Haii gaes, jumpa lagi kita dalam postingan berikutnya tentang materi antropologi kelas XI, minggu lalu saya telah mengepost materi antropologi kelas X. untuk lebih lanjutnya, saya akan melanjutkan postingan materi sebagai berikut.
Institusi social
Pengertian institusi berasal dari Bahasa latin artinya “ mendirikan “. Dalam pengertian luasnya, institusi social dapat di definisikan sebagai suatu kelompok yang bentuk organisasinya tersusun dari pola-pola kelakuan, kebiasaan, peran-peran dan relasi atau hubungan yang dapat mengikat tercapainya kebutuhan-kebutuhan social dasar yang dapat menjadi landasan dalam institusi tersebut.
Daklam pengertian di atas, terdapat unsur-unsur yang melandasi adanya pengertian tersebut, katena dengan adanya data-data empiris yang di kumpulkan dari pengamat dan beberapa bentuk organisasi dalam masyarakat. Unsur-unsurnya yaitu:
- Kebutuhan social dasar, yang terdiri dari nilai material, mental dan spiritual.
- Organisasi yang relative tetap.
- Institusi sebagai cara ( bertindak ) yang mengikat.
Perbedaan institusi-institusi social dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia
Kebudayaan yang ada di Indonesia memiliki unsur-unsur yang yang akan menjadi ciri dari kebudayaan masing-masing. Di dalam buku pengantar antropologi koentjoroningratunsur-unsur budaya ada 7 yaitu:
- System religi
- System organisasi masyarakat
- System pengeahuan Bahasa
- Kesenian
- System kesenisn
- System mata pencaharian
- System teknologi dan peralatan
Dari 7 unsur kebudayaan di atas, kita mengetahui bahwasannya institusi social di daerah yang ada di Indonesia mempunyai perbedaan dalam 7 unsur tersebut. Di sini saya akan menambahkan pengetahuan lebih lanjutnya dalam kebudayaan masyarakat yang berada di daerah multikultutal ini. Saya akan menjelaskan 2 kebudayaan masyarakat di Jawa dan kebudayaan masyarakat Ambon. Dalam keterkaitan 7 unsur kebudayaan di atas.
Kebudayaan Jawa
Bahasa merupakan suatu hal yang terpenting dalam kehidupan, karena dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan komunikasi, dalam komunikasi kita menggunakan Bahasa, sehingga hal itu menjadi sangat vital dalam budaya. Orang Jawa menggunakan bahasa sehari-hari mereka dengan menggunakan Bahasa Jawa dan bercampur Bahasa Indonesia. Untuk menyangbuh hidup atau memenuhi kebutuhan keluarga , masyarakat Jawa umumnya memiliki mata pencaharian bertani di sawah dan di lading, sebagai nelayan karena wilayah Jawa di lingkupi oleh lautan. Sostem kekerabatan masyarakat Jawa keturunan ibu dan ayah di berikan hak yang sama, meskipun kita di haruskan dalam keluarga laki-laki yang menjadi kepala rumah tangga.
Masyarakat Jawa dalam sisitem adat yaitu dalam hal perkawinan. Ada beberapa tahapan yang di lakukan sebelum menikah, salah satunya yaitu: Nontoni melihat calon istri dan keluarganya untuk nglamar (meminang). Setelah si gasis memerima lamarang yang dilakukan laki-laki untuk bersedia di persunting, maka yang kedua adalah paningset ( pemberian harta benda, berupa pakaian lengkap di sertai cincin kawin. Tahap yang ketiga adalah Ngunduh Mantu (memboyong manten atau pengantin wanita untuk pergi ke manten pria, dan di sertai pesta yang di selenggarakan.
Agama yang di anut masyarakat Jawa mayoritas adalah agama Islam, dan ada juga beragama kristyen, Protestan, Katolik, Budha dan Hindu. Dan ada juga kepercayaan yang di percayai oleh masyarakat Jawa adalah Kejawen. Budaya seni yang ada di Jawa di pengaruhi oleh agama Hindu-Budha yang di perankan oleh seni wayang. Dalam pementasan pewayangan masyarakat mengunakan cerita dari agama Hindu-Budha, seperti adanya pendawa lima.
Kebudayaan Ambon
Kebudayaan Ambon merupakan suatu suku yang berada di Indonesia. Bentuk kelompok yang terdiri dari rumah-rumah yang di pisahkan oleh tanah pertanian. Bentuk-bentuk kelompok kecil di sebut “ Soa “. Salah satu system keketabatan masyarakat Ambon bedasarkan patrilinieal yang di iringi dengan pola menetap yaitu patrilocal. Mata rumah penting dalam hal mengatur perkawian warga secara exogami dan dalam mengatur penggunaan tanah-tanah deti yaitu tanah milik kerabat patrineal.
Mata pencaharian masyarakat Ambon pada umumnya adalah petani di lading. Umumnya yang mereka tanam adalah kentang, kopi, tembakau, cengkih dan buah-buahan. Mayoritas agama masyarakat Ambon adalah Kristen dan islam.
Dari penggambaran kerbudayaan di atas, maka kita tahu perbedaan antara budaya satu dengan budaya lain. Maka setiap daerah menpunyai kebudayaan yang berbeda.
Persamaan institusi-institusi social dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia
Kebudayaan yang ada di daerah mempunyai perbedaan dan persamaan. Dalam perbedaan sudah di jelaskan di atas, sekarang kita kita akan mengkelarifikasi persamaan institusi social dalam budaya. Dari 7 unsur yang telah saya paparkan di atas maka kita dapat mengetahui persamaannya. Beberapa persamaan yang terdapat dalam institusi social dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia. Melalui 7 unsur kita sapat mengetahui persamaan -persamaannya.
Untuk menambah pengetahuan kita. Saya akan membagikan link, untuk lebih memahami perbedaan dan persamaan institusi social dalam masyarakat,b berikut linknya https://www.ilmudasar.com/2017/05/Pengertian-Fungsi-Ciri-Jenis-Bentuk-dan-Sifat-Lembaga-Sosial-adalah.html
Dalam pembahasan di atas, saya akan memberikan soal pengayaan bagi peserta didik SMA/MA kelas XI pada pelajaran antropologi. Soal pengayaan sebagai berikut.
- Menurut kalian apa pengertian institusi social?
- Bagaiman perbedaan institusi social dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia?
- Bagaiman persamaan institusi social dalam berbagai kelompok etnik di Indonesia?
Daftar pustaka
Koentjoroningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta