Untuk kesempatan kali ini, saya memposting materi Antropologi kelas x mengenai” Konsep Differensiasi Sosial”, Nah sebelumnya materi ini sudah di posting oleh https://blog.unnes.ac.id/ayusetyo/ terlebih dahulu. agar kalian lebih memahami mengenai materi tersebut baca terus ya jangan lewatkan postingan ini.
Pengertian Diferensiasi Sosial
Pembedaan sosial (Diferensiasi Sosial) merupakan perwujudan pembagian sosial masyarakat ke dalam golongan-golongan atau kelompok-kelompok secara horizontal, sehingga tidak memunculkan tingkatan-tingkatan secara hierarkis.
Soerjono Soekanto berpendapat diferensiasi sosial merupakan variasi pekerjaan, prestise, serta kekuasaan kelompok di masyarakat, yang dikaitkan dengan interaksi atau akibat umum dari proses interaksi sosial yang lain. Perwujudan pengelompokan masyarakat atas dasar perbedaan pada kriteria-kriteria yang tidak memunculkan tingkatan-tingkatan antara lain dalam hal agama, ras, jenis kelamin, klan, profesi, suku bangsa, dan lain nya.
Ciri-ciri Diferensiasi Sosial
Ada beberapa ciri yang sering digunakan sebagai tolak ukur diferensasi sosial. Ciri-ciri ini merupakan identitas khas yang menjadikan sebuah kelompok tampak berbeda dengan kelompok lainnya. yang mengakibatkan timbulnya diferensiasi sosial sehingga membuat individu atau kelompok terpisah dan berbeda satu sama lain. Adapun ciri-ciri diferensiasi sosial yang dimaksud ialah sebagai berikut:
- Ciri-ciri fisik
Yakni ciri-ciri yang berhubungan dengan sifat-sifat kasat mata yang ditunjukkan oleh ras, seperti warna rambut, warna kulit, postur tubuh, bentuk dan warna mata, dan lain sebagainya. ciri ini menyebabkan penggolongan manusia ke dalam golongan tertentu berdasarkan perbedaan
- Ciri-ciri budaya
Ciri ciri budaya adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan adat istiadat dan kebudayaan yang berkembang pada kehidupan masyarakat. Setiap bangsa memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang berbeda-beda. Di Indonesia saja, terdapat ratusan sistem adat dan sistem budaya, seperti yang terdapat pada masyarakat Sunda, Jawa, Bali, Lombok, Madura, Dayak, Batak, dan lain sebagainya. Dalam cakupan dunia pastinya sistem adat dan system budaya akan semakin banyak jumlahnya. Masyarakat Afrika, Asia, Eropa, Amerika dan Australia tentu mamiliki karakteristik yang khas yang berbeda dengan lainnya.
- Ciri-ciri Sosial
Ciri ciri Sosial merupakan ciri yang berhubungan dengan fungsi warga masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana sudah maklum bahwa setiap warga masyarakat memiliki fungsi dan tugas yang berbeda-beda yang berkaitan dengan pekerjaan, profesi, atau mata pencaharian sehari-hari, baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun untuk kepentingan sosial. pekerjaan, profesi, atau mata pencaharian yang dipilih oleh tiap orang tidak menunjukkan adanya tingkatan yang bersifat vertikal, melainkan menunjukkan adanya perbedaan bakat dan minat antara orang yang satu dengan lainnya yang bersifat horisontal.
Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial
Setelah sobat memahami pengertian dan bagaimana terjadinya diferensiasi sosial, tentunya sobat ingin tahu bentuk-bentuk diferensiasi sosial juga kan ? Nah, selanjutnya kita akan membahas lebih lanjut beberapa bentuk diferensiasi sosial yang terdapat di masyarakat. Terdapat 2 parameter yang digunakan untuk menggelompokkan masyarakat dalam bentuk diferensiasi sosial, yaitu parameter sosiokultural dan parameter biologis.
Parameter Sosiokultural
Berdasarkan parameter sosiokultural, kita mendapatkan 4 bentuk diferensiasi sosial, yaitu diferensiasi suku bangsa (tribal differentiation), diferensiasi klan (clan differentiation), diferensiasi agama (religion differentiation) dan diferensiasi pekerjaan / profesi (profession differentiation).
- Diferensiasi Suku Bangsa (Tribal Differentiation)
Suku bangsa merupakan segolongan manusia yang terikat oleh identitas dan kesadarannya yang diperkuat oleh adanya kesamaan kebudayaan, masa lalu dan bahasa.
Koentjaraningrat mendefinisikan suku bangsa sebagai suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan persatuan kebudayaan, di mana kesadaran dan identitas tersebut seringkali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Kesamaan adat istiadat, bahasa, maupun kesamaan nenek moyang (sejarah) ialah ciri dari suatu suku bangsa.
Ciri-ciri mendasar suatu kelompok yang disebut sebagai suku bangsa ialah sebagai berikut.
- Bahasa daerahnya sama.
- Kebudayaan dan penafsiran terhadap norma-norma pergaulan yang sama.
- Adat istiadatnya sama.
- Tipe fisiknya sama.
Pada faktanya, konsep suku bangsa tidak sesederhana definisi di atas. Hal tersebut disebabkan oleh kenyataan bahwa batas-batas dari kesatuan manusia yang merasakan diri terikat oleh keseragaman kebudayaan bisa melebar atau menyempit seiring dengan terjadinya percampuran antar suku bangsa dari berbagai daerah yang kemudian menetap bersama dalam satu daerah yang sama sebagai sebuah kelompok masyarakat.
Di Indonesia kita mengetahui beraneka ragam suku bangsa. Beberapa suku bangsa terbesar di Indonesia ialah Aceh, Sunda, Jawa, Bali, Batak, Minangkabau, Dayak, Bugis, Toraja, Ambon dan Lombok. Beberapa kriteria yang menentukan batas-batas masyarakat suku bangsa yang menjadi pokok dan lokasi nyata suatu uraian mengenai kebudayaan suatu suku bangsa ialah sebagai berikut.
- Kesatuan masyarakat dengan sistem sosial yang seragam.
- Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih.
- Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh wilayah geografis.
- Kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh identitas penduduk itu sendiri.
- Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologis.
- Kesatuan penduduk yang interaksi di antara mereka sangat dalam.
- Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami pengalaman sejarah yang sama.
Yang terpenting dalam diferensiasi suku bangsa adalah, diferensiasi yang bersifat horisontal sehingga setiap suku bangsa memiliki persamaan derajat, harkat, dan martabat.
- Diferensiasi Klan (Clan Differentiation)
Kesatuan terkecil dari kerabat unilateral disebut sebagai klan. Pada sebuah klan, masyarakat yang bertalian darah (genealogis) dipengaruhi oleh faktor pertalian darah yang sangat kuat, sedangkan masyarakat yang bertalian dengan faktor teritorial (daerah) hampir tidak terlihat. Setiap orang merasa ada hubungan darah antara satu dengan yang lainnya, sebab mereka merasa satu leluhur (satu keturunan). Begitu juga kelangsungan hak dan kewajiban diurus dalam suatu kelompok, di mana anggota kelompok itu ditentukan berdasarkan garis keturunan perempuan atau laki-laki.
Dari uraian diatas kita dapat mengidentifikasi, bahwa ciri-ciri klan ialah sebagai berikut.
- Pemilihan pasangan hidup diatur / ditetapkan menurut prinsip endogami (pemilihan pasangan dari dalam klan).
- Ikatan kekerabatannya berdasarkan pertalian darah atau persamaan leluhur.
- Merupakan kelompok kerja sama abadi.
- Hubungan diantara anggota sangat lah erat.
Klan yang terdapat di masyarakat menganut system kekerabatan yang berbeda-beda. Namun terdapat 3 Sistem kekerabatan yang umum berlaku, yaitu matrilineal, patrilineal dan bilateral (parental).
- Sistem Kekerabatan Matrilineal
Sistem kekerabatan matrilineal merupakan system kekerabatan yang menarik garis keturunan dari pihak perempuan atau ibu. Di indonesia sistem kekerabatan ini antara lain dianut oleh masyarakat Minangkabau.
- Sistem Kekerabatan Patrilineal
Sistem kekerabatan patrilineal merupakan system kekerabatan yang menarik garis keturunan dari pihak ayah atau laki-laki. Di indonesia sistem kekerabatan ini antara lain dianut oleh masyarakat Batak.
- Sistem Kekerabatan Bilateral (Parental)
Sistem kekerabatan bilateral adalah system kekerabatan yang menarik garis keturunan dari kedua belah pihak, baik dari perempuan atau ibu maupun dari laki-laki atau ayah. Di indonesia sistem kekerabatan ini dianut oleh masyarakat Jawa.
- Diferensiasi Agama (Religion Differentiation)
Agama merupakan suatu sistem terpadu mengenai kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci dan menyatukan semua pengikutnya ke dalam suatu komunitas moral yang disebut umat. Semua ajaran agama mengatur hubungan antara sesama manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhan nya.Agama sangat penting bagi manusia untuk memelihara ketertiban dan kestabilan dalam masyarakat. Di Negara kita tidak boleh ada sikap anti agama serta tidak boleh ada paham yang meniadakan Tuhan. Setiap warga Negara harus percaya dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan bertakwa kepada-Nya, hal tersebut sesua dengan sila pertama dalam Pancasila.
Diferensiasi sosial berdasarkan perbedaan agama tercipta pada kenyataan sosial bahwa masyarakat terdiri dari manusia manusia yang mempercayai suatu agama tertentu termasuk dalam sebuah komunitas atau golongan yang disebut dengan umat. Seperti pada penggolongan yang lainnya, Diferensiasi agama juga tidak mencerminkan tingkatan-tingkatan secara hierarkis, artinya tidak berarti sebuah agama tertentu lebih tinggi tingkatannya dari agama yang lainnya. dan hal ini jangan sampai dijadikan pembeda tingkatan dalam interaksi sosial di masyarakat. Karena seandainya perbedaan ini dibesar-besarkan, yang terjadi justru ketidak harmonisan dan kekacauan dalam hubungan bermasyarakat.
- Diferensiasi Profesi (Profession Differentiation)
Masyarakat terbagi berdasarkan lapisan-lapisan sosial yang didasarkan pada ukuran ilmu pengetahuan, kepangkatan, kekayaan, kehormatan dan kekuasaan. Namun demikian ukuran tersebut tidak bersifat mutlak. Ukuran ini didasarkan pada diferensiasi profesi masing-masing yang ditentukan oleh status sosial dalam masyarakat.Diferensiasi Profesi didasarkan pada suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus. Dalam kehidupan bermasyarakat telah tumbuh dan berkembang berbagai macam profesi atau pekerjaan yang merupakan sumber penghasilan seperti seniman, guru, arsitek, dokter, tentara, olah ragawan, politisi, petani, pedagang, advokat, dan lain sebagainya. Perbedaan tersebut lah yang menyebabkan diferensiasi sosial.
Parameter Biologis
Berdasarkan parameter biologis, kita mengenal tiga Bentuk diferensiasi sosial, yaitu diferensiasi umur (age differentiation), diferensiasi jenis kelamin (sex differentiation) dan diferensiasi ras (racial differentiation).
- Diferensiasi Umur (Age Differentiation)
Selama ini dalam masyarakat kita berkembang suatu anggapan bahwa orang yang lebih tua merupakan penentu setiap kebijakan yang berlaku dalam kehidupan bersama. Situasi semacam ini tidak hanya berlaku pada masyarakat tradisional, namun juga pada masyarakat feodal. Terutama dalam hal pola hubungan antara orang tua dan anak dalam suatu keluarga, anak tidak mempunyai hak dalam membuat kebijakan. dalam beberapa hal Apa yang dikatakan orang tuanya adalah benar dan harus dilaksanakan. Akan tetapi di zaman modern ini, diferensiasi sosial tidak mengacu pada siapa yang berkuasa dan siapa yang dikuasai, melainkan merujuk pada fakta adanya perbedaan berdasarkan umur dalam berbagai aspek kehidupan sosial.
- Diferensiasi Jenis Kelamin (Sex Differentiation)
Diferensiasi jenis kelamin adalah pembedaan manusia berdasarkan perbedaan jenis kelamin, yaitu perempuan (Wanita) dan lakilaki (Pria). Dalam masyarakat Pembedaan ini cenderung pada pembedaan peranan antara Pria dan Wanita. Misalnya dalam suatu keluarga, peranan seorang Pria sebagai kepala keluarga dan wajib mencarikan nafkah untuk keluarganya, sedangkan Wanita adalah sebagai ibu rumah tangga yang mempunyai kewajiban mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan rumah tangga misalnya memasal dan membersihkan rumah.
Di samping hal tersebut, perbedaan penilaian antara Pria dan Wanita dapat disebabkan oleh hal-hal dibawah ini:
Secara psikologis, mendidik dan membesarkan anak perempuan relatif lebih sulit jika dibandingkan dengan mendidik anak laki-laki. Mendidik perempuan seandainya terlalu protektif, anak akan menjadi tertekan, akan tetapi apabila terlalu longgar, anak dapat terjerumus dalam pergaulan bebas yang akan merugikan dirinya sendiri.
Secara biologis, fisik pria relatif lebih kuat di banding dengan fisik perempuan. Hal tersebut berkaitan dengan produktivitas fisik, utamanya dalam hal pekerjaan.
Adanya Anggapan bahwa anak laki-laki merupakan penerus garis keturunan keluarga. Pandangan tersebut lebih khusus ada dalam masyarakat yang menganut sistem kekerabatan patrilineal, di mana lakilaki memang menjadi penerus garis keturunan dari keluarga.
- Diferensiasi Ras (Racial Differentiation)
Ras merupakan pengelompokan manusia yang didasarkan dari ciri-ciri fisik atau biologis yang melekat pada diri manusia. Terdapat ciri-ciri fisik yang khas yang dimiliki oleh manusia, seperti bentuk dan warna rambut, postur tubuh, bentuk dan warna bola mata, bentuk hidung, warna kulit, bentuk wajah, bentuk bibir, dan lainnya.
Banton berpendapat bahwa ras ialah sebuah tanda peran, perbedaan fisik yang dijadikan dasar untuk menetapkan peran yang berbeda-beda, ras juga dapat didefinisikan secara sosial dan Fisik. Secara sosial menyangkut peran dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan sedangkan Secara fisik meliputi kondisi fisik yang terlihat, seperti bentuk dan warna rambut, postur tubuh, bentuk dan warna bola mata, bentuk hidung, warna kulit, bentuk wajah, bentuk bibir, dan lain-lain. Namun dalam perkembangannya, kita lebih membatasi pengertian ras hanya dari sudut pandang fisik atau biologis nya saja. Meskipun begitu, pembagian ras ini bukan berarti tidak akan menimbulkan permasalahan. Salah satu penyebab masalah sosial tentang ras ialah adanya beberapa manusia yang menganggap bahwa cara hidup golongannya (ras nya) merupakan yang paling benar dan baik, sedangkan cara hidup golongan lain (ras lain) dianggap salah dan kadang disertai dengan perasaan menolak golongan tersebut.Yang terpenting dalam menyikapi diferensiasi Ras adalah, diferensiasi yang bersifat horisontal sehingga setiap ras manusia memiliki persamaan derajat, harkat, dan martabat, tidak ada kedudukan ras yang lebih tinggi maupun lebih rendah.
- Membangun sikap Bijak,Kekeluargaan dan Kemanusiaan
Pengertian Sikap: Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu. Sikap mungkin dihasilkan dari perilaku tetapi sikap tidak sama dengan perilaku. Dalam arti sempit pandangan atau kecenderungan mental.
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yakni makhluk ciptaanTuhan Yang Maha Esa, yang memiliki potensi, pikir, rasa, karsa dan cipta. Karena potensi ini manusia mempunyai, menempati kedudukan dan martabat yang tinggi. Kata adil mengandung makna bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas ukuran norma-norma yang obyektif, dan tidak subyektif, sehingga tidak sewenang-wenang.
Jadi potensi sikap kemanusiaan dimiliki oleh semua manusia di dunia, tanpa memandang ras, keturunan dan warna kulit, serta bersifat universal. Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber pada ajaran Tuhan Yang Maha Esa yakni sesuai dengan kodrat manusia sebagai ciptaanNya.
Untuk mendukung materi tersebut, disini saya menambahkan postingan dengan artikel berita di bawah ini:
Penugasan:
Sesudah kalian membaca materi mengenai konsep deferensiasi sosial,untuk lebih jelasnya dalam meningkatkan pemahaman anda mengenai materi tersebut,terdapat beberapa pertanyaan-pertanyaan untuk kalian,yukk dijawab pertanyaanya teman.
1.Apa yang anda ketahui tentang Diferensiasi Sosial?Berikan contoh Salah satu differensiasi sosial di lingkungan anda?
- Buatlah review dari artikel diatas,jika dikaitkan dengan differensiasi sosial berdasarkan jenis kelamin? Dan bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut?
3.Mengapa di dalam kehidupan masyarakat terdapat diferensiasi sosial?
4.Jelaskan perbedaan antara ras dengan suku bangsa!
5.Bagaimana cara anda untuk memahami dan menerapkan konsep differensiasi sosial yang sering kali muncul di lingkungan masyarakat ,dengan tujuan untuk membangun sikap kebijaksanaan dan kemanusiaan dalam diri anda?
Sumber
- https://www.markijar.com/2016/09/diferensiasi-sosial-lengkap-pengertian.html
- https://digilib.unila.ac.id/923/3/Bab%202.pdf