Variabel Penelitian

June 3rd, 2018 by Kemal Budi Mulyono Leave a reply »

Salah satu langkah dalam meneliti baik itu skripsi, tesis, ataupun disertasi adalah metodologi penelitian. Dalam suatu penelitian kuantitatif, kita tidak akan terlepas dari sebuah konsep yang kita ukur atau kita sebut sebagai sebuah variabel. Banyak peneliti pemula tidak tahu apa yang disebut variabel, bingung tentang apa itu variabel, ataupun asal dalam menentukan variabel. Ada salah satu artikel yang bagus dari Yow Peter Raiphea yang berjudul Variable: Classification, Measurement and Importance in Social Science Research, di Journal of Business Management & Social Sciences Research. Menurutnya variabel dapat dipahami dari sebuah representasi konsep ataupun konstruk yang dapat diukur, dimanipulasi, dijelaskan atau dikendalikan, dimana ukuran tersebut memiliki nilai yang bervariasi.

Variabel tidak datang secara tiba-tiba, ataupun segala sesuatu belum tentu dapat menjadi sebuah variabel. Asal usul dari variabel dimulai dari sebuah fenomena dari alam ataupun sosial yang kemudian diobservasi oleh para ilmuan, yang kemudian dari fenomena tersebut didefinisikan menjadi konsep ataupun konstruk. Dari konsep ataupun konstruk tersebut yang telah ditemukan oleh para ilmuan, kemudian dilakukan pengukuran terhadap konsep atau konstruk tersebut secara ketat berdasarkan kaidah ilmiah. Setelah dilakukan pengukuran. Kemudian konsep atau konstruk tersebut dapat diukur, maka konstruk atau konsep tersebut dapat menjadi variabel, sementara apabila gagal diukur maka hanya menjadi konsep atau konstruk semata dan tidak dapat menjadi variabel.

Sebagai peneliti pemula, untuk pembuatan skripsi ataupun tesis, hindari konsep atau konstruk yang tidak berdasarkan pada turunan dari teori. Karena konstruk atau konsep tersebut, akan sukar diukur secara tepat. Banyak dari beberapa riset yang terkadang ekstrim menentukan variabel tanpa adanya dasar teori yang kuat, sehingga konsep atau konstruk tersebut dipaksakan untuk menjadi sebuah variabel. Ada beberapa macam dari bentuk variabel yang dapat diturunkan oleh peneliti, tetapi kita harus memahami terutama yang berkaitan dengan konsep atau konstruk yang bersifat laten. Pengukuran dari konstruk yang bersifat laten seperti contoh variabel motivasi, hal ini dikarenakan segala sesuatu yang berkaitan dengan keperilakuan manusia tidak bisa diukur secara langsung. Dalam konteks ini variabel akan menjadi bentuk dimensi atau aspek, tetapi juga yang berbentuk indikator.

Apabila kita hendak menggunakan variabel yang berikaitan dengan perilaku manusia atau keperilakuan maka variabel tersebut harus lolos ukur. Baik dari sisi validitas dan sisi reliabilitas, untuk pembahasan validitas dan reliabilitas lebih dalam, akan dibahas dalam artikel selanjutya. Sementara untuk variabel yang bukan dari aspek keperilakuan maka dapat diukur secara langsung menggunakan alat ukur yang tepat, contoh = tinggi badan, berat badan, suhu, usia ataupun data-data yang berkaitan dengan data ekonomi ataupun keuangan yang tidak berkaitan dengan keperilakuan, seperti pendapatan, jumlah produksi, jumlah tenaga kerja, jumlah ekspor, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dll.

 

Jenis dari variabel dapat dilihat dari sudut pandangnya. Variabel yang berdasarkan dari jenis datanya maka terdiri dari :

1. Variabel diskrit Variabel Diskrit adalah variabel yang berupa data pengkategorian atau membedakan atau mengelompokkan jenis tertentu. Data jenis ini ada dua jenis yaitu :

  • Data Nominal atau Data Dikotomik. Misalnya: Data dikotomik 1 untuk kategori benar dan 0 untuk kategori salah. Data dikotomi ini sering kali digunakan mahasiswa untuk mengkatogorikan jawaban benar dan salah dari tes-tes jenis objektif semisal pilihan ganda atau semisal untuk variabel boneka (dummy) simbol 1 untuk pria dan 2 untuk wanita. Angka 1 0, atau 1 2 hanya merupakan label untuk penanda kategori. Jadi bukan berarti bahwa angka 2 lebih tinggi nilainya dari 1 atau 0. Data tersebut bersifat tetap (setara) dan tentu tidak dapat digunakan dalam operasi hitung.
  • Data Ordinal. Data ini merupakan data peringkat. Misalnya juara 1, juara 2 dan juara 3. Angka tersebut mempunyai makna, lebih dari sekedar label seperti pada data nominal di atas. Juara 1 tentu lebih pintar dari juara 2 dan Untuk penelitian keperilakuan dengan menggunakan skala likert, skala ini juga berdata ordinal. Oleh karena itu penelitian dengan skala likert, ada beberapa penelitian yang harus mentransformasikan menjadi skala interval baik dengan modifikasi bentuk skala, menggunakan metode suksesif interval, ataupun dengan pemodelan Rasch.

2. Variabel kontinyu. variabel ini dengan variabel diskrit yang mana data hanya berfungsi sebagai label, maka variabel kontinyu merupakan data yang dapat digunakan untuk operasi hitung. Data kontinyu adalah data yang diperoleh dari hasil penghitungan atau pengukuran, sehingga data tidak hanya berupa bilangan bulat, tetapi juga bisa dalam bentuk desimal, misalnya 2,5. Data kontinyu juga bisa dalam bentuk bilangan bulat, namun kelompok data tersebut memungkinkan variasinya ke dalam bentuk pecahan. Contoh dari data untuk variabel ini adalah skor nilai, , tinggi badan, berat badan, panjang, jarak, suhu. Data tersebut dapat berubah-ubah atau bervariasi Berikut ini jenis-jenis data dalam Variabel Kontinyu:

  • Data Interval (Rentangan). Data interval merupakan data jenis rentangan yang sudah dapat digunakan dalam operasi hitung. Selain itu, data interval mempunyai adanya jarak yang jelas di antara masing-masing data. Misalnya, suhu udara menggunakan derajat celcius masing-masing tersebut memiliki jarak yang sama dari 00 – 100. Contoh lainnya, Berapa kali Anda pergi pulang ke kampong halaman dalam satu tahun? a. 1 kali, b. 2 kali, c. 3 kali, d. 4 kali. Angka-angka tersebut menggunakan interval 1.
  • Data Rasio. Data rasio merupakan data pengukuran yang paling kompleks dan tentu dapat digunakan dalam opreasi hitung. Angka dalam data rasio merupakan angka yang sesungguhnya, bukan hanya sebagai simbol. Apabila ada angka 0 berarti memang angka 0 yang sebenarnya atau mutlak. Contoh dari data ini adalah data hasil pengukuran/ penghitungan massa, panjang dan waktu. Misalnya, data pendapatan, pendapatan A mempunyai berat 5 juta per bulan, sementara pendapatan B adalah 10 juta perbulan. Jika dilihat menggunakan skala rasio pendaptan A adalah setengah dari berat badan B.

Selain jenis variabel yang dilihat dari sudut pandang data atau skala yang digunakan dalam variabel tersebut, dapat juga dilihat dari berdasarkan posisi dan fungsinya dalam penelitian. antara lain adalah :

  1. Variabel Bebas (independent). Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).
  2. Variabel eksogen. Variabel ini adalah salah satu bentuk dari variabel bebas dengan bentuk murni variabel bebas, artinya variabel ini muncul sebagai variabel yang paling awal pada variabel bebas.
  3. Variabel Terikat (dependent). Merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
  4. Variabel endogen. Variabel ini merupakan bentuk dari variabel yang berada di dalam, artinya variabel ini dapat menjadi variabel terikat, tetapi juga dapat menjadi variabel bebas ataupun variabel antara.
  5. Variabel mediasi/mediator. Dalam posisinya variabel antara terletak dalam rentang variabel bebas dan variabel terikat, tetapi tidak sama dengan variabel extraneous. Variabel antara terjadi dan berlangsung sebagai akibat adanya variabel bebas dan merupakan sebab utama terjadinya perubahan pada variabel terikat, namun kadang-kadang hubungan atau pengaruh variabel bebas tehadap variabel terikat bisa secara langsung kalau akibat variabel bebas yang dipilih tidak membutuhkan perantara dalam mempengaruhi variabel terikat, sehingga menjadi hubungan tidak langsung.
  6. Variabel moderasi/moderator. Variabel ini diartikan sebagai variabel yang memperkuat atau memperlemah hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Sebagai contoh: kompensasi memperkuat pengaruh antara kepuasan kerja terhadap kinerja. Artinya kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja, dan adanya kompensasi yang tinggi maka pengaruh antara kepuasan kerja terhadap kinerja menjadi lebih meningkat. Dalam hal ini, kompensasi bisa saja berpengaruh terhadap kinerja bisa saja tidak.
  7. Variabel Anteceden. Secara teoritis fungsi variabel anteceden dalam penelitian sama dengan variabel antara yaitu untuk melacak hasil yang lebih baik dan tepat dalam rangkaian hubungan sebab akibat di antara variabel yang diteliti sehingga variabel anteceden mendahului variabel  bebas atau variabel yang .
  8. Variabel Kontrol. Merupakan variabel yang tidak dapat dimanipulasi dan digunakan sebagai salah satu cara untuk mengontrol, meminimalkan, atau menetralkan pengaruh aspek tersebut.
  9. Variabel Extraneous. Merupakan variabel di luar variabel yang diteliti dan mempengaruhi variabel terikat. Jadi dapat disimpulkan variabel extranous adalah variabel bebas yang tidak dikontrol.
  10. Variabel Penekan. Apabila dari hasil analisa awal disimpulkan tidak ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, tetapi ketika variabel ketiga dimasukkan ternyata hubungan itu menjadi tampak. Dalam kasus ini variabel ketiga tersebut menjadi penekan (supprissor variable).
  11. Variabel Penganggu (Confounding). Merupakan kebalikan dari variabel penekan, apabila dalam analisis awal menunjukkan ada hubungan positif antara variabel bebas dan variabel terikat, tetapi  apabila dimasuk variabel ketiga ternyata hubungan antara dua variabel tersebut  menjadi tidak nampak atau hubungannya menjadi negatif.  Dalam kasus ini variabel ketiga tersebut menjadi pengganggu. ilustrasi variabel – variabel tersebut adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Variabel antecedent, bebas, terikat, medasi, moderasi, eksogen, endogen

 

Gambar 2. Variabel kontrol,  bebas, terikat, ekstranous, penekan, pengganggu

 

Advertisement

Leave a Reply

Skip to toolbar