Tempat : SD N 02 Kuningan, Semarang.
Alamat : Jalan Tambra Dalam Nomor 11 Semarang
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki fungsi penting bagi tumbuh kembangnya anak-anak di Indonesia. Foto yang tertera diatas adalah foto saya dan beberapa teman sekolompok saya pada saat membantu melaksanakan salah satu program dari Yayasan Setara di SD N 02 Kuningan, Semarang. Sebelumnya, saya sendiri adalah yang memakai jilbab berwarna merah muda, yang memakai jilbab biru adalah Mba Rere dari Jurusan BK di UNNES, dan yang memakai baju kaos adalah M. Agus Masholeh.
Yayasan Setara adalah salah satu Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak diranah perlindungan terhadap korban kekerasan anak jalanan. Yayasan setara memiliki tujuan awal yaitu memperjuangkan keadilan terhadap kekerasan yang dialami oleh anak jalanan. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan baik sosial maupun budaya, tujuan utama tersebut berkembang dimana Yayasan Setara juga mengamati kasus mengenai Seksual komersial anak, eksploitasi, tinjauan terhadap peradilan anak, dan yang baru-baru ini adalah mengenai Sekolah Ramah Anak (SRA). SRA adalah konsep dimana terciptanya suatu suasana belajar yang menyenangkan dan tepat untuk perkembangan anak, dan agar tidak ada kasus kekerasan fisik terhadap anak di sekolah. Salah satu tempat yang menjadi fokus program tersebut adalah SD N 02 Kuningan. Dimana disana dimungkinkan memiliki potensi akan menghasilkan anak-anak jalanan. SD N 02 Kuningan merupakan SD yang terletak di Desa Kuningan, Semarang. Yang mana desa tersebut secara geografis terletak di perbatasan antara daerah pedesaan dan daerah perkotaan. Sehingga, masyarakat disanapun memiliki kegiatan sehari-hari yang sedikit berbeda, karena merupakan hasil dari penyesuaian masyarakat setempat dengan kondisi lingkungan mereka. salah satu contoh, yaitu dimana terdapat ibu rumah tangga yang memilih untuk ikut mencari penghasilan atau bekerja. Ini merupakan salah satu contoh ciri masyarakat kota, namun karena daerah yang tidak memungkinkan maka ibu tersebut harus pergi ke luar kota dan meninggalkan anak-anak mereka kepada saudara di rumah. Berawal dari pola asuh yang seperti inilah kemudian membangun karakter yang menurut saya bukan karakter anak-anak pada umumnya. Ketka saya mengobrol dengan beberapa peserta didik disana mengenai apa yanng mereka lakukan ketika pulang sekolah, semua menjawab bermain. Mereka beramin dengan orangorang deasa yang memiliki kebiasaan buruk seperti judi, minum-minuman, dan lainnya. Sempat ada yang bercerita kepada saya bahwa dia merasa malas jika disekolah, dia merasa mengantuk karena ppada malam haripunmereka habiskan untuk bermain dengan orang-orang dewasa tersebut. Mereka tidur sampai jam 2 dini hari, dan inilah yang kemudian menurut saya menjadi letak permaslahannya. bagaimana mereka bisa bersekolah dengan gebira, dengan serius mencari ilmu, jika kondisi ligkugan disekitar merekapun semacam itu.
Karena penasaran dengan bagiaman respon dari pihak sekolah sendiri, saya melakukan wawancara kepada salah satu guru disana. Dari wawancara tersebut, beliau emnjelaskna bahwa sekolah tidak bisa apa-apa. Dan menurut saya sekolah malah seolah tidak menghuiraukan permasalahan ini, mereka seolah enggan utnuk menari solusinya. Kemudian dari pihak Yayasan Setara mencanangkan program yang dibantu oleh beberapa tiim mahasiswa dari Unnes untuk melakukan bimbingan kepada anak-anak yang ada di SD tersebut. Kegiatan pembimbingan dilakukan setiap satu minggu sekali, yaitu pada hari Sabtu. Kegiatan yang dilakukan adalah pemberian motivasi dan semangat kepada siswa-siswa di SD tersebut. Strategi yang digunakan menggunakan permainan dengan tujuan agar mereka tidak merasa jenuh. Suasana yang bangun adalah suasana yang santai, menyenangkan, namun mengandung pembelajaran yang mengena kepada siswa-siswa di SD N 02 Kuningan. Tujuan dari kegiatan yang dilakukan di sekolah adalah untuk mencegah agar anak-anak tidak sampai turun kejalanan. Selain itu juga sebagai salah satu serangakian kegiatan tercapainya program SRA.
Place your comment