Relativitas budaya merupakan suatu standar perilaku yang berhubungan dengan kebudayaan dimana standar itu berlaku. Relativisme menganggap bahwa semua kebudayaan itu baik, tergantung konteks yang menganggapnya. Contohnya ukuran kebudayaan yang dianggap baik oleh masyarakat A belum tentu dianggap masyarakat B itu baik, oleh karena itu kebudayaan dianggap baik tergantung konteks dilihat dari mana sudut pandang itu diambil, tetapi sejatinya semua kebudayaan itu memang baik, karena itu merupakan ciri khas dari setiap daerah masing-masing.
Di dalam relativitas budaya sendiri memiliki sebuah pandangan sendiri-sendiri, karena di sini kebudayaan dianggap sebagai pedoman mereka dalam bertingahlaku, sehingga tidak sulit untuk dirubah atau digantikan dalam waktu yang singkat. Sesungguhnya relativitas budaya dimiliki oleh setiap budaya, karena sejatinya kebudayaan memanglah hasil proses berfikir masyarakat. Di dalam kebudayaan terdapat nilai-nilai untuk mengatur setiap tingkah laku masing-masing individu yang mana nilai-nilai tersebut diakui oleh masyarakat setempatnya, tetapi belum tentu berlaku di dalam masyarakat lainnya.
Berbicara mengenai relativitas budaya sangatlah sensitif, karena nilai-nilai yang dianggap tidak berlaku di seluruh tempat sehingga perlu adanya rasa saling menghormati diantara sesama makhluk, ketika tidak adanya jalinan persaudaraan dan rasa saling hormat-menghormati, maka akan terjadi sebuah konflik yang nantinya akan menjadi benalu di dalam budaya tertentu. Belajar mengenai relativitas budaya kita perlu tahu bahwa kebudayaan milik kita belum tentu kebudayaan milik orang lain, dengan begitu kita dapat menjaga perilaku kita untuk lebih memahami keragaman budaya yang ada di nusantara kita ini.
KETAHANAN BUDAYA
Ketahanan dapat diartikan sebagai keadaan statis. Ketahanan budaya di sini sebagai suatu kondisi yang dipertahankan oleh suatu masyarakat tertentu untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang telah dianutnya. Mempertahankan budaya masyarakat setempat dari jaman modern sekarang ini, dengan tantangan yang berdatangan, masyarakat tersebut berusaha sekuat tenaga untuk tetap mempertahankan budaya lokalnya dengan berbagai cara. Sebagai warga Indonesia, yang memiliki beraneka ragam kebudayaan, sudah sebaiknya kita tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Telah kita ketahui, bahwa dengan munculnya globalisasi yang membuat dunia ini menjadi modern, kta perlu waspada akan budaya kita, karena sewaktu-waktu kebudayaan itu semakin hari akan semakin bergeser menjadi budaya yang bersifat kebarat-baratan. Dengan adanya kemajuan jaman ini, kita memang di tuntut untuk menjadi manusia yang dapat menyesuaikan lingkungan, akan tetapi kita perlu mengolah budaya yang masuk ke dalam lingkungan kita, sehingga kita dapat tetap mempertahankan kebudayaan lokal kita yang patut kita pertahankan dan lestarikan.
INOVASI
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dan penggunaan sumber-sumber alam,energy, dan modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang akan menghasilkan produk-produk baru. Inovasi juga dapat disebut sebagai dasar perubahan sosial, karena dengan adanya inovasi dapat memunculkan perubahan sosial. Inovasi disebabkan karena menanggapi kebutuhan-kebutuhan baru yang muncul. Inovasi berasal dari ide-ide baru yang ada di dalam masyarakat maupun diluar sistem sosialyang kemudian mendorong adanya prosespengambilan keputusan sehingga melahirkan perubahan.
Tipe Inovasi dapat dikategorikan ke dalam tiga besar:
- Berdasarkan keberadaannya dalam sistem (terdapat dua tipe yaitu inovasi yang diprogramkan dan inovasi yang tidak diprogramkan).
- Berdasarkan pada fokus sasaran (terdapat tiga tipe, yaitu inovasi teknologi, inovasi nilai, dan inovasi struktural).
- Berdasarkan pada hasil atau pengaruh inovasi (terdapat ada dua model, Model Knight yaitu terdapat inovasi yang bersifat radikal dan Model Normann yang terdapat tipe variasi dan tipe reorientasi).
Selain itu terdapat proses Inovasi, yang meiputi beberapa tahapan yaitu :
- Proses Pengambilan Keputusan : Proses ini memiliki peranan penting dalam inovasi, pengambilan keputusan akan diambil setelah menentukan pilihan. Beberapa faktor yang menentukan pengambilan keputusan adalah nilai (konsepsi mengenai apa yang baik untuk dimiliki bersama), materi (mempertimbangkan apakah masih ada nilai lain daam materi tertentu yang berpengaruh pada pengambilan keputusan), dan komunikasi atau informasi (ide baru yang nanti dimiliki apakah dapat dipahami oleh masyarakat)
- Tahap-tahap proses Inovasi
Model-model proses inovasi menurut Rogers dan Soemaker (1971) sebagai berikut :
Dalam tahap pengenalan, pengetahuan individu terhadap inovasi dapat ditimbulkan oleh media massa dan dari dalam masyarakat, setelah pengenalan, ada suatu ajakan atau persuasi dan pembentukan sikap pada hal-hal yang baru karena aktivitas yang baru membuat masyarakat terbiasa, setelah melalui kedua tahap itu, terdapat sebuah keputusan yang diambil, keputusan itu bisa diambil maupun di tolak setelah itu dilanjutkan pada konfirmasi, apakah ide baru tersebut diterima atau di tolak, jika di terima kemudian dibuat peraturan baru dan ditetapkan dalam masyarakat.
ASIMILASI BUDAYA
Asimilasi adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda dan saling bergaul langsung dalam waktu yang lama, serta kebudayaan golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas dan merubahnya menjadi kebudayaan campuran. Dalam proses asimilasi, masyarakat minoritas akan mengikuti kebudayaan mayoritas sehingga menjadi satu kebudayaan dan kaum minoritas meninggalkan kebudayaannya. Asimilasi budaya ternyata tidak juga terjadi walaupun dua kebudayaan hidup berdampingan, hal itu dikarenakan tidak adanya rasa toleransi antar budaya yang satu dengan yang lain,contohnya saja, orang Cina yang telah lama hidup di Indonesia, bahkan sampai sekarang belum terjalin integrasi yang baik diantara keduanya karena tidak ada rasa toleransi dan simpati.
Faktor-faktor yang menghambat asimilasi :
- Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi, dengan adanya perubahan yang ada, masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang baik, kurang mendapatkan pengalaman karena masih berfikir stagnan atau statis.
- Sifat takut terhadap kekuatan dan kebudayaan lain, masyarakat sangat takut ketika ingin mengadopsi kebudayaan yang lain akibat dari keyakinan yang kuat terhadap kebudayaan yang dimiliki.
- Perasaan superioritas pada individu-indiviu dari satu kebudayaan terhadap yang lain, karena merasa.
Sumber :
Koentjaraningrat.2009.Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: PT Rineka Cipta
Joyomartono, Mulyono. 1991. Perubahan Kebudayaan dan Masyarakat dalam Pembangunan. Semarang: IKIP Semarang Press
Lestari,puji.2009. Antropologi Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta : Pusat Perbukuan
Shadily, Hassan.1993. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: PT.Rineka Cipta
Salim, Agus. 2002. Perubahan Sosial. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya