Dalam kehidupan bersama, masyarakat dengan kebudayaannya tidak akan lepas dari perubahan. Perubahan yang terjadi akan membawa dua akibat yang berbeda yaitu berakibat positif dan negatif. Berakibat positif apabila masyarakat dengan kebudayaannya mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam penyesuaian disebut adjustment, sedangkan bentuk penyesuaian masyarakat dengan gerak perubahan disebut integrasi. Berakibat negatif apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Ketidakmampuan masyarakat dalam menyesuaikan diri dengan perubahan disebut maladjustment. Akibat dari maladjustment, akan menimbulkan disintegrasi.
Disintegrasi, yaitu proses memudarnya nilai dan norma dalam masyarakat sehingga berakibat adanya perubahan dalam lembaga kemasyarakatan. Dalam masyarakat Indonesia yang multi majemuk, sangat majemuk pula daya tahan/kemampuan masyarakat dalam menghadapi perubahan. Mereka yang siap menghadapi perubahan akan tetap survival (tetap hidup) dalam gerak perubahan, sedangkan yang tidak siap dan tidak mampu akan terbawa arus gelombang perubahan. Disintegrasi terjadi, apabila masyarakat sebagai agen perubahan, tidak mampu menyesuaikan/mensosialisasikan diri dengan nilai-nilai baru yang berkembang dalam masyarakat. Gejala-gejalanya dapat diamati dari tidak berfungsnya nilai dan norma seperti harapan masyarakat, dan tidak berfungsinya lembaga-lembaga kemasyarakatan sesuai dengan peranannya.
Disintegrasi sosial atau rusaknya ikatan sosialakibat dari globalisasi menyebabkan ketimpangan sosial. Ketimpangan sosial merupakan proses terjadinya ketidaksesuaian antara unsur-unsur dalam kebudayaan suatu masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok-kelompok sosial. Dengan kata lain, ketimpangan sosial menyebabkan terjadinya hambatan dalam pemenuhan kebutuhan warga masyarakat. Secara umum terdapat dua sifat penyimpangan, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif
- Penyimpangan positif
Penyimpangan positif adalah penyimpangan yang berdampak positif terhadap sistem sosial karena mengandung unsur inovasi, kreativitas, dan memperkaya alternatif. Penyimpangan ini biasanya dapat diterima oleh masyarakat. Contoh : adanya emansipasi wanita
- Penyimpangan negatif
Pelaku dalam penyimpangan negatif mengikuti nilai-nilai yang dipandang rendah dan berakibat buruk serta mengganggu sistem sosial.tindakan dan pelakunya akan dicela dan tidak diterima oleh masyarakat. Contoh : orang yang melakukan pembunuhan akan dihukum seumur hidup.
Macam-macam Perilaku Menyimpang
- Tindakan Kriminal atau kejahatan
Tindakan ini bertentangan dengan norma hukum, norma sosial, dan norma agama yang berlaku dalam masyarakat. Contoh: pencurian, begal, penganiayaan, pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, dan lain-lain. Donald Light, Suzanne Infeld Keller, dan Craig J. Calhoun membedakan kejahatan menjadi tempat, yaitu kejahatan tanpa korban (criem without victim), kejahatan terorganisir (organized crime), kejahatan kerah putih (white collar crime), dan kejahatan korporat (corporate crime).
Penyimpangan seksual
- Penyimpangan seksual adalah perilaku yang tidak lazim dilakukan. Contoh jenis penyimpangan sosial berupa perzinaan, lesbian / homo, kumpul kebo, sodomi, pedofilia, dan lain-lain.
- Pemakaian dan Pengendaran Obat Terlarang
Perbuatan ini merupakan bentuk penyimpangan dari nilai dan norma agama, hukum, dan sosial. akibatnya bukan hanya kesehatan fisik saja melainkan juga berpengaruh pada mental seseorang. Contoh obat terlarang adalah narkotika (ganja, candu, putau), psikotropika (ekstasi, amfetamin, megadon), dan alkohol. Pemakaian obat terlarang lebih banyak terjadi pada remajakarena perkembangan emosi mereka belum stabil, kecendurungan ingin mencoba, kepribadian asosiasi, kondisi cemas atau depresi, kondisi keluarga, teman sebaya, dan mudahnya obat-obat tersebut dapat ditemukan.
- Penyimpangan dalam Bentuk Gaya Hidup
Penyimpangan dalam bentul gaya hidup yang berbeda dari biasanya antara lain sikap arogan dan ekstrinsik. Sikap arogan seperti menyombongkan sesuatu yang dimiliki seperti kekayaan, kekuasaan, dan kepandaian. Sikap ekstrinsik adalah perbuatan yang menyimpang dari biasanya sehingga dianggap aneh, seperti laki-laki memakai pakaian atau benda lain yang biasa dikenakan perempuan dan pekerjaan laki-laki yang dilakukan oleh perempuan seperti menjadi supir bus.
Daftar Rujukan:
Kusnadi, HMA. 2002. Masalah, Kerjasama, Konflik dan Kinerja. Malang: Taroda.
Kusnadi, HMA dan Bambang Wahyudi. 2001. Teori dan Manajemen Konflik , Tradisional, Kontemporer dan Islam. Malang: Taroda.
Laeyendecker, L.1991.Tata Perubahan dan Ketimpangan. Jakarta: Gramedia.
Liliweri, Alo. 2002. Prasangka dan Konflik. Yogyakarta : LKiS.
Soekanto, Soerjono. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
Recent Comments