Globalisasi sendiri berasal dari bahasa inggris yaitu Globalization. Kata “Global” berarti mendunia sedangkan “Lization” berarti proses. Sehingga dalam Pengertian Globalisasi menurut Bahasa adalah suatu proses yang mendunia. Globalisasi merupakan suatu proses masuknya negara ke dalam pergaulan dunia. Globalisasi membuat suatu negara semakin kecil atau sempit dikarenakan kemudahan dalam berinteraksi antarnegara baik itu dalam perdagangan, teknologi, pertukaran informasi, dan gaya hidup maupun dengan bentuk-bentuk interaksi lainnya. dengan adanya globalisasi, setiap individu dapat terhubung oleh siapa saja yang ada dibelahan bumi ini dan terjadi penyebaran informasi dan komunikasi melalui media cetak dan elektronik yang mendunia.
Munculnya globalisasi tentunya memberikan dampak bagi kehidupan masyarakt. Dampak tersebut bisa mengarah ke hal yang positif, akan tetapi juga mengarah pada hal yang negative.
No | Dampak Positif | Dampak Negatif |
1 | Komunikasi yang semakin cepat dan mudah | Informasi yang tak terkendali |
2 | Meningkatnya taraf hidup dari masyarakat | Timbulnya sikap yang ala kebarat-baratan
|
3 | Mudahnya mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. | Munculnya sikap individualisme
|
4 | Tingkat pembangun yang semakin tinggi
|
Budaya bangsa akan terkikis
|
5 | Meningkatnya turisme dan pariwisata | Perusahaan dalam negeri sulit berkembang, karena pemerintah hanya mementingkan perusahaan luar
|
Menjalarnya globalisasi ke tanah air sudah tidak bisa di bendung. Namun, tidak semua globalisasi membawa dampak yang merugikan masyarakat. Seperti dengan berkembangnya iptek yang ternyata dapat diterapkan pada penemuan-penemuan disektor pekerjaan formal. Misalnya penemuan alat-alat produksi pertanian dimana dapat meningkatkan produksi beras semakin meningkat. Ada juga penemuan televisi yang membuat manusia untuk dapat mengakses informasi-informasi di luar daerahnya. Adanya globalisasi yang menguntungkan bagi masyarakat ini akan dipertahankan eksistensinya. Dan mungkin akan dilakukan modifikasi atau inovasi terhadap temuan-temuan tersebut sehingga memiliki nilai guna yang sangat tinggi. Disamping itu mempertahankan hasil temuan Iptek dilakukan sebagai pewarisan kebudayaan di dalam masyarakat.
Terlepas dari pengaruh baik-buruknya globalisasi di Indonesia, bila dilihat dari sisi budaya ternyata globalisasi sangatlah berkontribusi terhadap keadaan dan perkembangan budaya-budaya lokal. Praktek kolonialisme yang pernah ada di Indonesia ternyata telah membangkitkan rasa penderitaan dan nasib yang sama dari berbagai perbedaan, lapisan, dan bentuk masyarakat yang tersebar di Indonesia. Keinginan yang kuat untuk melepaskan diri dari belengggu penjajahan ternyata mampu melucuti seperangkat perbedaan masyarakat, dimana semua fihak mengikrarkan diri sebagai satu kesatuan dibawah nilai-nilai kebangsaan, kewilayahan, dan kebahasaan. Nilai-nilai inilah yang dianggap sebagai cikal-bakal keberadaan kebudayaan bersama yaitu kebudayaan Indonesia.
Keteradaan budaya berarti bahwa kebudayaan Indonesia itu sudah terbentuk, dari mulai kesadaran politik untuk membentuk Negara, menetapkan sumber-sumber hukum dan nilai, Pancasila dan UUD 45 sebagai pandangan hidup dan dasar negara, bahasa Indonesia, teknologi yang diambil dari luar, pendidikan, moderenisasi dalam segala lapangan, sistem politik, kesenian seperti musik dengan variasinya yang digandrungi dengan melewati batas agama, suku, daerah, pendidikan dan status sosial, tanpa mempersoalkan asal-usul asal budaya tersebut. Keberlangsungan budaya berarti bahwa kebudayaan Indonesia itu dalam proses pembentukan yang senantiasa menentukan nilai-nilai yang terbaik sebagai pengaruh dorongan-dorongan perubahan baik dari dalam ataupun dari luar masyarakat. Dalam proses pencarian berarti bahwa kebudayaan Indonesia itu senantiasa berusaha mewujudkan suatu kondisi yang diharapkan dari satu bentuk kehidupan bersama; yaitu dengan memupuk kesadaran bahwa bangsa Indonesia adalah satu potensi kekuatan dari bangsa yang besar, yang untuk itu sangat diperlukan kerjasama, semangat kebersamaan, rasa toleransi, empati yangtinggi yang senantiasa mengacu pada substansi tiga orientasi waktu : masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Daftar rujukan:
Koentjaraningrat. (1996). Pengantar Ilmu Antropologi; Jakarta: Rineka Cipta.
Melalatoa, Junus M. ed. (1997). Sistem Budaya Indonesia, Jakarta: Kerjasama FISIP
Mubah, A Safril. 2001. Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam Menghadap Arus Globalisasi .Vol 24 No 2. Jurnal UNAIR: Surabaya
Parsudi Suparlan, (1999). “Konflik Sosial dan Alternatif Pemecahannya”. Jurnal Antropologi Indonesia No. 59 Th XXIII, Mei-Agustus .
Suneki, Sri. 2012. “Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah” . Jurnal Ilmiah CIVIS Volume II No 1
Universitas Indonesia dengan PT. Pamator
Usman Pelly. (1998). “Masalah Batas-Batas Bangsa”. Jurnal Antropologi Indonesia No. 54 Th XXI, Desember 1997- April 1998.
Recent Comments