Ketimpangan sosial merupakan sebuah kondisi yang ada di tengah masyarakat yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan akibat adanya perbedaan ekonomi, sosial, atau budaya. Dengan kata lain ketimpangan sosial adalah sebuah ketidakadilan dalam status dan kedudukan yang dirasakan oleh masyarakat. Ketimpangan sosial dapat pula dilihat dari adanya perbedaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Sumber daya tersebut adalah dapat berupa kebutuhan primer maupun sekunder. Contoh kebutuhan primer antara lain kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan lain- lain. Sedangkan contoh kebutuhan sekunder yaitu sarana saluran politik, sarana saluran hak azasi manusia,dan sebagainya.ketidaksamaan akses untuk mendapatkan atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
Ketimpangan sosial disebabkan oleh dua faktor yaitu factor dari dalam individu (factor internal) dan factor dari luar individu (faktor eksternal). Dua factor tersebut yang mencegah serta menghalangi sesorang untuk dapat mengakses atau memanfaatkan sumber daya dan kesempatan-kesempatan yang tersedia. Kedua factor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang menghambat seseorang dalam memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang berasal dari dalam. Faktor-faktor internal tersebut dapat dilihat dari rendahnya kualitas sumber daya manusia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia tersebut dikarenakan tingkat pendidikan yang dimiliki individu rendah, terbatasnya keterampilan individu yang dapat menopang kehidupan yang lebih baik, dan kualitas kesehatan yang rendah. Selain itu yang juga sangat berpengaruh yaitu adanya hambatan budaya atau dengan kata lain adanya budaya kemiskinan dilingkungan individu.
- Factor eksternal
Factor eksternal merupakan factor yang berasal dari luar kemampuan individu. Factor dari luar yang dapat memperkecil seseorang untuk memanfaatkan kesempatan atau peluang dapat terjadi karena adanya kebijakan-kebijakan resmi dari birokrasi. Dapat pula dikatakan bahwa ketimpangan sosial merupakan akibat dari adanya hambatan-hambatan atau tekanan-tekanan struktural. Oleh karena itu munculah istilah kemiskinan structural yang salah satu penyebabnya adalah kebijakan-kebijakan tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Alfian, Melly G. Tan dan Selo Sumarjan (1980:5) bahwa kemiskinan structural merupakan kemiskinan yang diderita oleh suatu golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat itu tidak dapat ikut menggunakan sumber-sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Kemiskinan structural tersebut meliputi kekurangan fasilitas pemukiman, kekurangan pendidikan, kekurangan komunikatif, kekurangan fasilitas untuk mengembangkan usaha dan mendapatkan peluang kerja dan kekurangan perlindungan hukum.
Setelah mengetahui konsep ketimpangan sosial, maka kita lihat bagamana ketimpangan sosial yang ada di dalam setiap segi kehidupan manusia. Ketimpangan sosial yang ada di masyarakat terjadi karena adanya perbedaan sosial dan stratiikasi sosial yang mencolok. Dengan adanya ketimpangan sosial ini akan menimbulkan berbagai persoalan masyarakat yang kompleks, yang pada akhirnya akan mengganggu proses pembangunan ekonomi. Salah satu masalah yang muncul adalah masalah diskriminasi. Diskriminasi tersebut dapat berupa diskriminasi ras, diskriminasi agama, dan diskriminasi gender. Mengingat masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang memiliki kebergaman suku bangsa, agama, tradisi, norma, dan budaya yang sangat memungkinkan terjadinya disharmonisasi.
Ketimpangan sosial juga terjadi dalam dunia pendidikan. Bahkan ada yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan awal munculnya stratifikasi. Dapat dilihat adanya perbedaan yang sangat signifikan mengenai pola pendidikan antara orang kaya dan orang miskin. Beberapa indikator yang dapat dilihat dari ketimpangan sosial di bidang pendidikan ini antara lain, adanya perbedaan kualitas pendidikan antara si kaya dan miskin, adanya perbedaan kesempatan menempuh pendidikan dikarenakan biaya, dan sebagainya.
Ketimpangan sosial sebagai akibat perubahan sosial di tengah globalisasi.
Ketimpangan social tidak terlepas dari globalisasi yang terjadi saat ini. Ketimpangan sosial muncul dikarenakan adanya perbedaan atau ketidaksamaan dalam masyarakat. Salah satu hal yang menimbulkan ketimpangan social yaitu karena terbentuknya statifikasi sosial. Ketimpangan sosial yang terjadi pada masyarakat modern, cenderung lebih tampak karena faktor persaingan dalam kehidupan sangat besar terlihat di berbagai aspek. Aspek tersebut misalnya, perbedaan perekonomian, pendidikan, lapangan kerja, dan status sosial lainnya.
Salah satu ketimpangan sosial yang sangat jelas terlihat yaitu dalam bidang ekonomi. Di satu pihak, globalisasi dipercaya mencerminkan perubahan structural yang sebenarnya dalam skala organisasi sosial modern, seperti yang terbukti misalnya dalam pertumbuhan berbagai perusahaan multi nasional, pasar uang dunia, dan sebagainya (Wahyudi : 165). Pada kenyataannya yang dapat mengakses atau menikmati adanya perubahan tersebut adalah kelas-kelas tertentu. Masyarakat yang berada di kelas sosial bawah tidak dapat mengakses sumber daya tersebut.
Aspek kehidupan lain yang turut mengalami ketimpangan sosial ialah dalam bidang budaya. Globalisasi yang masuk begitu cepat dapat mempengaruhi budaya asli yang dapat luntur sesuai dengan semakin berkembangnya globalisasi. Hal tersebut disebabkan masuknya budaya asing yang dapat pula menimbulkan sifat atau gaya konsumerisme. System nilai dan norma yang ada di masyarakat ketika tidak mampu mengantisipasi adanya hal tersebut maka dapat menimbulkan anomie (kebingunan) masyarakat.
Daftar Pustaka
Alfinn, Mely G. Tan, dan Soemardjan. 1980. Kemiskinan Struktural Suatu Bunga Rampai. Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta.
Badruddin, Syamsiah. 2009. Kemiskinan Dan Kesenjangan Sosial Di Indonesia Pra Dan Pasca Runtuhnya Orde Baru diunduh dari https://profsyamsiah.wordpress.com/category/tulisan-jurnal/ pada tanggal 02 Desember 2015
Kushendrawati, Selu Margaretha (2006) Masyarakat Konsumen sebagai Ciptaan Kapitalisme Global: Fenomena Budaya dalam Realitas Sosial. MAKARA, SOSIAL HUMANIORA. Vol. 10 (2) : 49-57
Mulyadi, Yad dkk. 2014. Sosiologi SMA Kelas XII. Yudhistira: Jakarta
Wahyudi, Agustus (2003) Globalisasi Kemiskinan dan Ketimpangan, Global Prioritas Keadilan dan Pentingnya integrasi Ilmu Pengetahuan. Jurnal Ilmu Sosial Dan Politik. Vol 7 (2) : 161-174
0 Responses
Stay in touch with the conversation, subscribe to the RSS feed for comments on this post.