Antropologi merupakan salah satu bagian dari disiplin ilmu sosial dan tergolong sebagai yang relatif muda. Antropologi sebagai salah satu disiplin ilmu dalam ilmu sosial (social science) memiliki banyak perhatian terhadap masalah – masalah yang dihadapi umat manusia. Secara etimologis antropologi berasal dari kata anthropos dan logos masing-masing memiliki arti manusia dan ilmu / pengetahuan. Dengan mengacu pada artian tersebut, maka secara sederhana antropologi adalah sebuah studi mengenai manusia (the study of man). Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
- William A. Haviland : Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
- David Hunter : Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
- Koentjaraningrat : Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa antropologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaaan-perbedaan.
Pemahaman mengeni apa itu antropologi dan seperti apa itu antropologi masih harus dijelaskan. Antropologi mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Objek kajiannya sendiri yaitu manusia di. Antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, maka antropologi dapat mengkaji berbagai ilmu seperti ekonomi, kesehatan,
Bagi mereka yang telah mengenal antropologi akan mengatakan bahwa antropologi mengkaji semua dan segala bidang yang berkenaan dengan manusia baik itu dari ekonomi, kesehatan, pembangunan, pariwisata dan lain-lain. Konstruksi tersebut diperkuat oleh Cluckhon yang mengangkat tujuh unsur kebudayaan ke permukaan dunia. Ketujuh unsur yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan di dunia adalah : 1) bahasa, 2) sistem pengetahuan, 3) organisasi sosial, 4) sitem peralatan hidup dan teknologi, 5) sistem mata pencaharian hidup, 6) sistem religi, 7) kesenian (Koentjaraningrat 2009 : 165). Dari pendapat tersebut, dapat dinilai bahwa “keseluruhan” dan “kesemuamuanya” tentang aspek kehidupan manusia dapat dikaji melalui antropologi. Begitu pula apa yang yang dikatakan oleh Prof. P.M Laksono yang mendukung pernyataan tersebut. Tetapi dalam kajiannya, perlu di ingat bahwa ada batasan-batasan mengenai antropologi itu yang seperti apa. Aktivitas dan segala bidang kehidupan manusia dapat di kaji melalui antropologi jika sudah menyentuh “budaya-budaya” yang telah di konstruksi dan mendapat konsensus bersama di dalam masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa peranan antropologi adalah sebagai motor pembangunan dan membantu meneliti masalah-masalah masyarakat guna memperlancar pelaksanaan pembangunan oleh ahli lain dalam berbagi disiplin ilmu.
Antropologi yang mulanya hanya mengkaji masyarakat primitif luar eropa menyebabakan munculnya kesadaran kolektif mengenai fungsi antropologi untuk membangun masyarakat yang dikiblatkan ke arah eropasentris. Meraka yang dianggap primitif akan diajak merangkak menuju masyarakat berkebudayaaan eropa. Kalau sudah habis masyarakat yang primitif, lalu antropologi mau apa? Dari situ maka dapat disetujui kalau antropologi dapat menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Tidak hanya bangsa primitif dalam kajiannya, tetapi membawa aspek kehidupan manusia ke arah yang lebih baik. Seiring dengan perkembangannya, maka antropologi yang dimaksud tidak hanya mempelajari kehidupan manusia saja, tidak hanya mempelajari bangsa primitif saja, melainkan dapat membantu merekontruksi bangsa-bangsa melalaui berbagai aspek kehidupan manusia yang dapat dikaji oleh antropologi mengingat dari perspektif mana saja antropologi sendiri dapat masuk dalam sendi kehidupan manusia dalam bermasyarakat.
Peranan antropologi diharapakan dapat merevitalisasi pemahaman pentingnya memertahankan dan mengembangkan nilai budaya sebagai pembentukan karakter bangsa ketika menghadapi perkembangan buday. Untuk itu, antropologi memerhatikan masalah-masalah mengenai makhluk manusia yang meliputi masalah terjadinya perkembangan manusia sebagai makhluk biologis, masalah terjadinya aneka warna yang dipandanag dari ciri tubuh, masalah persebaran dan terjadinya ragam bahasa, masalah perkembangan dan persebaran kebudayaan manusia, serta masalah dasar manusia dalam kehidupan bermasyarakat dan bersuku bangsa yang tersebar di dunia.
Dalam kegunaannya, antropologi dapat dimanfaatkan untuk mengkaji budaya, agama, tradisi, dan buhasa. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi. Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Selanjutya, tradisi berasala dari Bahasa Latin yaitu atau kebiasaan. Secara terminologi adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Bahasa sendiri merupakan alat komunikasi bagi manusia. Bahasa bergantung pada masyarakat lokal dimana bahasa tersebut digunakan.
Daftar Pustaka
Koentjaraningrat. 1987. Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta: Universitas Indonesia (UI- Press).
Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Rineka Cipta.
Laksono, P.M. 2013. KONTEKSTUALISASI (PENDIDIKAN) ANTROPOLOGI INDONESIA. Jurnal Komunitas Unnes. https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas diunduh 1 November 2014 pukul 17.20 WIB.
Marzali, Amri. 2002. Ilmu Antropologi Terapan Bagi Indonesia yang Sedang Membangun. Universitas Indonesia.
Mujianto, Yan, dkk. 2010. Pengantar Ilmu Budaya. Yogyakarta : Pelangi Publishing.
Recent Comments