Skip to content


Fenomena Anak Sekolah Dasar yang Menjadi Pengamen jalanan Di Tegal

C360_2014-12-23-14-55-45-652

BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, dimana dalam memasuki era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan sangatlah penting peranannya. Orang–orang berlomba untuk dapat mengenyam pendidikan setinggi mungkin untuk mengejar teknologi yang semakin canggih. Tetapi disisi lain ada sebagian masyarakat tidak dapat mengenyam pendidikan secara layak, baik dari strata tingkat dasar sampai jenjang yang lebih tinggi. Selain itu juga ada sebagian masyarakat yang sudah dapat mengenyam pendidikan dasar namun pada akhinya putus sekolah juga. Ada banyak faktor yang menyebabkan masyarakat tidak dapat mengenyam pendiidikan atau yang putus sekolah seperti diantaranya keterbatasan dana pendidikan karena kesulitan ekonomi, kurangnya niat seseorang individu untuk mengenyam pendidikan, kurangnya fasilitas pendidikan di daerah terpencil atau daerah tertinggal dan selain itu karena adanya faktor lingkungan (pergaulan). Seperti yang dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada salah satu butir yang tercantum disana dijelaskan bahwa adanya pencerdasan kehidupan bangsa, jadi bagaimna sekarang sikap pemerintah dan masyarakat harus dapat menyikapi hal tesebut, karena secara tidak langsung orang yang tidak menyenyam pendidikan formal akan dekat dengan kebodohan dan kemiskinan. Dampak kemiskinan itu terjadi karena daya nalar orang dan mental orang yang tidak perpendidikan sangatlah berbeda dengan orang yang berpendidikan. Jangankan untuk mencari atau melamar pekerjaan untuk membaca dan menulis saja mereka kesulitan. Dan dari sisi mental mereka yang tidak mengenyam pendidikan akan merasa malu dan minder untuk berkompetisi dengan orang yang mengenyam pendidikan. Pada akhirnya mereka akan tersisih karena keterbatasan mereka tersebut. Jadi secara garis besar pendidikan itu sangat penting untuk menunjang karir dan cita-cita di masa depan. Selain itu juga dapat merubah pola atau karakter hidup didalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

  1. Rumusan Masalah
  2. Mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia saat ini?
  3. Apa yang menjadi alasan anak menjadi pengamen jalanan?
  4. Apakah ada harapan dan cita – cita yang lain selain menjadi pengamen jalanan?
  5. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka tujuan dari penulisan makalah yang berjudul “ Fenomena Anak Sekolah Dasar yang Menjadi Pengamen jalanan Di Tegal “ sebagai berikut :

  1. Mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
  2. Mengetahui penyebab – penyebab anak menjadi pengamen jalanan.
  3. Mengetahui harapan dan cita – cita yang lain selain menjadi pengamen jalanan.
  4. Manfaat

Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat dari penulisan makalah yang berjudul “Fenomena Anak Sekolah Dasar yang Menjadi Pengamen jalanan Di Tegal “ sebagai berikut :

  1. Pembaca dapat mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
  2. Pembaca dapat mengetahui penyebab – penyebab anak menjadi pengamen jalanan.
  3. Pembaca dapat mengetahui harapan dan cita – cita yang lain selain menjadi pengamen jalanan

BAB II
METODOLOGI PENULISAN LAPORAN

  1. Waktu dan Tempat Penelitian

Tegal, 23 Desember 2014 ( Tempat atau lokasi yang dikunjungi adalah lampu merah dan perempatan jalan ).

  1. Sumber Data
  2. Bersumber dari data yang ada di lapangan.
  3. Selain itu data juga bersumber dari referensi buku dan bersumber dari internet.
  4. Cara Pengumpulan Data
  5. Wawancara

Wawancara yaitu meminta keterangan atau pendapat, keyakinan, motivasi nara sumber tentang materi atau tema yang dibutuhkan. Dalam hal ini, Saya bertanya langsung kepada nara sumber yakni pada anak jalanan.

  1. Observasi

Yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung apa yang terjadi di lingkungan dan yang dilaporkan.

  1. Tinjauan Pustaka

informasi yang diperoleh dari Buku dan Internet.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Kondisi Pendidikan di Indonesia saat ini.

Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini di buktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index) yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Diantara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996),ke-99 (1997),ke-105 (1998) dan ke-109 (1999). Menurut survey Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia Posisi.

Indonesia berada dibawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survey dari lembaga yang sama Indonesia berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Kualitas pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukan data Balitbang (2003) bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapatkan pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapatkan pengakuan dari dunia dalam kategori The Diploma Program (DP). Berbagai masalah itu dapat dikategorikan dalam 2 (dua) masalah yaitu : Pertama, masalah mendasar yaitu kekeliruan paradigm pendidikan yang mendasari keseluruhan penyelenggaraan sistem pendidikan. Kedua, masalah – masalah cabang, yaitu berbagai problem yang berkaitan aspek praktis atau teknis yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya sarana fisek, rendahnya kesejahteraan guru, dan sebagainya.

Mahalnya pendidikan masih menjadi perbincangan dan permasalahan masyarakat setiap kali pergantian tahun ajaran, bukan hanya terjadi pada sekolah swasta tetapi juga sekolah yang berstatus negeri. Orang tua siswa harus berfikir kembali untuk melanjutkan anaknya pada jenjang yang lebih tinggi akibat semakin tingginya biaya pendidikan.

Padahal pendidikan adalah suatu bentuk hak asasi yang harus dipenuhi dari lembaga atau institusi yang berkewajiban memenuhinya secara merata, sehingga semua masyarakat dalam suatu bangsa tersebut dapat menikmatinya. Bukan hanya ditunjukan untuk orang yang mampu membayarnya. Mengingat pentingnya pendidikan untuk semua warga, sehingga posisinya sebagai salah satu tujuan didirikannya Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu Negara dalam hal ini pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan secara murah dan bahkan gratis untuk masyarakatnya. Dari pergantian tahun ajaran pendidikan, masyarakat selalu mengharapkan kapan sebuah institusi pendidikan atau sekolah akan memasang spanduk atau iklan didepan sekolahnya yang bertuliskan “ sekolah ini gratis”

Namun harapan tersebut mungkin tahun ini belum ada, mengingat anggaran pendidikan masih tergolong sedikit. Jika dibandingkan dengan teks yang diajukan oleh UUD. Oleh sebab itu dibutuhkan keseriusan pengambil kebijakan untuk memperhatikan hal tersebut.

  1. Alasan Anak menjadi Pengamen Jalanan

Mahalnya biaya pendidikan sekarang ini dan banyaknya masyarakat yang berada dibawah garis masyarakat tidak begitu peduli atau memperhatikan pentingnya pendidikan bagi anaknya. Banyak anak putus sekolah dan anak yang mencari nafkah untuk membantu orang tuanya. Contohnya syarief dan botak (panggilan dari teman – teman) yang saya wawancarai diwaktu istirahatnya. Mereka berdua hanya mendapat pendidikan sampai pada jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah pertama saja,Syarief dan Botak sebenarnya mereka berdua ingin meneruskan pendidikannya sampai kejenjang yang lebih tinggi. Karena mereka melihat keadaan orang tuanya yang tidak mampu untuk membiayai dengan melihat pekerjaan orang tuanya. Syarief Ibunya hanya seorang buruh tani sedangkan pekerjaan ayahnya serabutan (jika ada yang membutuhkan tenaganya dia bekerja jika tidak hanya dirumah) sedangakn ibunya Botak seorang pedagang dipasar dan ayahnya supir angkot. Dengan penghasilan yang orang tua dapatkan mereka memutuskan untuk mencari nafkah “itung – itung untuk menambah ibu membeli beras”menurut pendapat Syarief. Dengan ijasah SD, SMP dan dengan umur mereka yang masih dibilang dibawah umur, mereka kesulitan untuk mencari pekerjaan. Akhirnya mereka memutuskan untuk terjun kejalanan menjadi pengamen. Pengamen bagi mereka merupakan pekerjaan yang mudah karena mereka hanya butuh gitar dan….Gitar mereka pijam dari temannya sedangkan …mereka buat sendiri dari kayu yang ditempeli dengan tutup botol sirup. Mereka mulai mengamen pada jam 06.00 sampai jam 21.00. Penghasilan mereka kalau sedang rame –ramenya mereka mendapatkan Rp. 50.000,00 tetapi kadang mereka seharian hanya mendapatkan Rp. 20.000,00. Hasil dari mengamen mereka dibagi dua setelah itu mereka memberi sebagian hasilnya untuk orang tuanya dan sebagian lagi mereka gunakan untuk membeli jajan.

  1. Harapan dan Cita – cita Yang Lain Selain Menjadi Pengamen Jalanan

Pada dasarnya anak-anak jalanan yang yang dialami oleh Syarief dan Botak ini sebenarnya membutuhkan pembinaan dan pendidikan. Hal ini penting untuk merubah cara pandang agar tidak berpikir untuk menjadikan jalanan sebagai sumber penghidupan, sedangkan pendidikan sangat penting sebagai bekal kehidupan dan memberikan kegiatan sehingga mengurangi potensi anak-anak turun ke jalan. Selain itu dengan adanya pendidikan yang layak bagi anak-anak tersebut tidak mustahil jika suatu saat anak jalanan ini berubah menjadi seseorang yang menuai kesuksesan dan mampu memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa. Sehingga anak-anak jalanan ini membutuhkan pihak-pihak yang benar-benar mempedulikan nasib mereka, bukan semata-mata melakukan razia dan pendataan yang akan membuat rasa takut dan dilecehkan sebagai kaum yang terpinggirkan, dan pada gilirannya akan menanamkan kebencian kepada negara.

BAB III
DAFTAR PUSTAKA

https://edukasi.kompasiana.com
https://makalahcentre.blogspot.com

Posted in SOSIOLOGI.


7 Responses

Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.

  1. Rossy Juliana (Rojul) says

    artikelnya bermanfaat. lanjutkan menulis & semangat kuliah 😛

  2. Vivin Asafirda says

    itu mungkin bisa diringkas lagi artikelnya biar ngga kelihatan seperti makalah

  3. ignasia intan says

    Good lanjutkan

  4. putri novitasari says

    daftar pustakanya harus di tambah lagi yang dari sumber bukunya

  5. Siti Fatimah says

    gjob

  6. Gisella Tioriva says

    oke



Some HTML is OK

or, reply to this post via trackback.