Berikut ini adalah beberapa metode pengukuran rasio trafo arus yang sering digunakan di dunia kelistrikan
1. Metode Tegangan
Pengukuran ratio bertujuan untuk membandingkan nilai ratio hasil pengukuran dengan nilai pada nameplate. Pada sisi sekunder diinjeksikan tegangan yang sesuai, dibawah tegangan saturasi (knee voltage) dan pada sisi primer diukur tegangan menggunakan voltmeter skala rendah dengan impedansi tinggi (20 000 Ω/V atau lebih). Ratio belitan mendekati sama dengan ratio tegangan yaitu membandingkan tegangan di sisi primer dengan tegangan disisi sekunder.
2. Metode Arus
Pengujian ini menggunakan alat uji injeksi arus (high current test injection), dilakukan dengan mengatur catu daya pada alat uji sesuai dengan nilai yang diinginkan serta mencatat arus pada sisi sekunder kedua CT.
Rasio dari CT adalah sama dengan rasio dari CT referensi yang dikalikan rasio antara arus sisi sekunder CT referensi dengan arus sisi sekunder CT yang diuji, seperti persamaan :
Nt : Rasio CT yang diuji
Nr : Rasio CT referensi
Ir : Arus CT referensi
It : Arus CT yang diuji (~ nominal)
Standard yang digunakan : IEEE Std C57.13-1993 “Standard Requirements for Instrument Transformers”. Error ratio hasil pengukuran dan nameplate dikategorikan menjadi dua batasan yaitu :
- CT untuk keperluan metering : error maksimum + 0.1%
- CT untuk keperluan lain (proteksi, load control dan keperluan sejenisnya) : error maksimum + 1.2%
Sumber : ilmulistrik.com