Frankfurt am Main – Menurut Kamus Besar Bahasa Indonensia (KBBI) versi daring, rumah/ru·mah/ n : 1 bangunan untuk tempat tinggal; 2 bangunan pada umumnya (seperti gedung). Ini merupakan kebutuhan pokok manusia setelah pangan dan sandang.
Pada dasarnya, rumah digunakan sebagai tempat berlindung. Namun pada perkembangannya, rumah juga menjadi tempat yang dapat memberikan rasa nyaman bagi (para) penghuninya. Dalam hal ini, rumah sudah bukan hanya sekedar bangunan, tetapi lebih dari itu, rumah menjadi sebuah tempat tinggal, suatu tempat untuk hidup dan yang mempunyai hubungan emosional dengan (para) penghuninya.
“Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya” (Frick,2006:1).
Selain sebagai tempat tinggal dan tempat berlindung, rumah juga dapat berperan sebagai tempat untuk menuntut ilmu. Ini tak lain adalah karena ilmu sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia.
“Science is the concerted human effort to understand, or to understand better, the history of the natural world and how the natural world works, with observable physical evidence as the basis of that understanding” (Railsback, 2016).
Suatu tempat untuk mempelajari ilmu, suatu tempat yang tepat untuk dikunjungi ketika seseorang mencari pengetahuan, suatu tempat dimana ilmu berkembang dan diterapkan, adalah suatu rumah yang kaya akan ilmu pengetahuan, suatu RUMAH ILMU.
Saat ini, kita memasuki memasuki era digitalisasi. Informasi dapat diperoleh dengan mudah. Ilmu pengetahuan dapat disebarkan dan diakses secara online. Ini akan mempermudah percepatan perkembangan ilmu pengetahuan. Penghuni rumah akan dengan cepat memperoleh informasi, demikian juga sebaliknya, penghuni rumah akan dengan cepat menyebarkan ilmu pengetahuan sehingga akan semakin cepat pula kebermanfaatannya untuk masyarakat sekitar bahkan secara internasional.
Membangun Rumah Ilmu Digital merupakan langkah yang tepat dalam upaya menguatkan Akselerasi Inovasi dalam meraih reputasi Internasional.
“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog Dosen dan Tendik. Tulisan adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan.”
Bibliografi
Frick, H. 2006. Seri Eko-Arsitektur 2 Arsitektur Ekologis. Yogyakarta: Kanisius.
Railsback, B. 2016. Earth’s History of Global Change. Georgia: Department of Geology University of Georgia.
Kamus Besar Bahasa Indonensia (KBBI) versi daring. Diakses melalui: kbbi.web.id.