepada sesama manusia yang dimana dalam minannas (hubungan sesama manusia) kita di ajarkan untuk selalu menebar kebaikan dalam setiap lingkungan di sekitar kita. Baik itu kebaikan kecil maupun kebaikan besar yang mengorbankan suatu hal yang kita cintai sekalipun. Dalam aspek minannas aku selalu berusaha agar selalu menebar kebermanfaatan di setiap lingkungan pada orang-orang di sekeliling. Aku selalu berusaha untuk menjalankan perintah Agamaku.

Hari ini ada mbak kos yang mau pindahan, dan aku segera bergegas untuk membantu dalam persiapan perpindahan barang-barangnya, meskipun aku tidak kenal lebih dalam tentang mbak kos itu namun tolong-menolong adalah kewajibanku terlebih ia adalah saudaraku. Karena dalam islam umat muslim mereka adalah bersaudara. Aku membantu mengangkat barang-barang dan merapikannya lagi Alhamdulillah semuanya terselesaikan juga dan mbak kos pun isa istirahat setelah dengan persiapannya.

Hari-hari berikutnya aku tidak lelah untuk menebarkan kebaikan kepada sesama di lingkungan sekeliling. Kapan dan dimanapun aku tetap menebarkan kebaikan. Suatu ketika pada saat aku melakukan perjalanan menuju kampus, aku melihat seorang nenek yang lagi menunggu kesempatan untuk beliau menyeberang jalan raya tersebut dan ketika itu aku segera menghampiri lalu menuntun nenek tersebut untuk menyeberang jalan. Sangat mengharukan betapa ia mengucapkan terimakasih kepadaku. Beliau sangat-sangat berterimakasih kepada ku.

Aku terus berjalan menuju kampus untuk mengikuti perkuliahan hari ini. dan ketika ku melihat jam tangan ternyata masih ada luang waktu untuk makan siang. Aku pun langsung pergi menuju warteg untuk makan siang, namun ketika di perjalanan aku melihat seorang nenek-nenek yang meminta-minta di pinggir pintu jalan masuk ke kampus. ku melihat orang-orang yang lewat tidak menghiraukannya. Aku pun pergi ke warteg dan setelah selesai makan tidak lupa aku membungkuskan makanan untuk nenek tersebut. Ku langkahkan kaki menuju pintu masuk dimana nenek itu duduk dan aku menghampirinya seraya bertanya, “Nenek tinggal dimana ?” nenek itu menjawab bahwa ia tinggal di Sampangan, dia tinggal bersama suaminya yang tidak berkerja lagi juga cucu nya yang masih kecil-kecil. Beliau kesini diajak supir angkot. Hati ku sangat tersentuh mendengar cerita nenek tersebut. Betapa beruntungnya aku dan keluargaku masih di berikan nikmat yang sangat mencukupi meskipun terkadang kekurangan namun itu sangat-sangat beruntung di bandingkan mereka yang untuk makan sehari-hari pun susah payah mendapatkannya.

Dari kebaikan-kebaikan yang terus aku lakukan, aku merasakan nikmatnya iman. Karena hanya iman dalam islam yang dapat menuntun menuju kebaikan yang senantiasa memberi kebermanfaatan kepada sesama. Dan tanpa disadari kita telah merasakan desir belaian syurga. Karena syurga selalu merindukan insan dengan akhlak indah yang penuh kebermanfaatan

Tentang Darma yunita

Darma yunita, lahir di Embacang,palembang 11 maret. mahasiswa UNNES
Tulisan ini dipublikasikan di Tugas kuliah. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan