Author:
• Thursday, October 20th, 2016

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Manusia adalah ciptaan Tuhan paling sempurna. Manusia memiliki beberapa potensi sebagai modal awal untuk terus berkembang, seperti tubuh dengan fungsinya yang lengkap dibandingkan makhluk lain, serta otak tempat berfikir dan menganalisis segala perubahan yang ada dilingkungan tempatnya tinggal. Hakikat manusia sebagai makhluk paling indah dan paling tinggi derajatnya mendorong manusia untuk terus maju dan berkembang tanpa henti. Proses pertumbuhan yang dialami oleh manusia selalu dibarengi dengan proses perkembangannya. Manusia sebagai makhluk yang bersifat dinamis selalu berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya serta kebutuhan manusia itu sendiri yang mendorong pemenuhannya. Namun, untuk mencapai pemenuhan dari pertumbuhan dan perkembangan manusia, diperlukan sebuah proses yang mengajarkan manusia untuk menjalankan peranan dan fungsinya, proses tersebut yang disebut sebagai pendidikan.

Pentingnya pengetahuan tentang psikologi diperlukan oleh dunia pendidikan karena dunia pendidikan menghadapi peserta didik yang unik dilihat dari segi karakteristik perilaku, kepribadian, sikap, minat, motivasi, perhatian, persepsi, daya pikir, inteligensi, fantasi, dan berbagai aspek psikologis lainnya yang berbeda antarapeserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Perbedaan karakteristikpsikologis yang dimiliki olehpara peserta didik harus diketahui dan dipahami olehsetiap guru atau instruktur yang berperan sebagai pendidik dan pengajar di kelas,jika ingin proses pembelajarannya berhasil. Dengan demikian para pendidik mengetahui bagaimana keadaan peserta didik yang dihadapinya.

 

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan pembahasan yang akan dipaparkan dalam makalah ini dengan:

  1. Apa makna psikologi pendidikan ?
  2. Bagaimana hakikat manusia dalam psikologi pendidikan ?
  3. Apa saja ruang lingkup psikologi pendidikan ?
  4. Apa saja metode pembahasan psikologi pendidikan ?
  5. Bagaimana peranan psikologi pendidikan dalam dunia pendidikan ?
  6. Apa manfaat psikologi pendidikan ?

I.3 Tujuan

  1. Untuk mengetahui makna psikologi pendidikan.
  2. Untuk mengetahui hakikat manusia dalam psikologi pendidikan.
  3. Untuk mengetahui ruang lingkup psikologi pendidikan.
  4. Untuk mengetahui metode pembahasan psikologi pendidikan.
  5. Untuk mengetahui peranan psikologi pendidikan dalam dunia pendidikan.
  6. Untuk mengetahui manfaat psikologi pendidikan.

 

BAB II PEMBAHASAN

II.1. Hakikat Manusia dalam Psikologi Pendidikan

Hakikat manusia adalah pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive manusia mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara. Dimana memiliki peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh setiap manusia.  Sesungguhnya  hakikat  manusia  adalah mahluk yang bertanggung jawab atas tindakannya dan manusia diberi naluri.

Apabila dikaitkan dengan keberadaan dan hakikat kehidupan manusia, pendidikan diarahkan untuk pembentukan kepribadian manusia, yaitu mengembangkan manusia sebagai mahluk individu, mahluk sosial, makhluk susila, dan mahluk beragama (religius). (Nanang Fattah, 2004:5). Hasbullah (1999:4-6) menyimpulkan dari beragam batasan pendidikan yang diberikan oleh para ahli, bahwa meskipun berbeda secara redaksional namun secara esensial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pengertian pendidikan tersebut menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.

Persoalan manusia merupakan tema sentral dan titik tolak dalam memaknai pendidikan karena pendidikan pada dasarnya ingin mengantarkan manusia menuju kemanusiaan sejati. Sayangnya, persoalan manusia kurang mendapat perhatian dalam pemikiran pendidikan. Kalaupun ada kajian-kajian mengenai manusia sejauh ini belum ditemukan pandangan dasar kemanusiaan secara holistik. Kajian mengenai manusia masih sering terjebak pada pandangan dikotomik yang merupakan warisan dari corak pemikiran tipikal Yunani tentang realitas, yang mencapai puncaknya pada zaman Plato dan Aristoteles.

Sasaranpendidikanadalahmanusia. Penidikanbermaksudmembantupesertadidikuntukmenumbuhkembangkanpotensi-potensikemanusiaannya.Potensikemanusiaanmerupakanbenihkemungkinanuntukmenjadimanusia.Ibaratbijimanggabagaimanapunwujudnyajikaditanamdenganbaik, pastimenjadipohonmanggadanbukannyamenjadipohonjambu.

Tugasmendidikhanyamungkindilakukandenganbenardantepattujuan, jikapendidikmemilikigambaran yang jelastentangsiapamanusiaitusebenarnya.Manusiamemiliki cirri khas yang secaraperinsipilberbedadarihewan. Cirri khasmanusia yang membedakannyadarihewanterbentukdarikumpulanterpadu (integrated) dariapa yang disebutsifathakikatmanusia.

  1. Sifathakikatmanusia

Sifathakikatmanusiadiartikansebagaiciri-cirikarakteristik yang secaraprinsipil menjadi pembeda antara manusia dan hewan.Meskipunantaramanusiadenganhewanbanyakkemiripanterutamajikadilihatdarisegibiologisnya.

Beberapafilosofseperti Socrates menamakanmanusiaitu zoon politicon (hewan yang bermasyarakat), Max Schellermenggambarkanmanusiasebagai Das Kranke Tier (hewan yang sakit).(Umar TirtahardjadanS.L.LaSulo, 2010: 3) yang selalugelisahdanbermasalah.

Upayamanusiauntukmendapatkanketeranganbahwahewantidakidentikdenganmanusiatelahditemukan.Charles Darwin (denganteorievolusinya) telahberjuanguntukmenemukanbahwamanusiaberasaldariprimatataukera, tetapiternyatagagal.Tidakditemukannyabukti-bukti yang menunjukkanbahwamanusiamunculsebagaibentukubahdariprimatataukeramelalui proses evolusi yang besifat gradual.

  1. Wujudsifathakikatmanusia

Dalam hal ini Umar Tirtahardja dan S.L.La Sulo, 2010 memaparkan wujud sifat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan) yang dikemukakan oleh paham eksistensialisme, dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan yaitu:

Berkatadanyakemampuanmenyadaridiri yang dimilikiolehmanusia, makamanusiamenyadaribahwadirinyamemilikicirikhasataukarakteristikdiri. Hal inimenyebabkanmanusiadapatmembedakandirinyadengan orang lainataupunhewandisekitarnya. Bahkanbukanhanyabisamembedakan, namunjuga bias membuatjarak (distansi) denganlingkunganbaik yang berupapribadimaupun non pribadi (benda).

  1. Kemampuanbereksistensi

Karenamanusiamemilikikemampuanbereksistensimakapadamanusiaterdapatunsurkebebasan.Dengan kata lain, adanyamanusiabukan “ber-ada” sepertihewandidalamkandangdantumbuh-tumbuhandidalamkebun, melainkan “meng-ada” di mukabumi. (Umar TirtahardjadanS.L.LaSulo, 2010: 6).

Kemampuan bereksistensi perlu dibina melalui pendidikan, peserta didik akan diajar agar belajar dari pengalaman, belajar mengantisipasi waktu keadaan dan peristiwa, belajar melihat prospek masa depan Serta mengembangkan daya imajinasi kretif sejak dari masa kanak-kanak.

  1. Kata hati (conscience of man)

Manusia memiliki pemahaman yang menyertai tentang apa yang akan, yang sedang, dan yang telah dibuatnya, bahkan mengerti juga akibatnya (baik atau buruk) bagi manusia sebagai manusia.

Dengansebutan “pelitahati” atau “hatimurni” menunjukkanbahwa kata hatiituadalahkemampuanpadadirimanusia yang memberipenerapantentangbaikburuknyaperbuatannyasebagaimanusia.Dengan kata laindapatdisimpulkanjugabahwa kata hatiituadalahkemampuanmembuatkeputusantentang yang baik/benardan yang buruk/salahbagimanusiasebagaimanusia.

  1. Moral

Jika kata hatidiartikansebagaibentukpengertian yang menyertaiperbuatan, maka yang dimaksuddengan moral (yang seringjugadisebutetika) adalahperbuatanitusendiri.Seseorangdikatanbermoraltinggikarenaiamenyatukndiridengannilai-nilai yang tinggi, sertasegenapperbuatannyamerupakanpergerakandarinilai-nilai yang tinggitersebut.

  1. Tanggungjawab

Kesediaanuntukmenanggungsegenapakibatdariperbuatan yang menuntutjawab, merupakanpertandadarisifat orang yang bertanggungjawab.Wujud orang bertanggungjawabbermacam-macam, adatanggungjawabpadadirisendiri, tanggungjawabkepadamasyarakat, dantanggungjawabkepadatuhan.

Disinitanpakbetapaeratnyahubunganantara kata hati, moral dantanggungjawab.Kata hatimemberipedoman, moral melakukan, dantanggungjawabmerupakankesedianmenerimakonsekuensidariperbuatan.

  1. Rasa kebebasan

Merdekaadalah rasa bebas, tetapisesuaidengantuntutankodratmanusia.Dalampernyataaniniadaduahal yang kelihatannyasalingbertentanganyaitu “rasa bebas” dan “sesuaidengantuntutankodratmanusia” yang berartiadaikatan.

Orang yang hanyamungkinmerasakanadanyakebebasanbatinapabilaikatan-ikatan yang adatelahmenyatudengandirinya, danmenjiwaisegenapperbuatannya.Dengan kata lain, ikatanluar (yang membelenggu) telahberubahmenjadiikatandalam (yang menggerakkan).

  1. Kewajibandanhak

Kewajibandanhakadalahduamacamgejala yang timbulsebagaimenifestasidarimanusiasebagaimakhluk sosial.Dalamrealitashidupsehari-sehari, umumnyahakdiasosiasikandengansesuatu yang menyenangkan, sedangkankewajibandipandangsebagaisuatubeban.Benarkahkewajibandianggapbebanolehmanusia?Ternyatabukanbebanmelainkansuatukeniscayaan. (Umar TirtahardjadanS.L.LaSulo, 2010: 10). Artinyaselamaseseorangmenyebutdirinyamanusiadanmaudipandangsebagaimanusia, makakewajibanitumenjadikeniscayaanbaginya.Sebabjikamengelakkanmakaiaberartimengingkarikemanusiaannya (yaitusebagaikenyataanmakhluk social).

  1. Kemampuanmenghayatikebahagiaan

Kebahagiaanitudapatdiusahakanpeningkatannya. Ada duahal yang dapatdikembangkan, yaitu: kemampuanberusahadankemampuanmenghayatihasilusahadalamkaitannyadengantakdir. Dengandemikianpendidikanmempunyaperananpentingsebagaiwahanauntukmencapaikebahagiaan, utamanyapendidikankeagamaan.

Pandangan Max Schelertentangmanusia “Manusia yang menghargaikebahagiaanadalahpribadimanusia yang menghayatisegenapkeadaandankemampuannya. Manusiamenghayati  kebahagiaannyaapabilajiwanyabersihdanstabil, jujur, bertanggungjawab, mempunyaipandanganhidupdankeyakinaanhidup yang kukuhdanbertekatuntukmerealisasikandengancara yang realistis.” (Umar TirtahardjadanS.L.LaSulo, 2010: 16).

 

II.2. Makna Psikologi Pendidikan

“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya, atau disebut dengan  ilmu jiwa. Pendidikan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991): proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.Psikologi Pendidikan: Psikologi yang mempelajari penggunaan psikologi dalam masalah pendidikan.Psikologi pendidikan merupakan kajian tentang manusia belajar di latar pendidikan, efektifitas, intervensi pendidikan, psikologi pembelajaran, dan psikologi sosial tentang sekolah sebagai orginasasi. Psikologi pendidikan selalu berkaitan dengan bagaimana peserta didik itu belajar dan berkembang, dan kadang-kadang kajiannya terfokus pada anak-anak berbakat dan anak-anak yang mengalami hambatan belajar.

 

Berikut merupakan definisi Psikologi Pendidikan menurut para ahli

  1. Arthur S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12)

Definisi Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :

  1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
  2. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
  3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
  4. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
  5. Penyenggaraan pendidikan keguruan

 

  1. Barlow (Syah, 1997 / hal. 12)

Definisi Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.

 

  1. Tardif (Syah, 1997 / hal. 13)

Definisi Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.

 

  1. Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13)

Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.

 

  1. (Borich & Tombari, 1997)

Pengertian Psikologi pendidikan ialah satu disiplin yang memfokuskan kajiannya kepada pengetahuan teoretikal dan pengetahuan empirikal mengenai pengajaran dan pembelajaran dalam bilik darjah

 

  1. (Whiterington, 1982:10)

Pengertian Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar.

 

  1. (Banks & Thompson, 1995)

Pengertian Psikologi pendidikan adalah Kajian tentang perlakuan atau tingkah laku manusia dalam proses pengajaran dan pembelajaran dalam bilik darjah.

 

  1. Psikologi pendidikan Menurut Pandangan Democritus

Democritus, filsuf pertama yang menekankan pentingnya pengaruh lingkungan dan suasana rumah terhadap perkembangan kepribadian seseorang sehingga lingkungan dan suasana rumah perlu dibina sebaik mungkin agar suasananya kondusif (menguntungkan) bagi perkembangan anak.

 

  1. Psikologi pendidikan Menurut Pandangan Plato dan Aristoteles

Plato dan Aristoteles mengembangkan sistem pendidikan berdasarkan pada prinsip-prinsip psikologi. Mereka menulis tentang model-model pendidikan yang diperuntukkan bagi kelompok masyarakat yang berbeda-beda.

 

  1. Psikologi pendidikan Menurut pandangan John Locke

Menurut Locke, seluruh pengetahuan pada hakikatnya berasal dari pengalaman. Apa yang kita ketahui melalui pengalamanitu bukanlah objek atau benda yang hendak kita ketahui itu sendiri, melainkan hanya kesan-kesan pada pancaindra kita.
Jadi, Pengertian psikologi pendidikan secara singkat adalah ilmu-ilmu psikologi yang diterapkan dalam dunia pendidikan.

 

  1. Psikologi pendidikan Menurut Pandangan Rousseau

Rousseau (seorang penganut Naturalis), mendasarkan ide-ide pendidikan pada prinsip-prinsip perkembangan manusia. Oleh karena itu, memahami prinsip-prinsip perkembangan adalah penting untuk perlakuan dalam pendidikan

 

Huitt (2001) menyatakan bahwa psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmiah untuk memahami proses pembelajaran dan belajar yang terjadi dilingkungan formal dan mengembangkan cara-cara memperbaiki prosedur dan kegiatan belajar mengajar.

 

II.3. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan pada dasarnya adalah disiplin psikologi yang khusus memelajari,meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan, yang meliputi tingkah laku belajar siswa, tingkah laku mengajar guru dan tingkah laku belajar-mengajar. Inti persoalan psikologis dalam psikologi pendidikan terletak pada siswa, pada hakekatnya pendidikan adalah layanan khusus diperuntukan bagi siswa.

Ruang lingkup psikologi pendidikan menurut Glenn M. Blair:

  1. Pertumbuhan dan perkembangan pada umumnya
  2. Psikologi anak
  3. Kesehatan mental guru dan murid
  4. Kecerdasan
  5. Individual differences
  6. Hakekat perbuatan belajar
  7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbuatan belajar
  8. Masalah-masalah dalam transfer of learning
  9. Tes dan soal penilaian dan pengukuran
  10. Teori dasar tentang motivasi
  11. Arti motivasi dalam pengajaran
  12. Perkembangan sosial dan emosional

 

II.4. Metode Pembahasan Psikologi Pendidikan

Secara garis besar pokok pembahasan psikologi pendidikan terbatas menjadi tiga macam:

  • Pokok bahasan mengenai ”belajar”, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip dan ciri khas perilaku belajar siswa.
  • Pokok bahasan mengenai ”proses belajar”, yaitu tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa.
  • Pokok bahasan mengenai ”situasi belajar”, yaitu suasana dan keadaan lingkungan baik fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa.

Setiap situasi dalam psikologi pendidikan membutuhkan metode (pendekatan) dengan cara tertentu sesuai dengan sifat dan hakikat dari pada situasi itu. Situasi yang berbeda membutuhkan pendekatan yang berbeda.  Pada umumnya para ahli psikologi pendidikan melakukan riset psikologi dibidang kependidikan dengan memanfaatkan beberapa metode yaitu:

  1. Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan serangkaian kegiatan untuk mengetes keyakinan atau pendapat tentang tingkah laku manusia dalam kondisi dan situasi tertentu. Istilah eksperimen (percobaan) dalam psikologi, dapat diartikan sebagai suatu pengamatan secara teliti terhadap gejala-gejala jiwa yang kita timbulkan dengan sengaja. Hal ini dimaksudkan untuk menguji hipotesa pembuat eksperimen tentang reaksi-reaksi individu atau kelompok dalam situasi tertentu atau di bawah kondisi tertentu. Jadi, tujuan metode eksperimen adalah untuk mengetahui sifat-sifat umum dalam gejala kejiwaan. Misalnya mengenai pikiran, perasaan, kemauan, ingatan, dan lain sebagainya.(Shalahuddin,1990:23)

Kelebihan metode eksperimen adalah dapat melakukan pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor/variabel-variabel yang diperkirakan dapat “mencemari dan mengotori” hasil penelitian. Metode ini menggunakan suatu prosedur sistematik yang disebut sebagai eksperimental design (rancangan eksperimen).

Adanya langkah-langkah sistematik seperti langkah-langkah penelitian ilmiah:

  • Ada masalah (problem)
  • Kumpulan konsep/teori yang sesuai problem
  • Alternatif jawaban/hipotesis
  • Di uji secara empiris sesuai dengan data lapangan
  • kesimpulan dan generalisasi. (Prabowo & Puspitasari dalam Gunadarma,2002:12)

Menurut Robert E. Slavin dalam buku Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, metode eksperimen dibagi menjadi dua, yaitu metode eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan yang diacak (Slavin,2008:21) Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk menguji keabsahan dan kecermatan simpulan-simpulan yang ditarik dari hasil temuan penelitian dengan metode lain.

  1. Metode Kuesioner

Metode kuesioner (qustionaire) lazim juga disebut metode surat-menyurat (mail survey). Kuesioner disebut ”mail survey” karena pelaksanaan penyebaran dan pengembaliannya sering dikirimkan ke dan dari responden melalui jasa pos. Penggunaan metode kuesioner dalam bidang psikologi pendidikan lebih banyak digunakan dibandingkan dengan penggunaan metode lainnya. Penggunaan metode ini karena lebih banyak sampel yang bisa dijangkau disamping biaya satuan per responden lebih murah.

Metode ini adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik-topik psikologis, sosial, pendidikan, dan lain sebagainya yang ditunjukkan atau diberikan kepada suatu kelompok  individu, dengan objek untuk memperoleh data dengan memperhatikan masalah-masalah tertentu yang kadang-kadang juga dipakai untuk tujuan-tujuan diagnostik atau untuk menilai ciri-ciri kepribadian.
Adapun keistimewaan metode ini antara lain adalah:

  • Tidak terlalu memakan biaya.
  • Bahwa dengan metode ini, dalam waktu yang relatif singkat dapat mengumpulkan data yang banyak.
    Adapun kelemahannya antara lain terletak pada kebenara jawaban yang kadang-kadang menyangsikan. (Shalahuddin,1990:25)
  1. Metode Klinis

Menurut James Drawer dalam kamus “The Penguin Dictionary of Psychology”, istilah “clinic” dapat diartikan sebagai tempat diagnosa dan pengobatan berbagai gangguan, fisik, perkembangan atau kelakuan. Dengan demikian metode klinis ialah jenis metode dalam psikologi yang berusaha menyelidiki sejumlah individu yang memiliki kelainan-kelainan secara teliti dan intensif serta dalam batas waktu yang lama.(Shalahuddin,1990:25)
Ada beberapa macam cara dalam metode klinis yang digunakan untuk menyelesaikan masalah:

  • Studi kasus klinis: digunakan untuk menyelesaikan masalah disamping kesukaran belajar, gangguan emosional, juga untuk masalah kenakalan remaja.
  • Studi kasus perkembangan: digunakan untuk mengetahui bagaimana jalannya perkembangan dari satu aspek ke aspek tertentu. Contohnya bagaimana perkembangan anak umur 6-9 tahun sehingga kita dapat menentukan metode pengajaran matematika yang tidak menimbulkan terlalu banyak kecemasan.
  • Cara longitudinal: Penelitian ini dilakukan secara terus menerus dalam janga waktu tertentu pada subjek yang sama, pada contoh di atas kita mengamati anak tersebut dalam jangka waktu 3 tahun (6-9 tahun).
  • Cara cross sectional: Penelitian ini dilakukan dengan cara memakai sampel-sampel yang mengawakili usia anak yang ingin diteliti (misal pada contoh di atas, kita menggunakan sekelompok anak usia 6;00 untuk mengetahui emosi anak usia 6;00, sekolompok anak usia 6;06 untuk mengetahui emosi anak usia 6;06, sekelompok anak usia 7;00 untuk mengetahui emosi anak usia 7;00, dan seterusnya sampai akhirnya kita ambil sampel dari sekelompok anak usia 9;00 untuk mengetahui emosi anak usia 9;00. Dari kelompok-kelompok tersebut dapat diambil kesimpulan perkembangan emosi setiap tingkat usia dapat disimpulkan perkembangan emosi anak usia 6;00 sampai 9;00. Prabowo & Puspitasari dalam Gunadarma,2002:10)
  1. Metode Case Study

Metode case study atau study kasus adalah suatu catatan tentang pengalaman seseorang, penyakit yang pernah diderita, pendidikan, lingkungan, perawatan dan pada umumnya juga semua fakta yang relevan untuk masalah-masalah tertentu yang tersangkut dalam suatu kasus medis atau klinik.
Metode ini dapat berhasil dengan baik apabila observasi dan pencatatan-pencatatan data-datanya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Adapun yang di observasi dan dicatat adalah data tingkah lakunya bukan interpretasi dari kelakuan tersebut. (Shalahuddin,1990:26)

  1. Metode Introspeksi

Merupakan metode penelitian dengan cara melakukan pengamatan ke dalam diri sendiri yaitu dengan melihat keadaan mental pada waktu tertentu. Metode ini dipakai dan dikembangkan dalam disiplin psikologi oleh kelompok strukturaklisme (Wilhem Wundt). Mereka mendefinisikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang pengalaman-pengalaman sadar individu. Menurut mereka introspeksi dapat dipakai untuk mengetahui proses mental yang sedang berlangsung pada diri seseorang, sebagaimana pikiran, perasaan, motif-motif yang ada pada dirinya pada waktu tertentu. Disini individu mengamati proses mental, menganalisis, dan kemudian melaporkan perasaan yang ada dalam dirinya. (Prabowo & Puspitasari dalam Gunadarma,2002:9)

 

II.5. Peranan Psikologi Pendidikan dalam Dunia Pendidikan

Menurut Crow&Crow, pendidikan terdiri dari:

  1. Pendidikan Informal

Didapat dari belajar yang secara relative kurang atau tanpa disadari, yang

berlangsung bebas menyertai kehidupan sehari-hari.

  1. Pendidikan Formal

Didapat dari belajar yang mempergunakan program terencana, biasanya disebut

pendidikan sekolah.

 

Psikologi Pendidikan di sekolah berusaha memecahkan masalah-masalah sbb:

  1. pengaruh pembawaan dan lingkungan atas belajar;
  2. teori dan proses belajar;
  3. hubungan antara taraf kematangan dan taraf kesiapan belajar;
  4. individual differences dan pengaruhnya terhadap hasil pendidikan;
  5. perubahan batiniah yang terjadi selama belajar;
  6. hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar;
  7. teknik evaluasi yang efektif atas kemajuan yang dicapai anak didik;
  8. perbandingan hasil pendidikan formal dan informal atas individu;
  9. nilai sikap ilmiah terhadap pendidikan yang dimiliki para petugas pendidikan

(guru); dan

  1. pengaruh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yang diterima. (Suryabrata,1988)

 

II.7. Manfaat Psikologi Pendidikan

Dalam dunia pendidikan untuk mencapai pendidikan yang maksimal dan efektif bukan hanya terkait pembahasan kurikulum belaka, namun juga permasalahan psikologis peserta didik dan model pengajaran pendidiknya juga harus tetap diperhatikan. Oleh karena itu, psikologi pendidikan menjadi penting untuk dipelajari oleh setiap pendidik ataupun calon pendidik. Berikut terdapat beberapa manfaat  dalam mempelajari psikologi pendidikan:

  1. Memahami Perbedaan Siswa (Diversity of Student)

Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, tidak ada yang sama antara siwa satu dengan siswa yang lainnya. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-masing potensi yang dimiliki oleh anak. Dengan pemahaman guru yang baik terhadap siswanya, maka bisa menciptakan hasil pembelajaran yang efektif dan efisien serta mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.

  1. Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran

Sebagai sorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru melalui mempelajari psikologi terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan model pendidikan sudah bisa menyesuaiakan dengan kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal.

  1. Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas

Kemampuan guru dalam menciptakan iklim dan kondisi pembelajaran yang kondusif mampu membantu proses pembelajaran berjalan secara efektif. Seorang pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip yang tepat dalam proses belajar mengajar, pendekatan yang berbeda menyesuaikan karakteristik siswa dalam mengajar untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang lebih baik. Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif,  sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan secara efektif.

  1. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa

Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga diharapkan bisa menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan kepada peserta didiknya, terutama ketika peserta didik mendapatkan permasalahan akademik. Dengan berperan sebagai seorang pembimbing seorang pendidik juga lebih bisa melakukan pendekatan secara emosional terhadap peserta didiknya. Jika sudah tercipta hubungan emosional yang positif antara pendidik dan peserta didiknya, maka proses pembelajaran juga akan tercipta secara menyenangkan.

  1. Mengevaluasi Hasil Pembelajaran

Tugas utama guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan melakukan evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari psikologi pendidikan diharapkan seorang pendidik mampu memberikan penilaian dan evaluasi secara adil menyesuikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya.

 

 

BAB III PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Manusia pada hakekatnya selalu ingin mengalami perubahan secara dinamis sesuai perkembangan jaman.Dengan adanya Psikologi pendidikan, pendidik dimudahkan dalam menjalankan proses belajar mengajar serta mengetahui bagaimana memanusiakan manusia secara baik yaitu mengetahui bagaimana keadaan peserta didiknya. Psikologi  Pendidikan bermaksud membantu pendidik untuk mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan keadaan psikis peserta didik.

Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, danmelatih. Kegiatan tersebut kita laksanakan sebagai suatu usaha untuk mentransformasikan nilai-nilai. Maka dalam pelaksanaanya, kegiatan tadi harus berjalan secara serempak dan terpadu, berkelanjutan, serta serasi dengan perkembangan anak didik serta lingkungan hidupnyadan berlangsung seumur hidup.

 

III.2. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan :

  1. Para pendidik mampu secara optimal mengembangkan potensi para siswanya.
  2. Pendidik dapat mengetahui cara yang tepat untuk menyampaikan materi kepada para siswanya agar mudah diterima.
  3. Dengan mengetahui hakekat manusia diharapkan kita lebih bisa memposisikan diri kita sebagaimana mestinya.

 

Daftar pustaka

Rama, Tri. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung

Mustaqim,Abdul Wahib.2010.Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT Rinek Cipta

Rifa’i, Ahmad.dkk.2015.Psikologi Pendidikan.Semarang:Unnes Press 

https://kumpulan-jurnalkeren.blogspot.co.id/2015/01/jurnal-tentang-psikologi-pendidikan.html 31/08/2016 18.46

https://8tunas8.files.wordpress.com/2009/11/hakikat-manusia-dalam-psikologi.doc 31/08/2016 19.02

https://ejurnal.fip.ung.ac.id/index.php/PDG/article/download/214/209 31/08/2016 19.14

https://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Psikologi%20Pendidikan.pdf 31/08/2016 19.34

https://berbagi-media-pengetahuan.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-definisi-psikologi.html  06/09/2016 22.20

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

MAKALAH HAKIKAT MANUSIA DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KELOMPOK 1 :

  1. Alisha Rahma Putri 2201415087
  2. Anika Juniartuni 2201415045
  3. Fria Bintang Listiawati 2201415055
  4. Dicky diskriyanto 2201415103
  5. Desvi Prihapsari 3601415037
  6. Rena Yuliantika Shora 4101415028

 

 

Author:
• Thursday, October 20th, 2016

2016-rps-pend-karakter

Author:
• Thursday, October 20th, 2016

Kajian dasar Psikologi kognitif, dapat kita nikmati dari karya mahasiswa Psikologi Unnes angkatan 2015. Karya ini merupakan tugas pengganti UTS mereka.