1. Negara indonesia adalah negara bahari dan negara pulau, karena mempunyai banyak kepulauan yang tersebar diseluruh wilayah. Sehingga sebagian dari negara di kelilingi laut, untuk itu sebagian dari wilayahnya juga banyak terdapat daerah yang berupa daerah pesisir yang menjadikan warga masyarakatnya sebagian besar adalah seorang nelayan. Namun sayang, karena banyak terdapat wilayah pesisir yang kemudian menjadikan masyarakatnya bekerja seorang nelayan, sehingga mereka pendapatan mereka dari segi ekonomi pun juga tidak begitu banyak. Masyarakat pesisir itu sendiri, mereka bukan semuanya adalah seoarang nelayan, tetapi ada yang pembudidaya ikan, penjual ikan, pengelola hasil dari tangkap ikan.
    Begitu banyaknya pulau yang ada di Indonesia yang menjadikan indonesia itu beragam. Tidak hanya kebudayaannya saja tetapi juga tempat tinggal dan pekerjaannya pun juga beragam. Ada yang bertempat tinggal di daerah pedesaan, pegunungan, perkotaan dan pesisir. Karena setiap masyarakat yang bertempat tinggal di daerah yang berbeda-beda, maka akan mempunyai kebiasaan, pola, jumlah penduduknya, cara berinteraksinya antara masyarakat satu dengan masyarakat yang lain juga berbeda.
    Untuk masyarakat nelayan atau masyarakat yang ada di daerah pesisir mereka mempunyai kebiasaan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Dapat dilihat dari segi lingkungannya sudah berbeda masyarakat nelayan di sana suasanaya lebih panas karena dekat dengan laut. Untuk bentuk rumahnya juga berbeda kalau di desa rumahnya cenderung besar dan tinggi dan untuk masyarakat nelayan rumahnya cenderung sama tidak terlalu tinggi dan rumahnya tidak terlalu besar. Tidak ada jarak antara rumah satu dengan rumah yang lain. Artinya itu sudah menunjukkan perbedaan.
    Kemudian kalau dipegunungan terjadi longsor untuk didaerah pesisir terjadi abrasi. Untuk itu masyarakat yang ada di daerah pesisir terutamanya di daerah Tambak Rejo melakukan pencegahan supaya kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari abrasi dapat diminmalisir. Masyarakat pun melakukan program yang upaya untuk meminimalisir dari kerusakan akibat abrasi. Seperti membentuk kelompok CAMAR.
    Untuk itu dengan dibuatnya makalah ini yang merupakan hasil dari observasi saya di daerah Tambak Rejo akan sedikit menjelaskan tentang keadaan sosial di daerah tersebut.

PEMBAHASAN

1. Keadaan lingkungan di Desa Tambak Rejo
Daerah nelayan tambak Rejo merupakan daerah pesisir nelayan yang ada di wilayah semarang. Tepatnya yaitu di tanjung mas semarang utara yang merupakan tempat pelabuhan. Tempat dari daerah tambak rejo yaitu berada dibawah jalan pantura. Kenapa disana dinamakan tambak rejo. Karena dulu disana merupakan nelayan tambak, begitu banyaknya tambak yang terdapat disana, sehingga dinamakan nelayan tambak rejo. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu tambak-tambak itu hilang karena terkena abrasi dari air laut.
Masyarkat setempat dulu berfikir hilangnya tambak-tambak mereka dikarenakan imbas dari kegiatan reklame yang dilakukan pada tahun 2009. Dulu setiap tahunnya serinng di lakukan pengerukan tanah yang mencapai 20cm. Dan masyarakat setempat meyakini bahwa tambak mereka hilang terkena abrasi dikarenakan imbas dari reklamasi. Karena imbas dari reklame itu yang menjadikan abrasi yang menghilangnkan tambak-tambak mereka dan sekaarang menjadi lautan yang sangat luas. Dan saya yang melihat sendiri tidak menyangka kalau dulunya itu adalah tambak masyarakat. Karena begitu luasnya yang terkena abrasi. Dan masyarakat yang kehilangan tambaknya sangat mengalami rugi besar.

Dahulu di daerah nelayan tambak rejo belakang rumah mereka dengan pesisir itu, jaraknya mencapai 1,5 km. Cukup jauh dari pesisir. Tetapi kalau melihat sekarang begitu dekatnya rumah mereka dengan laut. Bahkan belakang rumah mereka pas adalah air laut. Disana juga ada rumah yang telah hadis hilang karena terkena abrasi. Karena dekatnya rumah mereka dengan laut kadang ada warga masyarakat yang MCK di laut. Yang kata salah satu warga nelayan tambak rejo, mereka melakukan itu supaya langsung kelaut dan hilang dimakan ikan.
Untuk rumah mereka yang hilang terkena ombak mereka selalu berpindah-pindah tempat. Dan rumah mereka yang bagian belakangnya hilang langsung di tinggal dan di biarkan begitu saja. Jadi mereka yang tinggal di sana siap-siap pindah jika sewaktu-waktu rumah mereka terkena abrasi laut.
Dalam masyarakat di nelayan tambak rejo dikenal 2 musim, yaitu musim barat dan musim timur. Disana kalau siang udaranya panas sekali karena dekat dengan laut. Lingkungan di sana baunya sangat khas yaitu ikan. Untuk yang belum terbiasa bisa menyebabkan mual. Menurut saya lingkungan disana kurang baik karena ada tempat yaitu pos pemantuan yang disana terdapat rumah. Dimana rumahnya yang dekat dengan pembungan tempat sampah kemudian tempat untuk hewan kambing. Dan itu baunya sangat menyekat sekali. Bau tersebut dikarenakan tumpukan sampah yang yang terdapat disitu. Untuk pendatang baru yang baru pertamaa kali ketempat tersebut tidak kuat, karena baunya sangat menyengat. Tetapi untuk warga di nelayan sana sudah biasah jadi tidak meraasakan bau apa-apa.
Disana rumah dan pasar sangat dekat. Karena daerah nelayan tambak rejo merupakan tempat penangkaran ikan (TPI). Untuk bentuk rumah, disana bentuk rumah relatif tingginya sama. Dan itu dibuat dengan sengaja oleh masyarakaat disana. Ada rumah yang bertingkat tetapi itu bisa dihitung dengan jari. Jarak rumah satu dengan jarak rumah yang lain sangat dekat bahkan tidak ada celah untuk dilewati. Dan itu sangat berbeda dengan masyarakat di desa yang bentuk rumahnya berbeda-beda yang rumah yang satu dengan yang laain itu ada jaraknya. Kalau saya lihat bentuk rumahnya itu seperti di pegunungan. Yang sangat dekat dan tidak punya jarak. Untuk polanya yaitu mengelompok dan terpisahkan laut.
Mengelompok karena mereka melakukan itu untuk menjaga kapalnya. Dan terpisah karena disana rumahnya terpisah dengna laut dikarenakan akibat dari abrasi.
Disana sekarang masyarakatnya mulai mencintai lingkungan di bandingkan sebelumnya. Itu di buktikan dengan budi daya tanaman mangrove yang di laukan oleh bapak bapak setempat. Waktu dulu mereka ketika ada tanaman mati mereka sangat cuek. Tetapi sekarang ketika tanaman mereka mati, mereka langsung menangisi karena terlalu cintanya mereka dengan tanaman saat ini. Mereka sekarang menyadari betapa pentingnya tanaman untuk kehidupan di dunia dan untuk manusia itu sendiri. Walaupun tempat mereka panas tetapi mereka berusah untuk merawat tanman mereka dengan sebisa mereka. Dan mereka sekarang juga menanam pohon pepaya, tanaman tomat daan cabe. Mereka sangat senang melakukan kegiatan mereka yaitu merawat tanaman dan membudi daya tanaman karena mereka telah merasakan sendiri maanfaatnya seyelah mereka melakukan pembudidayaan tersebut.

2. Keadaan sosial masyarakat di nelayan Tambak Rejo

Untuk keadaan sosial di masyarakat nelayan tambak Rejo mayoritas dari masyaraktnya yaitu bekerja sebagai nelayan. Karena mereka tinggal didaerah yang sangat dekat sehingga kativitas mereka di laut. Tetapi mereka tidak hanya bekerja sebagai nelayan. Masyarakat di sana juga ada yang mengelola haasil dari penangkapan ikan. Yaitu mereka membuat ikan yang di kelola menjadi terasai. Dan di tambak rejo mengelola tangkapan ikan yang kemudian di proses menjadi terasai.
Yang membuat terasi adalah ibu-ibu, bapak bapak pergi kelaut untuk menangkap ikan. Mereka membuat teraasi di pasarkan hanya yang dekat dekat saja karena tidak mempunyai label. Daan untuk mereka yang mempunyai label mereka memasarkannya sampai keluar kota. Dan cara membuat terasi itu sendiri yaitu pertama digiling. Mereka menggilingnya tidak hanya sekali tetapi sampai 4 kali supaya hasilnya halus. Kemudian bentuk dan di jemur sampai 1 minggu. Setelah itu di bungkusi menggunakan daun pisang dan sipa untuk di pasarkan.
Untuk masyarakat disana musim-musim ini mereka jarang yang melaut karena cuacanya yang ekstrim dan apabila mereka melaut atau pergi kelaut untuk sekali jalan mereka harus mengeluarkan uang sebanyak 100 ribu untuk menbeli solar. Tetapi mereka belum tentu mendapatkan ikan yang sesuai. Sehingga mereka para nelayan lebih memilih untuk tidak bekerja, ynag bekerja malahan para ibu-ibu. Tetapi tidak semuanya tidak bekerja. Ada juga yang bekerja dan ke pabrik untuk mencari pekerjaan. Di daerah Tambak Rejo ada 5 Rt dan setiap Rt jumlah penduduknya berbeda-beda.

1. Untuk Rt 1 penduduknya berjumlah 89 jiwa
2. Untuk Rt 2 penduduknya berjumlah 100 jiwa
3. Untuk Rt 3 penduduknya berjumlah 70 jiwa
4. Untuk Rt 4 penduduknya berjumlah 67 jiwa
5. Untuk Rt 5 penduduknya berjumlah 80 jiwa

Masyarakat di nelayan Tambak Rejo untuk tingkat pendidikannya masih rendah. Mayoritas mereka hanya sampai SMA/SMK. Untuk yang kuliah itu sangat jarang dan bisa di hitung menggunakan jari. Padahal sekarang kuliah bisa gratis tetapi dari masyrakatnya yang kurang bersemangat dalam melanjutkan kembali. Hanya beberapa orang yang mempunyai semangat yang tinggi untuk melanjutkan sekolah. Dan mereka berpendidikan rendah juga karena faktor ekonomi. Bukan kehidupan sehari-hari saja sudah pas-pasan apalagi untuk melanjutkan sekolah dengna biaya yang tidak sedikit .sehingga mereka lebih memilih bekerja supaya mendapatkan uang.
Tetapi menurut masyarakat yang ada di sana tepatnya dengna bapak Yayen ada anak nelayan yang pure nelayan menyekolahkan anaknya sampai sarjana. Menurut pak yayen itu menjaadi motivasi supaya bisa seperti tetangganya.
Biasanya untuk mereka yang sudah lulus dan yang muda-muda memutuskan untuk bekerja di pelabuhan atau di pabrik-pabrik. Tetapi ada juga yang memutuskan untuk bekerja sebagai nelayan. Tetapi mayoritas yaitu bekerja di pabrik yang ada di pelabuhan. Karena menurut mereka bekerja di pabrik lebih memnjanjikan dari pada sebagai nelayan. Kadang yang sudah menjadi nelayan ketika musim ikan lagi sedikit maka mereka memutuskan untuk bekerja di pabrik.
Di sana juga pendatang banyak tetapi kebanyakan mereka juga berasal dari daerah pesisir seperti rembang. Walaupun banyak yang pendatang tetapi untuk masyarakat yang asali dari dsitu juga banyak. Masyarakat di nelayan Tambak Rejo mayoritas muslim bahkan tidak ada agama yang non muslim.
Di Tambak Rejo terkena abrasi yang menurut warga merupakan imbas dari reklamasi pada tahun 2009 yang begitu besar dampaknya. Kemudian imbas dari adanya abrasi adalah munculnya program CSR yang di bantu oleh pertamina. Dan setiap tahun ada pengerukan tanah sedalam 10 m hingga sekarang masih dilakukan. Adapun program dari yang di lakukan oleh CSR yaitu
1. Ekonomi yaitu adanya pengelolaan hasil dari tangkpa ikan ynga di lakukan oleh nelayan, pembuatan telur asain, telur bebek, pembesaran kambing (pengembangan kambing etawa), dan pembuatan terasi. Adapun tujuan dari pereonomian tersebut adalah untuk mensejahterakan masyarkat nelayan yang kehidupannya keras.
2. Pendidikan yaitu disana di dirikan paud. Adapun kendala yang terjadi di bidang pendidikan adalah kekurangan pengajar. Dan pengajar itu adalah masyarakat sendiri bukan dari luar, mereka mengajar dari paagi sampai sore, tetapi gantian. Kalau mereka mengajar anak-anak ngaji. Tetepi kadang ada mahasiswa yang mengajar di sana.
3. Kesehatan
4. Infrastruktur yaitu untuk pengeloaan infrastruktur disana sangat kekurangan contohnya yaitu pengajar disana.
5. Lingkungan
Khusus untuk lingkungan. Dulu tidak ada program mengenai lingkungan, tetepi pertamina mengajak UNNES untuk mengadakan program mengenai lingkungan. Akhirnya pertamina dan unnes kerja sama. UNNES masuk di masyarakat nelayan dan mengenalkan lingkungan. Dan dulu Cuma ada 4 program kemudian akalu Cuma 4 progarm ada yang kurang dan akhirnya pertamina membawa UNNES dan di tambah di bidang lingkungan.
Untuk jumlah nelayan yang ada di Tambak rejo dari Rt 1 sampai dengan Rt 5 yaitu
1. Untuk Rt 1 60 % nelayan dan 40 % bekerja di darat
2. Untuk Rt 2 20 % nelayan dan 80 % bekerja di darat
3. Untuk Rt 3 50 % nelayan dan 50 % bekerja di datat
4. Untuk Rt 4 75 % nelayan dan 25 % bekerja di darat
5. Untuk Rt 5 65 % nelayan dan 35 % bekerja di darat

Di sana juga ada komunitas perkumpulan nelayan. Dan perkumpulan nelayan yang di sebut KUB atau Kelompok Usaha Bersama. Kelompok tersebut di bagi menjadi 4 yaitu
1. KUB Samudra Rejo Rt 14 Rw 16 yang di ketuai oleh bapak Yayen
2. KUB Bina Laut ( di bawah Dinas Perhatian Khusus ) Rt 3 Rw 16 yang di ketuai oleh Bapak Sunarjo
3. KUB Mandiri Rt 2 Rw 16 di ketuai oleh bapak Suratno
4. KUB Samudra Jawa Rt 1 Rw 16 diketuai oleh bapak Abdul Rokhman

Kelompok KUB itu sendiri di dukung oleh Dinas Kelautan dan Perikanan. Dalam usaha bersama tersebut mereka tidak hanya menangkap ikan, tetapi mereka menangkap bermacam-macam seperti udang, kerang, kepiting, bahkan sampah pun mereka dapat. Untuk yang menjadi utama mereka tangkap adlah udang dan ikan. Kalaupun udang di tangkap untuk di olah menjadi terasi. Pengolahan tersebut di lakukan oleh para ibu-ibu. Sampai saat ini mereka belum mempunyai atau belum ada tujuan dari hasil tangkap mereka untuk di kembangkan menjadi suatu produksi yang dapat mensejahterakan masyarakat yang ada di daerah nelayan Tambak Rejo. Di sana hanya hasil tangkap mereka di berikan kepada tengkulak. Dan mereka berharap supaya mereka mendapatkan sosialisasi agar mereka dapat mengelola hasil tangkap meraka menjadi suatu produksi yang lebih memiliki harga jual yang tinggi di pasar. Dan tujuan dari komunitas tersebut adalah untuk memajukan orang-orang nelayan agar mempunyai aktivitas. Terutam untuk bapak karena mereka bekerja untuk membiayai kehidupan keluraga anaknya.
Pertahun mereka memberikan hasil tangkapnya. Walaupun mereka bersaing terapi mereka bersaing secara sehat tidak ada yang main curang. Mereka dalam menagkap ikan bergantian dengan pembagian shif. Tetapi kalau mereka ingin mendapatkan ikan lagi maka akan melaut lagi.tidak ada batasan mereka untuk melaut walaupun ada pembagian shif.
Disana baru ada satu pos pemantau yang memantau mereka dalam mencari ikan. Dan pos pemantau itu di buat untuk melihat keadaan masyarakat yang sedang mencari ikan di laut. Dan untuk melihat masyarakat yang sedang bersaing, tetapi bersaing secara sehat. Artinya dalam masyarakat tersebut ada bantuan yang berbedayang dapat di lihat dari segi alat dan hasinya untu anggota ( anggota keluarga masing-masing nelayan ).

Disana juga ada kelompok CAMAR atau singkatan dari Cinta Alam Mangrove asli dan Rimbun. Berdirinya CAMAR juga hasil dari sosialisasi dari Mahasiswa UNNES yang mengajarkan mereka untuk mencintai lingkungan. CAMAR didirikan karena melihat lingkungan mereka yang rusak akibat dari abrasi. Kemudian mereka mendapat sosialisasi dari Mahasiswa UNNES untuk menjaga lingkungan mereka. Meraka di ajarka untuk merawat menjaga lingkungan. Karena tanaman itu sangat penting untuk kehidupan manusia. Kelompok CAMAR tersebut berdiri pada bulan Desember tahun 2011. Yang di ketuai oleh bapak Juremi.
Adapun tujuan dari berdirinya kelompok ini adalah untuk memajukan masyarakat nelayan yang ada di dearah Tambak Rejo. Artinya kelompok CAMAR ini ingin meningkatkan SDM masyarakatnya. Karena dengan berdirinya kelompok ini masyarakat banyak mengalami perubahan. Seperti meraka lebih mencintai lingkungan, mereka membudi daya pohon mangrove yang apabila di jual memiliki nilai jual yang tinggi. Selain itu untuk warganya di beri alat untuk menggiling udang yang diuat untuk membuat terasai. Dan masyarakat terbantu di bidang ekonominya dengan adanya alat tersebut. Karena ibu-ibu disana tidak mengganggur lagi. Mereka mempunyai kegiatan yang dapat menghasilakan uang yang dapat membantu perekonomian mereka.
Tapi sayang anggota dari kelompok CAMAR ini semakin sedikit itu terbukti dengan dulu jumlah anggotanya yang waktu pertama berdiri jumlahnya adalah sebanyak 22 tetapi sekarang jumlahnya sangat sedikit yaitu sebanyak 8 orang. Tetapi walaupun jumlahnya tinggal 8 orang semangat mereka tidak hilang. Malahan mereka tambah bersemangat untuk tetap ada kelompok tersebut.
Masyarakat disana sangat ramah-ramah. Karena ketika kami datang kesana sangat di sambut dengan baik. Kami di tunjukkan tempat-tempat yang di gunakan untuk pos pemantauan. Kami bicara sedikit tetapi mereka malah menjelaskan dengan panjang lebar dan secara mendetail. Untuk kelompok CAMER meraka juga sangat baik menyambut kami ketika observasi di tempat tersebut. Mereka menjelaskan tenatng cara menanam pohon mangrove, cara merawat pohon, dan menceritakan dari mereka yang belum bisa merawat tanaman, yang dari mereka tidak menyukai tanaman sampai mereka bisa merawat dan membudi daya tanaman. Mereka sanagt bersemangat menceritakannya kepada kami semua. Mereka bercerita bahwa tak jarang mereka sering diajak ikut sosialisasi yang berkaitan dengan lingkungan dan mereka pergi keluar kota. Begitu banyak pengalaman mereka yang di dapat sampai saya bingung untuk menceritakannya. Kemudian untuk mereka mengajak kami untuk melihat cara pembuatan terasi. Prosesnya bagaimana dan apa saja yang di lalukan saat membuat terasi. ibu-ibunya pun juga ramah-ramah. Ketika saya dan teman saya datang ke tempat pengolahan terasi.
Disana interaksi sangat kental karena rumah mereka yang saling berdekat jadi tingkat solidaritasnya sangat tinggi. Jadi walaupun kami tamu yang datang ke tempat mereka, kami seperti sudah menjadi penduduk disana. Itu yang menjadikan kesan pertama saya kepada mereka bahwa mereka dalam menyambut tamu sungguh antusias. Dan di sana juga ada CSR atau Coporate Social Responbillity. Artinya mereka dalam kehidupan masyarakat juga bisa di jadikan inspirasi dalam bermasyarakat di lingkungan kita tinggal.

Daerah nelayan tambak Rejo merupakan daerah pesisir nelayan yang ada di wilayah semarang. Tepatnya yaitu di tanjung mas yang merupakan tempat pelabuhan. Tempat dari desa tambak rejo yaitu berada dibawah jalan pantura. Kenapa disana dinamakan desa tambak rejo. Karena dulu disana merupakan Untuk keadaan sosial di masyarakat nelayan tambak Rejo mayoritas dari masyaraktnya yaitu bekerja sebagai nelayan. Karena mereka tinggal didaerah yang sangat dekat sehingga kativitas mereka di laut. Tetapi mereka tidak hanya bekerja sebagai nelayan. Masyarakat di sana juga ada yang mengelola haasil dari penangkapan ikan. Yaitu mereka membuat ikan yang di kelola menjadi terasai. Dan di tambak rejo mengelola tangkapan ikan yang kemudian di proses menjadi terasi.
nelayan tambak, begitu banyaknya tambak yang terdapat disana, sehingga dinamakan nelayan tambak rejo. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu tambak-tambak itu hilang karena terkena abrasi dari air laut. Disana sekarang masyarakatnya mulai mencintai lingkungan di bandingkan sebelumnya. Itu di buktikan dengan budi daya tanaman mangrove yang di laukan oleh bapak bapak setempat. Mereka sekarang menyadari betaapa pentingnya tanaman untuk kehidupan di dunia dan untuk manusia itu sendiri.