POTENSI ATSIRI INDONESIA

ESKPOR ATSIRIIndonesia merupakan negara beriklim tropis, sehingga banyak jenis tanaman yang tumbuh.Menurut Arbain (dalam Darwis, 2004) tidak kurang dari 17% spesies tumbuhan berada di Indonesia.Beberapa jenis tanaman dapat diambil minyak atsirinya, baik dari daun, akar, bunga, buah, bahkan batangnya.Perkembanganindustriminyak atsiri Indonesia sangat lambat. Jenis-jenis minyak atsiri yang diekspor sejak zaman penjajahan adalah serehwangi, kenanga, akarwangi dan nilam. Sampaitahun 1970, jenis minyak atsiri yang diekspor masih terbatas pada komoditas tersebut. Sejaktahun1975 jenis minyak atsiri yang diekspor mulai bertambah dengan minyak daun cengkeh, minyak cendana, jahe, lada dan pala, kemudian minyak masoi dari Irian Jaya pada tahun 1990-an. Padatahun 1993, jenis-jenis minyak atsiri yang telah diekspor berjumlah15jenis. (Hobir dan Nuryani, 2004).

Perkembangan industri minyak atsiri Indonesia belum menggembirakan.Menurut Ketua Dewan Atsiri Indonesia (2015), produksi minyak atsiri Indonesia yang utama adalah daun/gagang cengkeh (clove leaf/stem oil), minyak sereh wangi (citronella oil), minyak nilam (patchouli oil), minyak kayuputih (cajuput oil), dan minyak terpentin (turpentine oil).Nilai perdagangan minyak atsiri dunia diperkirakan USD 4.000.000.000, total ekspor minyak atsiri Indonesia USD 120.000.000, sedang jika ditinjau dari jenisnya terdapat 300 jenis minyak atsiri di perdagangan dunia, sementara jenis minyak atsiri yang sedang dan berpotensi dikembangkan di Indonesia ada 40 jenis.

Data Dirjen IKM pada tahun 2003-2008 menunjukkan nilai ekspor minyak atsiri Indonesia lebih rendah dari nilai impor produk derivat minyak atsiri.Sebagai gambaran ketimpangan ekspor impor minyak atsiri pada akhir 2007 nilai ekspor minyak atsiri USD101 juta, sedang nilai impor derivat minya atsiri USD389 juta.Kecenderungan itu masih berlanjut hingga saat ini.Jumlah penduduk yang besar dan kemampuan ekonomi yang semakin baik menjadi tujuan pasar berbagai komoditas, yang memprihatinkan adalah jika komoditas itu minyak atsiri.

Berdasar uraian di atas, potensi minyak atsiri Indonesia perlu dikembangkan untuk memberikan nilai tambah minyak atsiri melalui peningkatan produksi, peningkatan kualitas dan diversifikasi produk.Penelitian kimia dapat membantu memberikan alternatif pemecahan masalah melalui penciptaan nilai tambah (value creation) minyak atsiri. Uraian berikut menjelaskan beberapa hasil penelitian kimia minyak atsiri yang diorientasikan pada isolasi komponen utama da transformasinya menjadi fine chemical melalui reaksi kimia berbantuan katalis dan kimia komputasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: