Cerpen :‘’Sebuah Apel’’(MK Bahasa Indonesia smt 3)

Pagi yang begitu cerah, matahari yang seakan malu-malu untuk menampakan diri. Seakan tak mau untuk menebarkan pesona indah terang karunia dariNya. Hari ini hari libur dari perkuliahan namun hari ini saya harus tetap melangkahkan kaki ini menuju kampus. Hari ini ada acara OBSESI (obrolan seru seputar islam) yang di adakan oleh komunitas muslimah yang ada di kampus Unniversitas Negeri Semarang.

Saya berminat untuk mengikutinya untuk menambah ilmu dan jalinan ukhuwah sesama muslimah yang insyaa Alloh shaliha-shalihah. Acara selesai pukul 11:00 setelah beri salam ramah-tamahnya saya langsung bergegas pulang. Di tengah perjalanan pulang dari kampus saya melihat seorang wanita tua yang berjalan sendirian dari rumah ke rumah, dengan pakaian yang begitu kotor dan rambutnya pun seakan tidak terawat. Saya perhatikan dari jauh wanita tua itu meminta sedekah sembari berkata ‘’saya belum makan’’namun tetap saja tak ada yang mempedulikannya. Saya terus memperhatikannya dari kejauhan wanita itu pun memasuki kosan puteri namun juga tidak ada hasilnya, tidak ada yang mempedulikannya. Wanita tua itu terus berjalan sendirian, saya pun langsung bergegas menghampirinya seraya bertanya “Mau kemana nek ?’’ wanita tua itu tidak langsung menjawab pertanyaan saya namun malah menasehati saya dengan banyak sekali kata-kata namun saya tidak memahaminya karena ia menggunakan bahasa jawa yang tidak saya pahami artinya. Namun teringat jelas kalimat yang pertama keluar dari bibirnya yakni ‘’sekolah yang benar jangan nakal’’ selebihnya saya tidak memahaminya karena bahasa yang ia gunakan.
Saya terus berjalan bersama nenek tua itu. Sepanjang perjalanan saya terus di nasehati dengan menggunakan bahasa jawa. Saya pun iya-iya kan saja dari apa yang ia lontarkan. Terlihat kos saya sudah dekat, saya pun kembali bertanya ‘’nenek udah makan ? kalo belum ini saya mempunyai buahan (Apel) yang saya belikan di toko dekat kampus’’. nenek pun langsung mengambil buahan yang saya sodorkan kepadanya sembari mengucapkan terimakasih berkali-kali. Dan hingga saya tiba di depan kosan dan langsung ucapkan salam kepada nenek dan saya masuk kosan dan nenek terus melanjutkan perjalanannya entah kemana ia melangkahkan kakinya untuk mencari makan.

NB : Tak henti saya meneteskan air mata teringat nenek saya yang ada di desa. Keluarga saya merupakan keluarga yang sangat sederhana. Namun untuk kebutuhan sehari-hari keluarga saya masih bisa tercukupi tanpa meminta dari orang lain.
Bahwa kita adalah insan yang sangat beruntung yang terkadang lupa untuk kita syukuri. Kita hanya berfokus pada kekurangannya sehingga tidak melihat nikmat di sisi lain yang telah DIA berikan Alhamdulillah. Jangan lupa bersyukur dan berbagi pada mereka yang membutuhkan, jangan gengsi untuk menghampiri makhluk Alloh yang serba kekurangan. Lillah atas kesyukuran kita ayo berbagi tanpa pilih. Bahkan mengeluh pun tak pantas kita lakukan karena mereka harus berjuang keras untuk sesuap nasi sedang kita yang berkecukupan masih saja mengeluh ? sadari bahwa itu tidak baik untuk akhlak.karena Makhluk Alloh yang cerdas, bijak dan berbudaya itu di awali dengan akhlak yang mulia.

Tentang Darma yunita

Darma yunita, lahir di Embacang,palembang 11 maret. mahasiswa UNNES
Tulisan ini dipublikasikan di Tugas kuliah. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan