Etnografi adalah metode yang paling lazim digunakan di dalam berbagai penelitian antropologi. Berdasarkan beberapa referensi yang pernah saya baca, secara singkat dapat dirumuskan, bahwa metode etnografi adalah strategi pendeskripsian pola-pola berkomunitas suatu suku bangsa di wilayah tertentu. Terutama dalam konteks suku bangsa di Indonesia yang memiliki perbedaan ‘eksotis’ antara satu dengan yang lainnya.Metode ini lahir hampir bersamaan dengan lahirnya ilmu antropologi yang sekaligus menjadi embrio dikenalnya ilmu ini; ilmu yang lebih banyak mengandalkan pengamatan dan analisis terhadap perkembangan kebudayaan manusia berkomunitas, dari waktu ke waktu yang sarat dengan berbagai perubahan, sebagai sebuah keniscayaan.
Meskipun dalam perkembangannya kini, metode atnografi juga banyak digunakan oleh disiplin ilmu lain, seperti sejarah, sosiologi, psikologi, dan sederet ilmu pengetahuan sosial lainnya, bahkan merambah hingga ke metode penelitian kesehatan masayarakat, seperti kedokteran, penyuluh kesehatan masyarakat dan lain-lain. Sehingga secara singkat dapat dipahami, bahwa metode etnografi dalam konteks antropologi, adalah penelitian yang menganalisis bagaimana manusia membangun komunitas dan pola kebudayaannya masing-masing, dalam bentuk dan performa yang berbeda-beda, tentunya.
Etnografi atau yang biasa pula disebut dengan field work adalah merupakan acuan yang paling banyak digunakan di dalam penelitian antropologi, lewat metode partisipasi observasi, dengan melibatkan diri peneliti secara langsung ke dalam masyarakat (subjek) yang ditelitinya atau yang dianalisisnya.Itulah sebabnya sehingga peneliti dalam konteks etnografi, lebih banyak mengandalkan observasi di awal penelitiannya dan partisipasi (kedekatan) dengan subjek penelitiannya selama research (penelitian) berlangsung.Sebab untuk menganalisis berbagai aktivitas, pemahaman, penafsiran dan pemaknaan masyarakat terhadap sesuatu, atau terhadap subjek penelitian, peneliti harus lebih intens berkomunikasi dengan masayarakat, terutama tokoh-tokohnya, atau para penentu kebijakan di masyarakat tersebut.
Kedalaman komunikasi itu akan sampai ke tingkat dialektika, baik yang bersifat lahiriah maupun batiniah (dalam penelitian yang lebih serius dan dalam jangka waktu yang lama). Dengan metode seperti ini, keterlibatan peneliti atau penulis dengan subyek yang diteliti, dalam pola kedekatan, termasuk lewat wawancara mendalam (indept interview), akan lebih mempermudah peneliti mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Sebab metode indept interview, bertujuan untuk menemukan dan mengetahui kebudayaan informan yang diteliti (Spradley, 1997:114)
Manfaat Etnografi dalam mencari solusi permasalahan sosial budaya
Memahami manusia merupakan tujuan dari antropologi sosial, yaitu untuk mendeskripsikan dan menerangkan keteraturan serta berbagai variasi tingkah laku social. Mungkin gambaran yang paling menonjol adalah diversitasnya. Mengapa satu rumpun ini menunjukan variasi semacam itu, menciptakan pola perkawinan yang berbeda, memegang nilai yang berbeda, mengkonsumsi makanan yang berbeda, mengasuh anak dengan pola yang berbeda, mempercayai tuhan yang berbeda, serta mengejar tujuan yang berbeda pula. Kita harus dengan hati-hati untuk memahami hal tersebut, karena perbedaan-perbedaan itu dapat menimbulkan berbagai permasalahan social dan budaya yang muncul di kalangan masyarakat.
Dengan metode penelitian etnografi dimana peneliti melakukan penelitian partisipatif maka peneliti dapat melihat dan merasakan secara langsung apa saja permasalahan yang terjadi di masyarakat, bahkan permasalahan laten yang dapat muncul pada kurun waktu tertentu. Dengan hasil penelitian etnografi maka pemilihan soslusi dapat dilakukan dengan hati-hati dan tepat sesuai apa kebutuhan dari masyarakat.
Daftar Pustaka :
1.Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya
2.Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.