Pengelolaan Limbah melalui Pembuatan Kompos Konservasi #5
Posted by: Maskur Ali in Pengetahuan Add commentsBerdasarkan PPNo. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai sisa/buangan dari suatu usaha dan atau kegiatan manusia. Hampir semua kegiatan manusia akan menghasilkan limbah. Limbah tersebut sering kali dibuang ke lingkungan, sementara jumlah limbah yang dihasilkan terus meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi serta perekonomian. Ketika mencapai jumlah atau konsentrasi tertentu,limbah yang dibuang kelingkungan dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Limbah ada 3 macam, yaitu:
Limbah Organik
Limbah organik merupakan limbah yang memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan karbon) yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme. Contoh: Jasad Makhluk hidup, sisa makanan, kertas, kotoran hewan. Limbah organik yang mudah membusuk dapat dimanfaatkan kembali dengan cara dijadikan kompos. Kompos dapat dimanfatkan sebagai pupuk/penyubur tanaman. Pembuatan kompos dari limbah organik dapat menjadi salah satu solusi untuk menangani limbah organik.
Limbah Anorganik
Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan karbon) dan sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Contoh: plastik, karet, besi, kaleng bekas, pecahan kaca. Limbah anorganik tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sulit diuraikan secara alami oleh mikroorganisme, untuk itu limbah anorganik dapat didaur ulang menjadi produk-produk yang dapat digunakan kembali oleh manusia, seperti kaleng almunium didaur ulang menjadi kaleng almunium kembali atau kertas bekas didaur ulang menjadi kertas siap pakai lagi. Salah satu cara agar pemanfaatan limbah dapat dilakukan dengan efektif dan efisien adalah dengan memilah limbah tersebut saat dibuang.
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Menurut PP RI No. 18/1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berrbahaya dan beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung maupun tak langsung merusak lingkungan hidup, kesehatan maupun manusia. Limbah B3 dapat diklasifikasikan sebagai zat bahan yang mengandung satu atau lebih senyawa:
Mudah meledak (explosive)
Pengoksidasi (oxidizing)
Amat sangat mudah terbakar (extremely flammable)
Sangat mudah terbakar (highly flammable)
Mudah terbakar (flammable)
Amat sangat beracun (extremely toxic)
Sangat beracun (highly toxic)
Beracun (moderately toxic)
Berbahaya (harmful)
Korosif (corrosive)
Bersifat mengiritasi (irritant)
Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)
Karsinogenik/dapat menyebabkan kanker (carcinogenic)
Teratogenik/dapat menyebabkan kecacatan janin (teratogenic)
Mutagenik/dapat menyebabkan mutasi (mutagenic)
Berbagai produk yang dapat menjadi limbah B3, yaitu:
Produk Automotif, contoh: bahan bakar, oli kendaraan, aki, dan pembersih kendaraan.
Produk untuk pemeliharaan rumah, contoh: cat, pewarna, pengencer cat.
Pestisida, contoh: insektisida, racun tikus dan kamper.
Pembersih rumah, contoh: pembersih lantai, pemutih, pengkilap oven
Produk lainnya, contoh: baterai, kosmetik, dan pemoles sepatu.
Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan dengan tetap memerhatikan manfaat yang dapat diperoleh dari lingkungan. Universitas Negeri Semarang (UNNES) dideklarasikan sebagai Kampus Konservasi pada 12 Maret 2010. Selanjutnya UNNES Konservasi adalah universitas yang dalam pelaksanaan pendidikan dan pengabdian masyarakat memiliki konsep yang mengacu pada prinsip-prinsip konservasi (perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari) baik konservasi terhadap SDA, seni dan budaya serta berwawasan ramah lingkungan. Dalam tata kelola kampus berbasis konservasi diwujudkan melalui 7 Pilar Konservasi, yaitu:
Keanekaragaman hayati
Arsitektur hijau dan sistem transportasi internal
Pengelolaan limbah
Kebijakan nirkertas
Energi bersih
Konservasi etika, seni dan budaya
Kaderisasi konservasi
Salah satu dari 7 pilar konservasi adalah pengelolaan limbah. Contoh pengelolaan limbah yaitu pembuatan pupuk/composing. Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah struktur fisik, kimia atau energi tanah sehingga lebih baik. Pupuk ada 3 macam yaitu:
Pupuk Hijau
Pupuk Hijau yaitu pupuk yang terbuat dari tanaman atau komponen yang dibenemkan dalam tanah.
Pupuk Kompos
Pengomposan yaitu suatu proses yang memenfaatkan microorganisme untuk mengubah material organik seperti kotoran ternak, daun, rumput dan sisa makanan menjadi kompos. Di era sekarang udah banyak macam kompos misalanya:
Pupuk Kandang yaitu pupuk yang berasal dari kotoran hewan ternak yang tanpa mengalami pengolahan khusus untuk dapat menjadi pupuk. Contoh: kotoran Ayam.
Serasehan
Pupuk Cair
Adalah pupuk yang lebih mudah dimanfaatkan tumbuhan, karenya unsur-unsur didalamnya telah diurai.
Pembuatan Pupuk Kompos:
Alat:
Mesin pencacah
Mesin Pengayak
Sekop
Gembor
Bahan:
Daun
Obat Organik (EM 4)
Air
Kotoran hewan
Cara pembuatan:
Daun dicacah menggunakan mesin pencacah
Timbang daun dan kotoran hewan dengan perbandingan 2 : 3 (2 untuk kotoran hewan dan 3 untuk daun)
Siapkan 2 tutup botol EM 4, lalu campur dengan air pada Gembor
Siramkan air Gembor pada daun dan kotoran hewan, sambil diaduk secara merata
Masukkan campuran bahan itu ke dalam kotak kompos lalu tutup rapat, usahakan suhu pengomposan 40 derajat C lebih
Tiap 2 hari sekali siram bahan dengan EM 4
Pupuk akan jadi dalam 2 minggu, namun 2 hari terakhir jangan disiram lagi
Setelah 2 minggu pupuk diayak dengan mesin pengayak
Kompos yang baik akan berwarna coklat kehitam-hitaman. Ciri kompos UNNES yaitu halus yang selanjutnya dinamakan pupuk sutera
Pembuatan Mol:
Mol adalah cairan dari bahan organik sebagai media hidup dan berkembangnya microorganisme yang berguna mempercepat penghancuran dan pembusukan bahan organik.
Alat:
Botol 1,5 L
Sendok dan corong
Bahan:
Nasi basi
Gula pasir sebagai glukosa
Air
Urine kambing
Cara membuat:
Nasi basi dimasukkan botol menggunakan corong sampai ¼ botol
Tambah 5 tutup botol urin kambing
Air ¾ botol
Tunggu 2 minggu
Tiap 2 hari sekali buka tutup selama 1-5 menit
Cara pembuatan pupuk cair : sama seperti cara membuat mol, namun bahan utamanya sayur/buah-buahan.
Berikut dokumentasinya:
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Bidikmisi Blog Award di Universitas Negeri Semarang. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.