ETNOMEDICINE MASYARAKAT DAYAK

Kali ini saya akan memposting artikel tugas kuliah semester 5 pada mata kuliah antropologi kesehatan mengenai etnomedicine masyarakat Dayak.

Yuk, Langsung saja membaca dan memahami isi artikel dibawah ini

Antropologi kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosio budaya, biobudaya, dan ekologi budaya dari kesehatan dan kesakitan yang di lihat dari segi-segi fisik, jiwa, dan sosial serta  perawatannya masing-masing dan interaksi antara ketiga segi ini dalam kehidupan masyarakat baik pada tingkat individual maupun tingkat kelompok sosial keseluruhannya.

Kesehatan itu berkaitan dengan unsur budaya. Ada bagian yang dihilangkan dari tradisi pendidikan kedokteran kita, yang hanya mengarah pada unsur medis. Orang sakit itu, banyak faktor, dan bisa di kaitkan dengan budaya. Ada yang bisa sembuh bahkan tidak konsumsi obat tapi merasa yakin sehingga menimbulkan efek bahagia. Kebahagiaan itu tidak bisa di selesaikan dengan obat, bukan medis

Sosial budaya mempengaruhi kesehatan adalah pandangan suatu masyarakat terhadap yang mereka lakukan ketika mereka yang ngalamin sakit, ini akan sangat mempengaruhi budaya, tradsi, kepercayaan yang ada yang tumbuh dalam masyarakat, seperti halnya berita yang saya dapatkan, seperti masyarakat yang sangat mempercayai dukun yang memiliki kekuatan ghaib, jadi dapat disimpulkan bahwa sosial budaya sangat berpengaruh terhadap individu maupun kelompok.

Menurut jurnal yang saya baca bahwa definisi sehat, sakit atau penyakit pada setiap suku bangsa tidak sama, bagi suku bangsa yang hidupnya masih terpencil, mereka juga mendefinisikan penyakit secara lokal yang di sesuaikan dengan pengalaman dan pemahaman mereka terhadap penyakit.

Konsep sehat, sakit dan penyakit

Istilah sehat mengandung banyak muatan kultural, sosial dan pengertian profesional yang beragam. Dulu dari sudut pandangan kedokteran sehat sangat erat kaitannya dengan kesakitan dan penyakit. Oleh para ahli kesehatan, antropologi kesehatan di pandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis  dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Pemyakit sendiri di tentukan oleh budaya.

Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit yaitu: naturalistik dan personalistik. Dimana naturalistik yaitun seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, salah makan, kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Konsep sehat sakit yang dianut pengobat tradisioanl(battra) sama dengan yang dianut masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau kondisi tubuh kelainan-kelainan serta gejala yang dirasakan, sehat bagi seseorang berarti suatu keadaan yang normal, wajar, nyaman, dan dapat melakukan aktivitas-aktivitas sehari-hari dengan gairah.

Sedangkan konsep personalistik menganggap munculnya penyakit(illnes) disebabkan oleh intervensi suatu agen aktif yang dapat berupa makhluk bukan manusia( hantu, roh, leluhur atau roh jahat) atau makhluk manusia.

Disini saya akan membahas bagaimana persepsi masyarakat dayak tentang masalah kesehatan

Bagi suku Dayak di pedalaman Kalimantan, penyakit beserta pengobatanny, sangat erat kaitnnya dengan alam religius mereka tentang ajaran kaharingan. Masyarakat Dayak cenderung melihat penyebab dari suatu penyakit dengan cara metafisik. Suku Dayak mempercayai Balian sebagai penyembuh mereka. Masyarakat biasa menggunakan ritual tertentu yang di pimpin oleh seorang Balian dalam pengobatan suatu penyakit. Balian itu sendiri menduduki tempat yang penting dalam kebudayaan Dayak. Masyarakat Dayak percaya bahwa Balian memiliki kemampuan yang tidak memiliki setiap orang, dan beliau juga mampu mengobati penyakit terutama penyakit yang mereka sebabkan oleh makhluk halus.

Meskipun pengobatan modern sudah di terima Suku Dayak, namun hingga saat ini pengobatan secara tradisional juga masih bertahan dan masyarakat Dayak masih sangat percaya dengan khasiat obat kampung. Mereka masih mengkonsumsi obat kampung pada penyakit-penyakit yang biasa diderita, seperti diare dan berbagai jenis penyakit kulit. Bagi mereka obat kampung merupakan alternatif pengobatan, dan keberadaanya masih tetap bertahan hingga saat ini. Nah disini Balian maupun Basir adalah mediator dan komunikator antara manusia dengan makhluk halus

Bagi suku Dayak di pedalaman Kalimantan, penyakit beserta pengobatannya , sangat erat kaitannya dengan alam religious mereka tentang ajaran kaharingan. Masyarakat Dayak cenderung melihat penyebab dari suatu penyakit dengan cara metafisik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

* Kode Akses Komentar:

* Tuliskan kode akses komentar diatas: