• Kampung Laut Punya Cerita

    Hai hai hai para blogger yang sedang berbahagia.

    Kali ini saya akan memposting tugas semester IV pada mata kuliah sosiologi perkotaan nih. Sebelumnya kalin tau gak sih fieldnote itu apa? Fieldnote atau catatan lapangan merupakan catatan yang digunakan oleh para peneliti untuk mendeskripsikan peristiwa apapun yang dialami selama melakukan observasi di lapangan. Jadi bisa dibilang fieldnote itu ya hampir mirip sama buku diary nya para etnografer hehe. oke langsung saja kalian boleh banget nih baca contoh fieldnote dari tugas saya ini berdasarkan hasil observasi di kampung alam malon. check it out…

    Catatan Lapangan (Fieldnote)

    Kami dari kelompok 1 sosiologi perkotaan memilih tema kampung tematik. Di Semarang terdapat 32 kampung tematik salah satunya yaitu kampung batik alam malon. Kami memilih kampung alam malon menjadi tujuan observasi kami karena beberapa faktor yaitu letaknya yang tidak terlalu jauh dan juga kampung tersebut merupakan kampung tematik yang baru diresmikan sehingga belum banyak yang mengetahui potensi apa saja yang ada disana dan hal tersebut yang membuat kami tertarik untuk melakukan observasi disana.

    Observasi pertama kami dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2017 pukul 18.30 WIB. Letak kampung alam malon berada di dekat pasar Gunungpati dengan waktu tempuh perjalanan menggunakan sepeda motor sekitar 30 menit. Pada kunjungan yang pertama kali kami hanya melihat kondisi dan situasi kampung tersebut serta tidak melakukan wawancara yang terstruktur. Saat pertama kali memasuki gapura “kampung alam malon” kami sempat bingung dan mencoba bertanya kepada beberapa warga tentang keberadaan desa wisata di kampung tersebut. Namun kebanyakan dari mereka mengaku tidak tahu jika kampung alam malon sudah menjadi salah satu desa wisata. Sehingga kami memutuskan untuk langsung masuk ke kampung tersebut dan berharap ada masyarakat yang bisa memberitahu letak desa wisata alam malon. Akhirnya, setelah berusaha mencari keberadaannya kami pun menemukan letak kampung alam malon tersebut. Disana kami mengamati lingkungan sekitar yang penuh dengan lukisan batik mulai dari tembok rumah, tempat sampah, pos kamling, kentongan dan lainya. Motif dari batik tersebut berciri khas buah durian.

    Observasi kedua dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2017. Pada hari kedua observasi ini kami menemui kepala pengelola di kampung alam malon. Disana, kami bertemu dengan pak Samsul beliau adalah ketua RT 01, ketua kelompok tani dan ketua kelompok batik di kampung alam malon. Lalu kami mengutarakan maksud dan tujuan kami datang kesini yaitu untuk melakukan observasi di kampung alam malon sebagai salah satu tugas kuliah. Berdasarkan wawancara tersebut, kami mendapatkan berbagai informasi mengenai data penduduk bahwa disana terdapat 3 Rt, 90 KK, dan 80 rumah.

    Zie batik dan Salma batik merupakan batik yang sudah memiliki brand dan paling besar di Alam Malon. Kedua UKM tersebut merupakan pelopor terbentuknya kampung batik. Yang paling menonjol dari kampung alam malon sendiri adalah hasil produksi batiknya yang pewarnaannya berasal dari alam. Gagasan batik dengan menggunakan warna alam pertama kali diproduksi oleh Zie Batik lalu diikuti oleh Salma Batik. Kemudian mereka melakukan pelatihan kepada masyarakat tentang cara membuat batik menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam. Dari proses pelatihan tersebut, akhirnya masyarakat yang mengikuti pelatihan dibagi ke dalam 4 Kelompok (Manggis, Kristal, Citra, Delima). Produksi batik yang dihasilkan adalah Batik Tulis, Batik Cap, dan Batik Screen. Pelatihan dilakukan 3x dalam 1 bulan. Aktivitas pelatihan tersebut dilakukan oleh seluruh warga. Sedangkan untuk sistem pemasaran batik produksi kampung alam malon ini dilakukan dengan cara mengikuti pameran, pengenalan produk ke perusahaan-perusahaan, dan melalui online.

    Salah satu bahan baku yang digunakan dalam proses membatik selain kayu secang adalah mangrove sehingga untuk mendapatkan mangrove dalam jumlah yang banyak pihak Zie Batik melakukan kerjasama dengan Dinas Kelautan untuk mempermudah proses permintaan bahan baku mangrove tersebut. selain Dinas Kelautan terdapat beberapa lembaga yang terlibat dalam kerjasama di kampung alam malon ini antara lain: Pemerintah Kota, Dinas Kelautan, Unnes ( Binaan Ibu Nana), dan PT Indonesia Power.

                  Observasi keempat dilaksanakan pada tanggal 2 Juni 2017. Pada hari keempat observasi kami bertemu dengan pegawai dari zie batik. Menurut informasi yang kami dapat, kampung tematik baru diresmikan sekitar bulan yang lalu. Disana kami melihat proses produksi batik, seperti memanaskan malam, dan proses mencanting. Adapun untuk motif-motif batik terdiri dari motif asem, motif durian dan lain sebagainya. Batik yang ada di kampung alam malon memiliki ciri khas yaitu warna natural yang lebih ditonjolkan. Hambatannya sendiri dalam proses membatik adalah faktor cuaca. Seperti saat menjemur kain tidak boleh terkena sinar matahari langsung, untuk membeli bahan/ kain beliau membeli di pusatnya langsung yaitu pekalongan sehingga membutuhkan tenaga dan waktu yang lama.

    Categories: Kumpulan Tugas Sosiologi dan Antropologi

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    * Kode Akses Komentar:

    * Tuliskan kode akses komentar diatas: