Mengetahui Tugas (Desk Job) UX Writer

February 23rd, 2020 by sarasnoya45 Leave a reply »

Secara sederhana, tugas utama dari UX writer adalah mempermudah pengguna (user) dalam memanfaatkan produk. Biasanya, UX writer ini satu tim dengan product designer dan product manager. Ciri khas tulisan dari UX writer ini bersifat lugas, padat, dan mudah dipahami. Biarpun yang baca berasal dari kalangan non-akademis.

 

Tugas Utama Seorang UX Writer

Untuk mengetahui tugas seorang UX writer secara lengkap, yuk cermati uraian berikut.

  1. Memahami Orientasi Suatu Produk Digital

Sekarang ini, produk digital berupa aplikasi memiliki fungsi yang cukup banyak dan bisa hybrid. Jadi, tidak melulu berkaitan dengan satu area bisnis. Sebab, produk digital yang baik bisa bertransformasi menjadi alat penting untuk memenuhi beragam kebutuhan pengguna (consumer-life).

Setiap kali produk digital dibuat, ia membawa pesan khusus. Jadi,  tugas UX writer ini menerjemahkan pesan tersebut ke dalam teks yang bisa dibaca oleh pengguna. Tentu harus menyesuaikan dengan target audien berdasarkan buyer persona (proyeksi konsumen).

  1. Membiasakan Diri untuk Melahirkan Kalimat Kreatif

Walaupun kata-kata yang ditulis oleh UX writer terkesan sederhana, tapi tetap mengandung kreativitas murni. Hal itu hanya bisa dicapai dengan cara brainstorming setelah lebih dahulu menerima lembaran berisi creative brief.

Untungnya, proses brainstorming di sini tidak dilakukan seorang diri. Akan tetapi, bareng-bareng anggota tim lain di bawah naungan product manager. Berkat adanya brief, kalimat yang akan dituliskan via aplikasi tetap selaras dengan tone perusahaan plus tema produk secara keseluruhan.

  1. Memastikan Produk Digital Dianggap sebagai Sahabat oleh Pengguna

Hakikat dari ikatan sahabat itu apa sih? Berdasarkan sudut pandang produk digital, ia baru bisa dianggap sebagai sahabat oleh pengguna jika mampu memahami tiap kebutuhannya.

Katakanlah ada seorang murid sekolah yang kesulitan dalam mengatur waktu agar proses belajarnya tak terganggu oleh hal-hal lain. Ia pun kemudian mengunduh aplikasi yang berkenaan dengan pembuatan “to-do-list”.

Maka, aplikasi to-do-list yang baik tentu mampu terus mengingatkan si murid agar selalu menghargai waktu. Misalnya dengan menyediakan pengaturan untuk “mengingat” aktivitas tertentu di hari apa, temanya apa, dan sebagainya.

  1. Bekerja Berdasarkan Konteks

Konteks adalah segalanya bagi UX writer. Ada 6 hal penting yang bisa dipertimbangkan sebelum menyusun kata-kata berdasar konteks produk, yaitu target audien, pesan kunci, latar belakang, research finding, objektif, serta deadline.

  1. Mampu Mengatasi Berbagai Kesulitan saat Brainstorming

Masing-masing UX writer pasti sepakat, bahwa kesulitan terbesar saat menyusun kata-kata adalah saat brainstorming. Seringkali, konteks yang dibutuhkan dari stakeholders tidak begitu lengkap. Alhasil, kalimat yang muncul lebih banyak keluar dari pikiran kreatif sendiri.

Selain itu, karakter yang digunakan juga sangat terbatas karena mengikuti tampilan yang ada pada produk digital. Belum lagi memikirkan teks berdasarkan keluasan pandang pada masing-masing perangkat yang digunakan oleh pengguna.

Nah itulah kira-kira tugas seorang UX Writter, memang sekilas mirip dengan jasa penulis artikel, tapi biasanya tugas mereka lebih spesifik. Oh ya, jika kamu membutuhkan jasa ketik, kamu bisa mengikuti rekomendasi jasa penulis artikel jawarakonten ini.

Advertisement

Leave a Reply

Skip to toolbar