Pemerintah Terlambat?

 

Team ahli dari China yang bertugas di Italia setengah putus asa. Apa pasal? karena ketidaksiapan secara mental orang Italia menghadapi wabah. Mereka panik namun mereka tidak bisa disiplin mengikuti standar pencegahan Wabah. Bukan hanya Italia tetapi negara2 Eropa lainnya juga hampir sama. Mereka panik namun tidak siap secara mental. AS juga sama. Upaya Trumps begitu keras ingin me lockdown kota tetapi tindakan itu tidak bisa sepenuhnya dilakukan. Karena anggaran lockdown tidak semudah itu lolos dari DPR. Akibatnya upaya lockdown hanya setengah setengah.

Sementara negara yang mayoritas islam sulit bergerak cepat karena alasan menjaga emosi umat islam. Lockdown akan mengurangi aktifitas Masjid. Arab Saudi baru dua hari lalu secara resmi melarang orang sholat jumat di hamalan Masjid di dua kota suci Makkah dan Madinah. Malaysia, baru dua hari lalu menyatakan lockdown. Itupun setelah ada bukti 50% yang terinfeksi virus corona adalah mereka yang ikut dalam tablikh akbar. Indonesia baru bisa bersikap melakukan lockdown terbatas setelah MUI mengeluarkan fatwa. Sementara Pakistan, bertahan apa adanya.

Iran dan Irak yang punya sumber daya alam besar, sudah sepenuhnya bisa mengendalikan wabah namun belum bisa memenangkan perang. Itupun setelah team dari China terlibat langsung membantunya. Kedua negara itu bersyukur karena tidak ada sentimen anti CHina seperti di Indonesia, Turki dan Pakistan. Jadi riak politik terhadap bantuan China secara langsung praktis tidak ada.

India, daerah Subkontinental, dan negara-negara Afrika, memilih pasrah. Mereka sangat sadar kemampuan mereka tidak ada untuk bertahan menghadapi virus corona. Apalagi mengikuti standar protokol WHO secara penuh. Yang bisa mereka lakukan adalah menutup bandara secara terbatas dan lockdown secara terbatas pada wilayah tertentu.

Singkatnya bagi negara di luar China, tidak ada satupun yang bisa meniru cara China dalam hal menghadapi covid 19. Jadi tidak ada istilah terlambat bagi mereka menangani wabah virus corona.

Mengapa?

Secara budaya dan politik, mereka tidak bisa se-solid China menghadapi wabah, yang mengharuskan lockdown. Walau mereka mengagungkan agama namun secara mental mereka tidak siap menghadapi wabah virus. Secara ekonomi mereka tidak siap menahan wabah virus ini. Walau seperti AS dan Eropa, mampu dan punya uang namun kecepatan penyediaan anggaran tidak secepat China, yang seketika mengalir tanpa harus bertele tele dengan DPR. Ini juga menjadi kendala dalam upaya bergerak cepat menghadapi Covid 19.

Jadi kalau ada yang bilang pemerintah terlambat, sebetulnya mereka paham akan kemampuan sosial, politk dan ekonomi Indonesia tidak akan mampu menghadapi virus corona seperti China lakukan. Namun mereka berharap Jokowi terdorong panik hingga ketahanan ekonomi kita hancur, dan chaos terjadi. Tetapi dari awal Jokowi sangat realistis menghadapi wabah Virus corona ini. Apa itu?. Jangan panik. Pemerintah melakukan segala galanya dengan sistematis dan terukur. Karena apapun pada akhirnya harus rasional. Tidak bisa panik sehingga irasional dan ekonomi bangkrut.

Kita akan menghadapi wabah Covid19 ini secara bersama sama. Kuncinya persatuan dan kesatuan. Yang kaya bersabar dulu untuk tidak produksi dan membantu yang miskin. 95 juta rakyat miskin akan mendapatkan bantuan dana jaring pengaman dari pemerintah. Semua kita patuhi: Hindari keramaian. Jangan panik! Jangan mudah terprovokasi hoax. Bantuan dari negara manapun terima. Masalah kita adalah masalah dunia. Jangan sikapi negatif bantuan darimanapun datangnya, termasuk dari China. Lupakan sentimen agama dan politik. Bersama kita bisa!

 

Dikutip dari berbagai sumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: